Perkenalkan, nama saya Teguh Sulistio, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya hidup dan tumbuh di era digital, di mana teknologi sudah berkembang pesat dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kalangan sudah akrab dengan teknologi, mulai dari mahasiswa, pelajar, orang tua, guru, dosen, bahkan anak usia dini yang masih berumur sekitar tiga tahun pun sudah mengenal teknologi.
Sejak bangun tidur hingga kembali tidur, aktivitas manusia tidak lepas dari gadget atau yang sering disebut sebagai “setan gepeng”. Dunia pendidikan pun ikut terdampak oleh perkembangan ini. Di Indonesia, teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi akses, metode pembelajaran, maupun kualitas pengajar. Jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi dapat menjadi game changer bagi pendidikan Indonesia.
Teknologi Membuat Akses Pendidikan Semakin Luas
Salah satu manfaat paling terasa dari perkembangan teknologi adalah semakin mudahnya akses terhadap pendidikan. Pada masa lalu, siswa di daerah terpencil sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak. Namun saat ini, dengan adanya internet, platform pembelajaran daring, dan kelas online, jarak tidak lagi menjadi hambatan utama.
Pengalaman selama pandemi COVID-19 menjadi bukti nyata bahwa teknologi benar-benar berperan sebagai penyelamat. Sekolah yang biasanya melakukan pembelajaran tatap muka terpaksa beralih ke pembelajaran daring, tetapi proses belajar mengajar tetap dapat berjalan. Menurut World Bank, teknologi pendidikan (Education Technology atau EdTech) memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan pembelajaran dan tetap relevan digunakan meskipun pandemi telah berakhir.
Di era digital, teknologi juga membuat proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel. Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja tanpa harus selalu menunggu di dalam kelas. Selain itu, berbagai platform digital mampu menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan masing-masing siswa. Siswa yang cepat memahami materi tidak mudah merasa bosan, sementara siswa yang masih mengalami kesulitan dapat belajar secara perlahan sesuai ritme mereka.
Contoh media pembelajaran yang sering digunakan antara lain YouTube, Ruangguru, Nurul Fikri, dan Brainly. Melalui gadget saja, siswa sudah bisa mengakses berbagai sumber belajar dengan mudah dan fleksibel. Dengan bantuan platform tersebut, guru juga dapat memantau perkembangan siswa secara lebih jelas, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif karena pengajar dapat mengetahui bagian materi yang perlu diperbaiki.
Teknologi di zaman sekarang, seperti Artificial Intelligence (AI), bukan bertujuan untuk menggantikan pengajar maupun peran manusia. Sebaliknya, AI hadir sebagai alat bantu yang mendukung pengajar agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, kreatif, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Saat ini tersedia banyak pelatihan online, modul digital, serta komunitas belajar bagi para pengajar. Pemerintah melalui Kemendikbudristek juga menyediakan berbagai platform pembelajaran digital yang dapat digunakan oleh pengajar dan siswa. Dengan adanya teknologi, pengajar dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi, misalnya melalui video, animasi, dan kuis interaktif. Hal ini membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan dan meningkatkan minat belajar siswa.
Meskipun pemanfaatan teknologi terlihat modern dan menarik, penerapannya dalam pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Tidak semua daerah memiliki akses internet yang stabil, dan tidak semua siswa memiliki perangkat gadget yang memadai. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan digital.
Selain itu, tidak semua guru dan siswa siap secara mental maupun keterampilan dalam memanfaatkan teknologi secara optimal. Jika tidak diimbangi dengan pelatihan dan kebijakan yang jelas, penggunaan teknologi justru berpotensi memperbesar ketimpangan dalam dunia pendidikan.
Agar teknologi benar-benar memberikan dampak positif bagi pendidikan, beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain:
1. Pemerataan akses internet dan perangkat, terutama di daerah terpencil.
2. Pelatihan pengajar secara berkelanjutan dalam pembelajaran digital.
3. Pemanfaatan teknologi yang berfokus pada kualitas pembelajaran, bukan sekadar mengikuti tren.
4. Penerapan aturan yang jelas terkait keamanan dan etika digital, khususnya bagi pelajar.
UNESCO juga menegaskan bahwa teknologi dalam pendidikan akan efektif apabila didukung oleh kebijakan yang tepat, pengajar yang siap, serta akses yang adil bagi seluruh peserta didik.
Kesimpulan
Teknologi memiliki peran yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Mulai dari memperluas akses pendidikan, membuat pembelajaran lebih fleksibel, hingga meningkatkan kualitas pengajaran. Namun, teknologi bukanlah solusi instan. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, sekolah, pengajar, dan siswa agar manfaat teknologi dapat dirasakan secara merata. Jika dimanfaatkan secara bijak, teknologi dapat menjadi kunci menuju masa depan pendidikan Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan.
________________________________________
Teguh Sulistio
Sumber:
1. World Bank. Education Technology (EdTech) and COVID-19 Response in Indonesia.
2. World Bank. Framework for Learning Recovery in Indonesia.
3. UNESCO. Global Education Monitoring (GEM) Report 2023: Technology in Education.
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Transformasi Digital Pendidikan.
5. DataReportal. Digital 2024: Indonesia.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































