Minyak nabati memiliki peran besar dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua hal, mulai dari kebutuhan rumah tangga sampai industri pangan berskala besar, bergantung pada minyak. Hingga saat ini, minyak sawit masih menjadi yang paling unggul karena produksinya tinggi, harga yang relatif murah, dan mudah diaplikasikan ke berbagai produk. Namun, perhatian sosial kini mulai meningkat seiring dengan adanya isu lingkungan serta kesehatan yang muncul. Maka, diperlukan alternatif lain dalam pemanfaatan minyak nabati, salah satu contohnya adalah minyak jagung.
Minyak jagung dihasilkan dari lembaga (germ) jagung, yaitu bagian biji jagung yang mengandung lemak. Berbeda dengan minyak nabati lainnya yang ditanam khusus untuk diambil minyaknya, minyak jagung merupakan produk samping dari industri pengolahan jagung, terutama proses wet milling yang menghasilkan pati, sirup glukosa, dan lain-lain. Produksi minyak jagung relatif lebih mudah karena memanfaatkan hasil samping dari industri pengolahan jagung yang sudah ada.
Dari sisi gizi, minyak jagung mengandung banyak asam lemak tak jenuh, terutama asam linoleat. Hal ini menjadikan minyak jagung digadang-gadang bermanfaat bagi kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak jagung dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dalam tubuh, terutama karena kandungan fitosterol pada minyak jagung yang berperan dalam menghambat penyerapan kolesterol di usus.
Penelitian oleh Maki dan rekan-rekannya (2015) yang dipublikasikan dalam Journal of clinical lipidology mengatakan bahwa minyak jagung memiliki efek penurunan kolesterol yang signifikan dibanding beberapa jenis minyak nabati lain. Hal tersebut mendukung anggapan bahwasanya minyak jagung tidak hanya bernilai secara ekonomi, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan juga.
Selain itu, minyak jagung juga cukup fleksibel dalam penggunaannya. Rasanya yang netral, dan warnanya yang jernih, menjadikanya cocok untuk berbagai keperluan memasak seperti menumis, menggoreng ringan, hingga bahan baku saus ataupun salad dressing. Keunggulan utama minyak jagung terletak pada efisiensi sistem produksinya. Minyak jagung hadir sebagai produk samping bernilai tambah, karena minyak jagung terbentuk dari hasil proses penggilingan jagung basah (wet milling) yang diproduksi dalam jumlah besar untuk kebutuhan pangan.
Namun, minyak jagung juga memiliki keterbatasan yang perlu diperhatikan. Kandungan asam lemak tak jenuh ganda yang tinggi membuat minyak ini lebih rentan terhadap oksidasi, terutama pada pemanasan suhu tinggi dan penggunaan berulang. Mulyani dan Sujarwanta (2018) dalam bukunya yang berjudul “Lemak dan minyak” menjelaskan bahwa minyak dengan kandungan asam linoleat tinggi cenderung lebih cepat mengalami degradasi oksidatif.
Keterbatasan ini menyebabkan minyak jagung kurang ideal untuk aplikasi penggorengan berat dalam skala industri. Dalam konteks ini, minyak sawit masih lebih unggul karena stabilitas oksidatifnya yang tinggi dan umur simpan yang lebih panjang. Artinya, minyak jagung belum bisa menggantikan minyak sawit secara total, terutama untuk kebutuhan industri besar. Meskipun demikian, minyak jagung sebagai produk samping tetap memiliki dampak pada optimalisasi hasil pertanian.
Referensi:
Maki, K. C., Lawless, A. L., Kelley, K. M., Kaden, V. N., Geiger, C. J., & Dicklin, M. R. (2015). Corn oil improves the plasma lipoprotein lipid profile compared with extra-virgin olive oil consumption in men and women with elevated cholesterol: results from a randomized controlled feeding trial. Journal of clinical lipidology, 9(1), 49-57.
Mulyani, H. R. A., & Sujarwanta, A. (2018). Lemak dan minyak. Metro: Lembaga Penelitian UM Metro.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































