PENDAHULUAN
1.1 Identitas Mitra Sasaran
Nama Mitra : 1. Pemerintah Desa Talokwohmojo
2. Kader Posyandu
3. Balita Stunting
Alamat : Desa Talokwohmojo Kecamatan Ngawen
Kabupaten Blora Provinsi jawa Tengah
Penanggung jawab : Ernawan
Jabatan Penanggungjawab : Kepala Desa Talokwohmojo
Bidang Kegiatan : Konvergensi Percepetan Pencegahan Stunting DiTingkat Desa
Deskripsi Mitra sasaran : 1. Pemerintah Desa sebagai peran utama untuk keberhasilan dalam meningkatkan cakupan Pencegahan stunting
2. Kader Posyandu “Wargo Tentrem” Desa Talokwohmojo melalui kegiatan Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu, bayi, dan anak.
1.2 Analisis Situasi Mitra Sasaran
Desa Talokwohmojo adalah Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Desa Talokwohmojo memilikai 4 RW dan 24 RT. Dan Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Talokwohmojo adalah petani, pedagang dan buruh dengan tingkat pendidikan menengah kebawah. Dengan keadaan dan latar belakang tersebut maka sangat penting untuk meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang kesehatan, ekonomi dan pendidikan. Melalui kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang difasilitasi oleh kampus ITB Ahmad Dahlan Jakarta ini, sebagai mahasiswa kami berniat ingin mengabdikan diri berintegrasi dengan intansi dan lembaga yang ada di Desa Talokwohmojo dalam membantu memberikan edukasi serta wawasan tentang pengendalian stunting.
Berkaitan dengan program pemerintah tentang percepatan penurunan stunting tingkat desa, maka kami berintegrasi dengan kader posyandu di Desa Talokwohmojo membantu mereka dalam menyiapkan dan menyusun siklus menu untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Stunting. kurang gizi. Tahun 2024 terdapat 11 anak yang teridentifikasi stunting di Desa Talokwohmojo, oleh karena itu sangat mendesak untuk segera melakukan tindakan dalam mempercepat penurunan angka stunting di Desa Talokwohmojo.
Stunting merupakan kondisi dimana panjang atau tinggi badan dan berat badan yang tidak sesuai dengan standar umurnya. Stunting merupakan masalah gizi yang bersifat kronis karena menjadi salah satu keadaan malnutrisi yang memiliki hubungan dengan tidak tercukupinya gizi di masa lampau (Fatimah, 2021). Kami memlilih untuk bekerjasama dengan kader posyandu karena posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan pada masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu, bayi,dan anak.
1.3. Identifikasi Masalah Mitra Sasaran dan Solusi yang Ditawarkan
a. Identifikasi Masalah Mitra Sasaran
Permasalahan tentang angka stunting, Merujuk pada Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Dana Desa salah satunya adalah pencegahan dan penurunan stunting di Desa dan perluasan akses layanan kesehatan sesuai kewenangan desa. Maka kami bekerjasama dengan pengurus Posyandu desa melakukan musyawarah “Rembug Stunting” untuk menentukan arah kebijakan dalam mencegah stunting.
Menurut laporan dari ahli gizi Puskesmas Ngawen bahwa terdapat 11 anak terdeteksi stunting,
b. Solusi yang ditawarkan
Berdasarkan identifikasi masalah mitra sasaran, maka solusi yang ditawarkan kepada mitra sasaran adalah :
1. Bekerjasama Dengan Pemerintah Desa Dengan Mengintegrasikan Program Yang Ada Di Desa.
2. Bekerjasama Dengan Kader Posyandu Desa Dengan Mengintegrasikan Program Pencegahan Stunting Di Desa.
Ikut serta dalam Rapat Koordinasi Pra Posyandu setiap bulan dan mengevaluasi hasil serta merencakan kegiatan posyandu yang akan datang. Melaksanakan musyawarah Rembug Stunting tingkat desa dalam rangka membahas hasil perumusan kegiatan melalui diskusi terarah untuk membuat komitmen Desa dan menetapkan kegiatan-kegiatan konvergensi dalam menangani stunting.
c. Manfaat Kegiatan
Dengan terlaksananya kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat dirasakan oleh stake holder yang terlibat. Adapun manfaat yang bisa dirasakan antara lain :
Dengan stake holder mitra sasaran yaitu Ibu-bu memiliki balita dan kader dapat mengetahui informasitentang gizi, perawatan Kesehatan danpola asuh yang benar.
METODE KEGIATAN
2.1. Metode Pelaksanaan
Berdasarkan pemetaan masalah mitra sasaran dan solusi yang ditawarkan adalah mesosialisasikan tentang pentingnya kesehatan masayarakat,dan pola hidup sehat. Adapun tahapan dari pelaksanaan kegiatan ini diantaranya adalah :
1. Rapat Persiapan
Pertemuan yang dilaksanakan melalui daring oleh Dosen Pembimbing Lapangan sebelum palaksanaan Program MBKM adalah rapat persiapan, strategi, dan semua aspek yang terkait dengan keberhasilan program. Secara eksternal menyampaikan gambaran umum, latar belakang, tujuan serta manfaat program kepada mitra sasaran.
