Isu-isu publik seperti malnutrisi dan kesehatan mental di kalangan remaja kini menjadi sorotan utama di Indonesia, terutama setelah masa pandemi. Program “makan bergizi gratis” atau inisiatif penyediaan makan siang di sekolah yang didukung oleh pemerintah, bertujuan memberikan asupan makanan sehat bagi anak-anak dan remaja dari keluarga berpenghasilan rendah. Namun, menurut pandangan saya, program ini tidak seharusnya hanya difokuskan pada pemenuhan kebutuhan fisik semata, tetapi juga harus dikaitkan dengan aspek kesehatan mental, sebagaimana telah dibahas dalam opini sebelumnya terkait pengaruh media sosial. Kekurangan gizi dapat memperburuk risiko depresi dan kecemasan di kalangan muda, sehingga integrasi antara program gizi dan dukungan kesehatan mental menjadi sangat penting untuk menciptakan dampak yang lebih menyeluruh.
Keterkaitan antara gizi dan kesehatan mental tidak bisa dipisahkan. Anak muda yang kekurangan asupan nutrisi cenderung lebih rentan mengalami gangguan psikologis seperti depresi, yang juga dapat diperparah oleh penggunaan media sosial secara berlebihan. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO, 2022), malnutrisi pada anak dan remaja dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif serta emosional, sementara kekurangan zat gizi seperti zat besi dan vitamin D dapat meningkatkan risiko kecemasan hingga 30%. Di Indonesia, sekitar 27% anak usia sekolah mengalami stunting (UNICEF, 2023), sehingga program makan bergizi gratis dapat menjadi langkah strategis untuk mengatasi hal tersebut. Saya melihat bahwa memperluas cakupan program ini dapat sekaligus membantu mengurangi gangguan mental yang dipicu oleh tekanan sosial digital, karena remaja yang cukup gizi lebih tahan terhadap pengaruh negatif media sosial.
Salah satu keunggulan utama dari program makan bergizi gratis adalah meningkatnya akses terhadap makanan sehat di lingkungan sekolah. Program seperti Sekolah Sehat dari Kementerian Pendidikan telah menunjukkan bahwa penyediaan makanan bergizi dapat meningkatkan konsentrasi serta prestasi belajar siswa. Penelitian dari Journal of Nutrition (2021) juga menemukan bahwa siswa yang mendapatkan makanan bergizi gratis mengalami penurunan gejala depresi hingga 20%, karena nutrisi yang baik mendukung produksi serotonin di otak. Menurut saya, hubungan ini sangat relevan dengan isu kesehatan mental akibat media sosial; remaja yang sehat secara fisik memiliki ketahanan emosional yang lebih baik terhadap tekanan seperti cyberbullying atau FOMO (Fear of Missing Out). Namun, hambatan seperti keterbatasan anggaran dan distribusi yang belum merata masih menjadi tantangan, sebagaimana disebutkan dalam laporan BPS (2023) bahwa hanya sekitar 60% sekolah di wilayah pedesaan yang memiliki akses penuh terhadap program tersebut.
Walau memiliki dampak positif, saya menekankan pentingnya integrasi antara program gizi dan kesehatan mental. Berdasarkan opini sebelumnya tentang media sosial, banyak remaja yang kecanduan dunia digital justru mengabaikan pola makan sehat, memperburuk kondisi malnutrisi. Laporan dari Royal Society for Public Health (2017) menjelaskan bahwa gizi buruk dapat memperkuat siklus kecemasan, di mana remaja dengan kekurangan nutrisi menjadi lebih rentan terhadap konten negatif di media sosial. Pemerintah Indonesia dapat menggabungkan kedua isu ini melalui program nasional, misalnya dengan mengintegrasikan makan bergizi gratis dan edukasi literasi digital. Saya yakin, dengan pendekatan menyeluruh, program ini tidak hanya mengatasi kelaparan, tetapi juga memperkuat ketahanan mental generasi muda.
Untuk mencapai tujuan tersebut, beberapa langkah nyata perlu dilakukan. Pertama, pemerintah perlu menambah alokasi anggaran bagi program makan bergizi gratis, sebagaimana direkomendasikan dalam SDG Progress Report (2023), agar dapat menjangkau seluruh sekolah. Kedua, perlu adanya kolaborasi antara program gizi dengan layanan kesehatan mental, misalnya melalui keberadaan psikolog di sekolah. Ketiga, keterlibatan masyarakat dalam memantau efektivitas program sangat diperlukan agar hasilnya dapat terukur dan berkelanjutan. Jika hal ini diabaikan, malnutrisi dapat terus memperburuk kondisi kesehatan mental remaja, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan produktivitas nasional.
Sebagai penutup, program makan bergizi gratis merupakan langkah penting dalam menangani isu publik di Indonesia dan harus disinergikan dengan upaya peningkatan kesehatan mental sebagaimana diangkat dalam opini sebelumnya. Dengan menggabungkan kedua aspek tersebut, kita dapat menciptakan generasi muda yang sehat secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, saya mendorong pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memperkuat implementasi program ini sebagai bagian dari strategi pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Daftar Pustaka
· World Health Organization [WHO]. (2022). The state of food security and nutrition in the world. https://www.who.int/publications/i/item/9789241565048
· UNICEF. (2023). Child nutrition in Indonesia: Progress and challenges. https://www.unicef.org/indonesia/reports/child-nutrition-report-2023
· Royal Society for Public Health. (2017). #StatusOfMind: Social media and young people’s mental health and wellbeing. https://www.rsph.org.uk/our-work/policy/wellbeing/status-of-mind.html
Badan Pusat Statistik [BPS]. (2023). Statistik kesehatan dan gizi Indonesia 2023. https://www.bps.go.id/publication/2023/12/31/9e6c5a4f2a4b4f5e8a6b7c9d/statistik-kesehatan-dan-gizi-indonesia-2023.html
Informasi Dari:
Nur Andini Febriani Putri (14020125140132)
Email : andinif603@gmail.com
Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”