Politik dinasti selama ini tumbuh subur di seluruh negeri . gelaja politik dinasti ini bukan hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga di daerah-daerah, termasuk di Lampung. Saatnya masyarakat bergerak menolak politik dinasti yang telah membunuh pilar demokrasi dan merusak semangat keadilan politik.
Salah satu tokoh muda pernah menegaskan bahwa gerakan melawan politik dinasti harus menjadi gerakan bersama. “Salah satu gerakan yang harus didorong sekuat mungkin oleh LSM dan partai politik adalah mulai melihat manusia sebagai manusia. Jangan biarkan politik dinasti membunuh demokrasi,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan bahwa demokrasi sejati tidak boleh diukur dari hubungan darah atau garis keturunan.
Sebenarnya inti dari demokrasi adalah memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat dari latar belakang apa pun untuk menjadi pemimpin. Tidak peduli apakah seseorang berasal dari kalangan elite atau rakyat biasa, semua mestinya diberi ruang yang sama untuk berpartisipasi baik sebagai pemilih maupun yang dipilih dalam kontestasi politik.
Dengan lahirnya politik dinasti, makna demokrasi itu justru dikhianati. Kekuasaan hanya berputar di lingkaran keluarga tertentu. Akibatnya, regenerasi politik menjadi mandek, dan kesempatan bagi masyarakat luas untuk tampil sebagai pemimpin semakin tertutup.
peristiwa ini menjadi indikasi bahwa demokrasi tidak berjalan di jalan yang semestinya. Politik dinasti menciptakan kerusakan nilai demokrasi, di mana seseorang dipilih bukan karena kapasitas dan integritas, tetapi karena nama belakang atau hubungan keluarga. Akibatnya, saat menjabat, pemimpin lebih sering membela kepentingan kelompoknya sendiri, bahkan tak jarang berurusan dengan penegak hukum.
“Yang terjadi justru politik dinasti untuk memproteksi kepentingan keluarga, bisnis keluarga, dan kekuasaan. Ini sangat buruk bagi masa depan demokrasi,” tegas seorang aktivis demokrasi.
Politik dinasti bukan hanya merusak sistem politik, tetapi juga mempersempit peluang anak muda yang berkompeten untuk tampil di panggung kepemimpinan.
Karena itu, sudah saatnya politik dinasti diakhiri. Mengakhiri politik dinasti berarti memberi angin segar bagi demokratisasi di Indonesia. Rakyat dapat berperan aktif dengan cara tidak memilih calon pemimpin yang terlibat dalam praktik dinasti politik. Sementara partai politik juga harus berani bersikap tegas untuk tidak mencalonkan mereka yang hanya mengandalkan hubungan darah, bukan kemampuan.
Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa pun untuk menjadi pemimpin, tanpa memandang latar belakang keluarga. Hanya dengan cara itulah, cita-cita bangsa yang adil dan berkeadilan sosial bisa benar-benar terwujud.
Jadi, tidak ada alasan lagi bagi kita untuk diam. Saatnya bergerak, saatnya menolak politik dinasti!
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”































































