Sebuah langkah baru ditempuh oleh kelompok tani Makmur Tani di Desa Kedongpomahan Wetan, Purworejo, Jawa Tengah. Sejak didirikan pada 22 Mei 2010, kelompok tani ini terus berupaya mencari cara meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Baru-baru ini, kelompok tani Makmur Tani mulai menanam kacang Sacha Inchi (Plukenetia volubilis), tanaman yang dikenal kaya manfaat kesehatan. Kacang Sacha Inchi lazim dikenal sebagai kacang inka, atau kacang Sanchi di Desa Kedongpomahan Wetan.
Selama ini, hasil panen kacang hanya dijual langsung dalam bentuk biji. Padahal, harga kacang jauh lebih murah dibandingkan jika diolah menjadi minyak. Di pasaran, harga kacang Sacha Inchi kemasan kecil sekitar Rp.20.000-25.000 per kg, sementara minyaknya berkisar Rp. 150.000-200.000 per 250 ml. Perbedaan harga ini menunjukkan besarnya peluang peningkatan pendapatan jika petani mampu mengolah biji menjadi minyak.
Menyadari besarnya potensi tersebut, Tim Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dipimpin oleh Dr. Anita Kusuma Wardani dengan anggota Dr. Meiti Pratiwi dan Prof. Tirto Prakoso, Ph.D., berkolaborasi dengan Yayasan Studi Manajemen Inovasi Nyala (Yayasan NYALA) untuk mendampingi para petani. Pada 18 Juli 2025 di Kedongpomahan Wetan, Purworejo, digelar pertemuan dengan anggota kelompok tani guna membahas aspek budidaya, pascapanen, hingga peluang peningkatan nilai tambah. Dari diskusi tersebut, direncanakan program pelatihan pengolahan Sacha Inchi serta pembentukan sub-kelompok khusus produksi minyak. Selain itu, petani juga akan memperoleh bantuan alat ekstraksi minyak agar dapat langsung mengimplementasikan pengolahan secara mandiri.
Minyak kacang Sacha Inchi bukan hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga memiliki keunggulan kesehatan. Minyak ini kaya akan asam oleat (omega-9) dan asam linoleat (omega-6), yaitu jenis lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi tubuh. Asam oleat (omega-9) membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus menjaga kolesterol baik (HDL), serta memiliki sifat anti-inflamasi. Asam linoleat (omega-6) merupakan asam lemak esensial yang penting untuk kesehatan kulit, sistem kekebalan tubuh, serta menurunkan risiko penyakit jantung bila dikonsumsi dalam jumlah seimbang. Kandungan ini membuat minyak Sacha Inchi sebanding dengan minyak sehat lain yang lebih dikenal masyarakat, seperti minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak bunga matahari. Bedanya, Sacha Inchi berasal dari tanaman khas tropis yang kini bisa dibudidayakan langsung oleh petani Indonesia.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa kerja sama antara kampus, lembaga sosial, dan masyarakat lokal bisa menghadirkan manfaat ganda, seperti memberi nilai tambah ekonomi karena biji yang diolah menjadi minyak bernilai jauh lebih tinggi, membekali petani dengan ilmu dan keterampilan baru dalam pengolahan hasil pertanian, dan menghadirkan produk sehat bernilai jual tinggi yang berpotensi masuk pasar nasional maupun internasional.
“Dulu kami hanya menjual biji kacang, sekarang kami punya harapan lebih karena bisa belajar membuat minyak yang harganya jauh lebih tinggi dan juga menyehatkan,” ujar M. Sodikin, ketua kelompok tani Makmur Tani dengan penuh semangat.
Dengan sinergi yang terjalin, harapannya Sacha Inchi tidak hanya menjadi komoditas baru, tetapi juga simbol kebangkitan ekonomi lokal di Purworejo, sekaligus sumber minyak sehat yang mampu bersaing dengan minyak nabati yang berasal dari luar negeri, seperti minyak zaitun, minyak kanola, dan minyak bunga matahari.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”































































