Apakah kamu tau pulau Sumatra? Pulau Sumatra meurpakan 5 pulau besar yang ada di Indonesia. Letak pulau Sumatra berada di bagian barat Indonesia, di lewati garis katulistiwa, berbatasan dengan laut cina Selatan, selat Malaka, selat sunda, Samudra hindia, Malaysia dan Kalimantan. Pulau ini merupakan pulau terbesar ke 6 di dunia dengan Luas pulau 473,481KM, memiliki iklim tropis dengan bentang alam yang khas, seperti hutan, bukit barisan, dan rawa-rawa. Sumatra terkenal dengan hutan yang rimbun, beraneka ragam kekayaan flora dan fauna. Di Sana terdapat harimau Sumatra, Gajah, Badak Sumatera. Yang baru saja viral kemarin Adalah penemuan bunga Rafflesia Hasselti berada di Pulau Sumatra.
Sumatra terdapat 10 Provinsi, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung. Destinasi unggulan termasuk Danau Toba, Bukittinggi, dan Pantai Tanjung Setia untuk wisata alam serta budaya Minangkabau. Kekayaan sumber daya seperti minyak bumi, sawit, dan gas alam mendukung ekonomi pulau ini. Dengan memilikinya kekayaan yang melimpah, banyak hutan-hutan di Sumatera yang dijadikan lahan Perkebunan kelapa sawit, contoh nya di Taman Nasional Tesso Nilo di Provinsi Riau yang menjadi habitat Gajah Sumatra.
Penebangan hutan di Sumatra saat ini sedang menjadi ancaman ekosistem. Kegiatan ini sangat merugikan jangka Panjang bagi Masyarakat. Penebangan ini bukan dilakukan kecil-kecilan, melaikan sekala besar untuk pembuatan kebun sawit, atau hanya sekedar mengambil kayu-kayu untuk dijual secara illegal. Dengan adanya pembalakan hutan yang besar-besaran, membuat ekosistem alam hancur, hewan-hewan hilang tempat tinggal dan lain sebagainya. Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi ketenangan warga, mengapa? Karena tempat tinggal satwa hilng jadi mereka terpaksa pergi ke pemukiman warga untuk mencari makan atau hanya untuk bertempat tinggal. Konflik ini tidak sampai sini, berdatangan nya satwa liar ke pemukiman warga mengakibatkan hilangnya keamanan warga.
Hutan bukan hanya sebagai tempat tinggal flora dan fauna, namun sebagai tempat respan air. Ketika hujan turun, maka Hutan yang rindang akan menjadi tempat resapan air hujan. Pohon-pohon yang besar, akar-akar yang kuat membuat tanah tidak bergeser. Namun Ketika mesin-mesin besar merobohkan raksasa raksasa hijau tersebut, maka pertahanan nya goyah seketika. Tanpa payung hijau yang rindang, pondasi pohon yang kuat maka alam akan runtuh seruntuh-runtuhnya. ketika hutan tidak mampu menahan air hujan dan air hujan tidak lagi meresap kedalam tanah, tidak lagi menjadi sumber penghidupan malahan menjadi petaka yang mematikan, mengapa? Karena alas telah tiada.
Bencana yang terjadi Ketika hutan telah hilang salah satunya banjir. Banjir terjadi karena tidak ada resapan untuk air hujan. Air deras mengalir ke Sungai dan pemukiman membawa lumpur-lumpur endapan. Tanpa akar yang kuat menyebabkan tanah longsor. Bencana longsor mengakibatkan kerusakan infrastruktur, tergantung dari skala longsor dan deras curah hujannya. Sebagai contoh saat ini bencana yang ada di Sumatra. Bencana di Sumatra merupakan bencana besar yang di tahun ini, bahkan menurut saya merupakan bencana yang sangat miris. Dari data yang ada, sampai saat ini jumlah korban mencapai 1.112 yang meninggal dunia dan 176 orang dinyatakan hilang. Mengapa bencana ini bisa terjadi? Karena hutan-hutan banyak yang di tebang jadikan lahan perekbunan sawit.
Ada yang bertanya apakah kebun sawit termasuk hutan? TIDAK!! Karena menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Lingkungan menegaskan bahwa kelapa sawit merupkan tanaman Perkebunan. Kebun sawit meiliki ruang tumbuh sendiri dan fungsi ekologis berbeda, seperti kurangnya keanekaragaman hayati dibanding hutan alami. Sangat penting untuk menekankan bahwa kebun sawit bukanlah hutan. Kebun sawit mungkin terlihat hijau secara visual, tetapi secara fungsi, itu hanyalah “gurun hijau” yang monokultur. Ia tidak memiliki sistem perakaran yang kompleks seperti hutan hujan, yang dapat mencengkeram tanah dan menyerap banyak air. Akibatnya, masyarakat harus membayar dengan nyawa dan harta benda ketika fungsi hidrologis ini hilang. Tragedi itu menewaskan 1.112 orang. Angka-angka ini lebih dari sekadar statistik; mereka menunjukkan hilangnya kepala keluarga, anak-anak, dan masa depan komunitas. Keuntungan ekonomi sesaat dari penjualan kayu ilegal atau perluasan lahan sawit yang tidak terkendali seringkali tidak sebanding dengan kerugian materiil yang disebabkan oleh banjir bandang, yang menyebabkan kerusakan infrastruktur, rumah warga, dan kegagalan panen.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































