Surabaya, 13 Juni 2025 — Dalam upaya memperkuat nilai-nilai toleransi dan memperkokoh persatuan dalam masyarakat yang majemuk, sejumlah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN Jatim) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Moderasi Beragama sebagai Pilar Keharmonisan Sosial”. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Mubarok, Gunung Anyar, Surabaya, dan menyasar generasi muda sebagai agen perubahan masa depan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), dengan melibatkan sembilan mahasiswa angkatan 2024. Fokus utama kegiatan ini adalah menanamkan pemahaman tentang pentingnya sikap moderat dalam beragama kepada siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Beberapa agenda utama yang dilakukan antara lain diskusi publik, penyampaian materi tentang moderasi beragama, dan sesi interaktif berbasis nilai-nilai toleransi, dialog lintas iman, serta pentingnya hidup rukun dalam keberagaman. Dalam suasana yang penuh semangat dan keakraban, para peserta aktif bertanya dan berdiskusi, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap tema yang diangkat.
“Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, menyadari pentingnya sikap moderat dalam beragama, tidak ekstrem ke kiri atau ke kanan dan Masyarakat dapat saling menghargai satu sama lain sehingga tidak terjadi perpecahan,”. ujar Nino Ahmadiy, selaku koordinator mahasiswa pengabdian.
Selain mahasiswa, kegiatan ini juga dihadiri oleh tokoh agama, pemuda lintas iman, serta perwakilan komunitas lokal. Kehadiran mereka memberikan nuansa inklusif dan memperkuat pesan bahwa moderasi beragama adalah tanggung jawab bersama, lintas usia dan keyakinan.
Dr. Fazlul Rahman, Lc., M.A.Hum, salah satu dosen pembimbing kegiatan ini, menegaskan bahwa pengabdian semacam ini merupakan bentuk nyata kontribusi kampus dalam menyukseskan program strategis nasional mengenai penguatan moderasi beragama
“Moderasi bukan berarti netral tanpa sikap, tetapi menunjukkan keadilan, keterbukaan, dan proporsionalitas dalam memahami serta mengamalkan ajaran agama. Ini juga bagian dari tanggung jawab akademik yang berdampak langsung pada masyarakat,” tegas Dr. Fazlul.
Acara ditutup dengan doa bersama dan penampilan seni budaya dari pemuda setempat sebagai simbol komitmen menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Para mahasiswa berharap kegiatan seperti ini dapat dijadikan contoh dan direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia, sebagai langkah konkret membangun Indonesia yang rukun, damai, dan saling menghargai dalam keberagaman.