Sidoarjo – Dalam upaya meningkatkan kualitas literasi dan keterampilan jurnalistik di lingkungan pendidikan, SD Muhammadiyah 1 Candi (SD Mica) mengadakan kegiatan pelatihan jurnalistik bertema “Mengemas Fakta menjadi Narasi yang Hidup dan Inspiratif” pada Rabu, 27 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SD MICA, dengan menghadirkan narasumber berpengalaman, Adit Hananta Utama, S.I.Kom, Direktur dan Jurnalis di PT Harian Bhirawa.
Acara dipandu oleh Ustadz M. Fajar Makruf W.D., S.Pd. yang bertugas sebagai moderator sekaligus master of ceremony (MC), yang membawa suasana diskusi menjadi lebih interaktif dan menyenangkan.
Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Ustadz Moh. Rizqi Hidayat, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Urusan Kesiswaan, Sarpras, Humas & Publikasi sekaligus mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, beliau menegaskan pentingnya keterampilan jurnalistik di era digital seperti saat ini, terutama bagi pendidik.
“Guru tidak hanya dituntut bisa mengajar, tapi juga harus mampu menyampaikan informasi secara efektif, salah satunya melalui media tulisan apalagi di Mica ini kita punya majalah dan modul yang dibuat sendiri oleh para guru, sehingga saya harap dengan pelatihan ini dapat menjadi wadah untuk saling belajar mengemas narasi yang baik” ujar Ustadz Rizqi.
Pelatihan Jurnalistik untuk Guru: Kembangkan Kreativitas dan Profesionalisme
Dalam pemaparan materinya, Adit Hananta menyampaikan bahwa media massa kini menjadi salah satu sarana tercepat untuk menyampaikan informasi, termasuk dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, guru dan tenaga pendidik juga harus melek media dan paham bagaimana memanfaatkannya untuk pembelajaran.
“Informasi lebih cepat tersampaikan lewat media massa, jadi para pendidik harus mengikuti perkembangan teknologi. Namun, jangan asal menyebarkan informasi. Dalam dunia jurnalistik, berita yang dipublikasikan harus benar-benar diverifikasi. Kesalahan bisa berakibat fatal karena adanya jejak digital yang tak bisa dihapus,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa dalam menulis berita, penting untuk mengangkat nilai-nilai yang kuat seperti prestasi, kisah inspiratif, info terkini, hingga isu yang sesuai dengan kehidupan dan memiliki unsur humanitas. Nilai-nilai tersebut dapat menyentuh emosi audiens dan membuat berita menjadi lebih menarik dan hidup.
Sebagai contoh konkret, ia menyinggung keberadaan majalah sekolah AiMica yang berisi berbagai kegiatan dan karya siswa. “Orang tua siswa pasti senang melihat anaknya tampil di majalah. Ini bukan hanya meningkatkan minat baca, tapi juga menjadi strategi marketing yang efektif,” tambah Adit.

Struktur Penulisan Berita: Kuasai 5W1H, Buat Pembaca Terpikat
Adit juga mengulas pentingnya struktur dalam penulisan berita. Ia menyampaikan bahwa dalam dunia jurnalistik profesional, tiga paragraf pertama sangat menentukan apakah pembaca akan melanjutkan membaca atau tidak. Karena itu, di awal berita harus memuat unsur 5W1H (What, Who, When, Where, Why, dan How) secara ringkas namun padat.
“Alenia pertama hingga ketiga harus memuat inti informasi. Baru setelah itu kita bisa jabarkan lebih luas. Ini adalah kunci agar tulisan tetap menarik dan tidak membosankan,” ujarnya.
Sesi pelatihan kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Ustadzah Salsabila Destian Dini, S.Pd., yang menanyakan tentang langkah-langkah pengembangan Program Pengembangan Bakat Anak (PBA) Jurnalistik yang saat ini sedang berjalan di SD Mica.
“Kami sedang mengenalkan dunia jurnalistik kepada siswa dalam program PBA. Apa tips agar program ini lebih menarik dan berkelanjutan?” tanya Ustadzah Salsabila.
Menjawab pertanyaan tersebut, Adit memberikan saran yang praktis dan inspiratif. “Kalau dasar jurnalistik sudah dikenalkan, lanjutkan dengan praktik langsung. Ajarkan cara wawancara yang benar, teknik mengambil gambar dan video, serta menyusun transkrip wawancara untuk dijadikan berita. Dari sinilah bakat siswa bisa terus diasah,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan seperti ini tidak hanya berguna untuk guru, tapi bisa menjadi wadah bagi siswa agar mampu berpikir kritis, komunikatif, dan percaya diri.
Kegiatan pelatihan jurnalistik ini ditutup dengan antusiasme dari peserta yang merasa semakin paham dan termotivasi untuk menulis serta mengembangkan media informasi sekolah dengan lebih baik.
SD Muhammadiyah 1 Candi Siapkan Guru dan Siswa Jadi Jurnalis Inspiratif
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, SD Muhammadiyah 1 Candi menunjukkan komitmennya dalam mencetak insan-insan pendidikan yang tidak hanya cakap mendidik, tetapi juga terampil menyampaikan informasi dengan tepat dan menarik.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa dunia pendidikan dan jurnalistik bisa berjalan beriringan. Ketika guru terampil menulis, maka semangat literasi pun akan menular kepada siswa.
Penulis: Asmaul Khusna Tri Wulan Juli
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”




































































