Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim tengah menjadi topik panas dunia global saat ini. Perubahan ke arah negatif yang cukup masif menuntut setiap negara untuk terus bertransformasi dalam kebijakan pembangunan. Indonesia sebagai negara yang dijuluki dengan “Paru-Paru Dunia” memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, utamanya hutan. Kebijakan sektoral di bidang lingkungan hidup tidak bisa menjadi satu-satunya andalan karena diperlukan keterlibatan dari seluruh instrumen pembangunan, termasuk pengelolaan fiskal dan perbendaharaan negara.
Perbendaharaan negara yang selama ini identik hanya pada pengelolaan kas, utang, dan belanja negara, kini dihadapkan dengan tantangan baru: bagaimana mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam sistem fiskal. Konsep perbendaharaan hijau atau sering disebut dengan green treasury menjadi salah satu pendekatan yang dapat menjawab tantangan tersebut. Dengan perbendaharaan hijau, pengelolaan keuangan negara tidak hanya berfokus pada menjaga stabilitas fiskal, tetapi juga mendorong tercapainya pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Konsep Perbendaharaan Hijau
Perbendaharaan hijau (green treasury) tidak hanya tentang komitmen untuk melakukan penghematan sumber daya seperti listrik, air, dan kertas, tetapi juga standar baru bagi pemerintah dalam mengelola fiskal dengan menempatkan aspek lingkungan sebagai salah satu bagian penting dari pengambilan kebijakan dan praktik pengelolaan keuangan negara. Jika perbendaharaan negara pada umumnya hanya berorientasi pada efektivitas dan efisiensi anggaran maka dalam perbendaharaan hijau, kepedulian terhadap lingkungan menjadi aspek tambahan.
Dengan demikian, prinsip dasar perbendaharaan hijau meliputi transparansi, akuntabilitas, keberlanjutan, serta tanggung jawab terhadap generasi mendatang. Perbendaharaan negara kini tidak lagi netral terhadap isu lingkungan, melainkan proaktif dalam mengarahkan belanja, pembiayaan, dan investasi negara ke arah yang lebih hijau.
Strategi Perbendaharaan dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan green sukuk dan green bond sebagai bentuk komitmen dan respon terhadap perubahan iklim. Green sukuk dan green bond ditujukan untuk mendanai berbagai proyek ramah lingkungan seperti energi terbarukan, transportasi rendah emisi, pengelolaan limbah, serta ketahanan iklim. Beberapa strategi perbendaharaan hijau yang dapat diterapkan oleh pemerintah antara lain:
Pengelolaan Belanja Negara Berorientasi Lingkungan
Pengelolaan belanja negara menjadi salah satu instrumen strategis dalam menghadapi perubahan iklim. Dengan adanya perbendaharaan hijau, alokasi belanja negara dapat diarahkan untuk program-program yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan seperti rehabilitasi hutan, pengembangan energi bersih, dan pengelolaan sampah terpadu. Salah satu kebijakan yang dapat diterapkan oleh pemerintah guna mendukung perbendaharaan hijau adalah eco-budget tagging, yaitu penandaan anggaran yang ditujukan untuk perbaikan dan pemeliharaan lingkungan.
Manajemen Kas dan Investasi Ramah Lingkungan
Manajemen kas juga menjadi strategi penting bagi negara untuk mendukung perbendaharaan hijau. Dengan manajemen kas yang baik serta penempatan dana pemerintah yang lebih diprioritaskan pada instrumen investasi hijau maka setiap rupiah dalam kas negara memiliki dampak tidak hanya dapat menjaga stabilitas fiskal, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Penguatan Sistem Akuntabilitas dan Transparansi
Perjalanan perbendaharaan hijau memerlukan pendampingan dan perhatian dari seluruh masyarakat yang didukung dengan sistem akuntabilitas dan transparansi yang kuat. Pelaporan keuangan negara perlu ditambahkan pendekatan green reporting yang tidak hanya menyajikan angka-angka fiskal, tetapi juga mengukur dampak lingkungan dari belanja negara.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan lingkungan dalam pengelolaan belanja, pembiayaan, manajemen kas, serta pelaporan, perbendaharaan negara dapat menjadi pendorong bagi ekonomi dan pembangunan hijau. Selain itu, perbendaharaan hijau bukan hanya sebagai tren kebijakan, melainkan urgensi untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Melalui kolaborasi yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat, bukan hal yang tidak mungkin bagi Indonesia untuk menjadi pelopor pembangunan berkelanjutan secara global. Dengan demikian, setiap rupiah yang dikelola tidak hanya dapat mendukung stabilitas fiskal, tetapi juga menyelamatkan bumi untuk generasi mendatang.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”