2. Koordinasi dengan Mitra Sasaran (Pemerintah Desa Talokwojmojo, Kader Posyandu)
Koordinasi dengan tujuan untuk membahas hal-hal teknis terkait masalah dan solusi yang ditawarkan, serta membahas persiapan pelaksanaannya, sehingga perencanaan pembangunan desa dapat terealisasi dengan baik dan bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh masayarakat.
3. Memberikan PMT untuk balita yang teridentifikasi stuting dan Melaksanakan Musyawarah Rembug Stunting Dan Melakukan Evaluasi Kegiatan Posyandu melalui Rakor Bulanan.
Dari data yang diperoleh dari puskesmas Ngawen maka pemerintah desa Talokwohwohmojo menanggarkan PMT Stunting yang mana PMT Stunting tersebut diberikan selama 90 hari. Selain itu jugadiadakan jegiatan Rembuk Stunting dimana kegiatan tersebut membahas terkait bagaimana cara pencegahan stunting dan bagaimana cara penekanan penurunan angka stunting di Desa Talokwohwohmojo. dengan strategi pemantauan ahli gizi dari Puskesmas Ngawen secara langsung serta terintegrasi dengan program desa.
HASIL KEGIATAN
3.1 Deskripsi dan Tahap Kegiatan
1. Rapat Persiapan
Rapat persiapan diselenggarakan secara daring dengan dosen pembimbing membahas persiapan, strategi, dan semua aspek yang terkait dengan keberhasilan program.
2. Koordinasi dengan Mitra Sasaran (Pemerintahan Desa)
Membahas waktu pelaksanaan, persiapan pelaksanaan Program Pengentasan Stunting.
Berikut disampaikan hasil dari koordinasi dengan mitra
sasaran, Bersama Kader Kesehatan atau kader posyandu melakukan sosialisasi terkait pencegahan stunting pada setiap acara posyandu
3. Koordinasi dengan Mitra Sasaran (Kader Posyandu Desa Talokwohmojo)
Melaksanakan Musyawarah Rembug Stunting. Pembahasan usulan-usulan program / kegiatan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif serta melakukan pengolahan data.
Berikut disampaikan hasil musyawarah sebagai berikut :
3.2. Hasil Kegiatan yang Telah Dicapai
Dari hasil kegiatan program yang dilaksanakan bersama kader posyandu Desa Talokwohmojo tentang Pemulihan stunting maupun pencegahan stunting akan tetap menjadi perhatian khusus dari Pemerintah Desa Talokwohmojo dengan melibatkan beberapa instansi dan unsur. Dari kegiatan bulanan Posyandu yang dilaksanakan merupakan salah satu wadah pemberdayaan masyarakat untuk mengawasi kesehatan bumil dan balita, untuk memastikan tumbuh kembang janin dan balita sesuai dengan umurnya.
3.3 Hasil Evaluasi Kegiatan
Hasil evaluasi kegiatan adalah sebagai berikut : Telah dilaksanakannya kegiatan pemberian PMT Stunting kepada 11anak yang teridikasi stunting
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Melalui kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang difasilitasi oleh kampus ITB Ahmad Dahlan Jakarta ini, sebagai mahasiswa kami berintegrasi dengan intansi dan lembaga yang ada di Desa Talokwohmojo dalam membantu memberikan edukasi serta wawasan tentang Kesehatan, Selain itu, berkaitan dengan program pemerintah tentang percepatan penurunan stunting tingkat desa, maka kami berintegrasi dengan kader posyandu, ahli gizi di Puskesmas Ngawen dan Bidan Desa dalam upaya membantu mereka dalam menyiapkan dan menyusun siklus menu untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk 11 balita stunting, naik, sehingga diharapkan pada akhir tahun 2024 angka stunting dapat dicegah dan dapat diturunkan.
4.2 Saran
1. Untuk Program MBKM saran yang dapat penulis sampaikan terkait Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini sangatlah penting bagi mahasiswa dalam memilih program atau kegiatan apa yang saja diperlukan oleh masyarakat dan bersinergi dengan lembaga yang ada melalui intergrasi progran di desa dalam mewujudkan pembangunan secara menyeluruh serta mahasiswa selama mengikuti MBKM dapat menyesuaikan antara mata kuliah yang akan diambil dengan realita di masyarakat.
2. Saran untuk lembaga mitra sasaran diharapkan dapat terus meningkatkan Sumber Daya manusia melalui pemberdayaan masayarakat agar keberlangsungan program pembangunan bisa berjalan dan dapat mensejahterakan masayarakat pada umumnya.
3. Saran untuk pihak kampus diharapkan program MBKM sendiri semoga kedepannya jauh lebih baik dan memperbanyak program pilihan
DAFFTAR PUSTAKA
Fatimah, N. (2021). Perilaku Pencegahan Stunting Pada Ibu Hamil. Jurnal ilmu kesehatan. 15 (2): 97-104.
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2023 tentang Rincian Prioritas Dana Desa