Temu Raya Pemuda Lintas Agama Solo Raya Sukses Digelar, 200 Pemuda Berkolaborasi untuk Perdamaian dan Toleransi
Surakarta, 27 Oktober 2024 – Sebanyak 200 pemuda lintas agama dari berbagai kabupaten di Solo Raya berkumpul di Sarila Hotel Surakarta dalam acara Temu Raya Pemuda Lintas Agama Solo Raya. Acara ini diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Ansor Grogol sebagai bagian dari program Simpul Perdamaian Komunitas Muda, dengan dukungan dari Indika Foundation. Kegiatan ini mengangkat tema besar mengenai pentingnya kolaborasi lintas agama untuk menjaga perdamaian dan mempromosikan inklusi di tengah keberagaman.
Fadhel Moubharok, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Grogol, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran pemuda dalam menjaga keharmonisan di tengah perbedaan.
“Acara ini adalah bukti bahwa kita, para pemuda lintas agama, memiliki kekuatan besar untuk bersama-sama menjaga perdamaian di Solo Raya. Keberagaman bukanlah penghalang, melainkan potensi besar untuk kita saling belajar dan berkolaborasi. Saya harap, kegiatan ini menjadi awal dari langkah-langkah konkret kita untuk mempromosikan toleransi dan inklusi di komunitas kita masing-masing,” tutur Fadhel Moubharok dalam sambutannya.
Kolaborasi untuk Membangun Perdamaian
Workshop ini dipandu oleh Yusuf Dwi Akhial, Ketua Forum Pemuda Sukoharjo Bersatu, yang memoderatori sesi diskusi yang berlangsung dengan dinamis. Acara dibagi dalam tiga sesi yang mengangkat tema besar terkait perdamaian dan toleransi.
Dwi Santoso dari Komunitas Gusdurian, sebagai narasumber utama, membuka diskusi dengan pemaparan tentang pentingnya Kerjasama Antar Agama dalam Membangun Perdamaian. Dalam sesinya, Dwi menjelaskan bahwa keberagaman agama dan budaya di Solo Raya harus dikelola dengan bijak agar menjadi kekuatan, bukan sumber konflik.
“Dialog dan kolaborasi antar agama bukan hanya tentang menciptakan perdamaian, tapi juga membangun masa depan yang lebih baik. Kerjasama lintas agama menjadi kunci untuk menghadapi tantangan-tantangan sosial yang ada di masyarakat kita,” ujar Dwi Santoso dalam pemaparannya.
Sesi kedua, yang bertema Pemahaman Tentang Toleransi dan Keanekaragaman Budaya, menekankan pentingnya menghargai perbedaan budaya dan agama sebagai langkah awal untuk membangun masyarakat yang inklusif. Dwi juga menyoroti peran pemuda dalam menciptakan ruang-ruang aman untuk dialog, sekaligus menjadi agen perubahan yang mampu mempromosikan toleransi di komunitas mereka.
Pada sesi ketiga, peserta diajak untuk mengeksplorasi tema Pemimpin dan Agen Perubahan untuk Perdamaian, di mana diskusi berfokus pada bagaimana para pemuda lintas agama dapat menjadi pemimpin yang membawa perubahan positif. Moderator Yusuf Dwi Akhial mengarahkan diskusi agar peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga merumuskan langkah-langkah praktis yang bisa mereka terapkan di komunitas masing-masing.
Komitmen dan Rekomendasi untuk Perdamaian
Setelah sesi diskusi, para peserta berpartisipasi dalam sesi kolaboratif untuk merumuskan strategi dan rekomendasi konkrit terkait promosi toleransi dan inklusi di wilayah mereka. Hasil dari kegiatan ini akan menjadi panduan untuk program tindak lanjut di komunitas masing-masing, dengan dukungan penuh dari Gerakan Pemuda Ansor dan jaringan lintas agama lainnya.
Di akhir acara, seluruh peserta menandatangani Deklarasi Pemuda Lintas Agama Solo Raya, yang berisi komitmen bersama untuk mempromosikan toleransi, inklusi, dan perdamaian. Deklarasi ini menjadi simbol kuat bahwa pemuda lintas agama di Solo Raya siap menjadi garda terdepan dalam menjaga keberagaman dan mencegah konflik.
Respon Positif dari Peserta
Para peserta merespon kegiatan ini dengan antusias dan penuh optimisme. Salah satu peserta, Andi (23) dari Sukoharjo, menyampaikan kesannya setelah mengikuti acara tersebut. “Saya merasa sangat terinspirasi oleh diskusi-diskusi yang ada, terutama ketika membahas peran pemuda sebagai agen perubahan. Acara ini memberi saya banyak wawasan baru tentang bagaimana saya bisa berkontribusi di komunitas saya untuk mempromosikan toleransi.”
Senada dengan Andi, Siti (25) dari Karanganyar juga memberikan apresiasi. “Diskusi tentang kerjasama antar agama sangat relevan dengan kondisi di sekitar kita. Saya percaya, jika lebih banyak orang yang paham tentang pentingnya dialog dan toleransi, kita bisa mencegah konflik di masa depan.” Para peserta berharap acara seperti ini bisa terus diadakan secara berkelanjutan, sehingga lebih banyak pemuda yang bisa berpartisipasi dan terlibat aktif dalam mempromosikan perdamaian dan inklusi.
Langkah Selanjutnya
Dengan suksesnya Temu Raya Pemuda Lintas Agama Solo Raya, Gerakan Pemuda Ansor Grogol berharap acara ini dapat terus berlanjut dan menghasilkan dampak positif di Solo Raya. Para peserta diharapkan menjadi agen perubahan di komunitas masing-masing dan terus aktif berperan dalam menjaga kerukunan dan perdamaian. Acara ini ditutup dengan sesi foto bersama yang penuh semangat dan optimisme untuk Solo Raya yang lebih harmonis dan damai.