Tren Gen Z: Eksplorasi Alam dan Tempat Wisata Viral Jadi Gaya Hidup Baru
Manado, 15 September 2025 – Generasi Z (Gen Z), yang lahir pada rentang 1997–2012, kini menjadi motor penggerak dalam tren pariwisata dan gaya hidup digital. Dengan karakteristik yang lekat pada kreativitas, konektivitas, dan keinginan mencari pengalaman otentik, Gen Z menjadikan eksplorasi alam, destinasi wisata, hingga tempat-tempat viral sebagai bagian dari identitas sosial mereka.
Fenomena ini terlihat jelas di berbagai platform media sosial. Setiap kali ada spot wisata baru mulai dari pantai tersembunyi, air terjun di pedalaman, hingga kafe estetik dengan konsep alam, unggahan foto dan video Gen Z cepat menjadi viral, mendorong arus kunjungan wisatawan lain.
“Bagi Gen Z, traveling bukan sekadar liburan, tapi juga bentuk ekspresi diri dan cara untuk terkoneksi dengan komunitas,” ujar Dini Pratama, pengamat tren pariwisata muda.
Alam Sebagai Ruang Healing
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga mendorong Gen Z untuk mencari ketenangan di alam. Kegiatan seperti camping, hiking, hingga solo traveling kini populer sebagai ritual healing setelah penat dengan rutinitas. Tren ini semakin kuat pasca pandemi, ketika banyak anak muda merasa perlu keluar rumah untuk kembali dekat dengan alam.
Destinasi Viral: Antara FOMO dan Kreativitas
Tak bisa dipungkiri, budaya fear of missing out (FOMO) juga memengaruhi perilaku wisata Gen Z. Tempat yang sedang naik daun di TikTok atau Instagram segera masuk daftar wajib kunjung. Namun, alih-alih hanya meniru, banyak di antara mereka yang berusaha menampilkan konten berbeda dengan sudut pandang kreatif agar unggahan mereka lebih menonjol.
Dampak pada Industri Pariwisata
Tren eksplorasi ini membawa peluang besar bagi industri pariwisata. Banyak daerah mulai memoles destinasi lokal agar lebih Instagrammable dan ramah bagi wisatawan muda. Di sisi lain, muncul tantangan menjaga kelestarian lingkungan agar tidak rusak akibat overkapasitas pengunjung.
“Gen Z punya potensi besar untuk menjadi duta wisata berkelanjutan. Jika tren eksplorasi alam ini disertai kesadaran menjaga lingkungan, maka akan lahir budaya traveling yang tidak hanya seru, tapi juga bertanggung jawab,” tambah Dini.
Menuju Ekowisata Berbasis Komunitas
Sejumlah komunitas traveler Gen Z kini mulai mengkampanyekan pariwisata hijau dengan konsep ekowisata berbasis komunitas, di mana wisatawan tak hanya datang untuk berfoto, tapi juga terlibat dalam kegiatan pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat lokal.
Dengan gaya hidup digital yang dinamis, Gen Z diprediksi akan terus mengubah peta pariwisata Indonesia, menjadikan eksplorasi alam dan tempat viral bukan hanya tren sesaat, melainkan bagian dari gaya hidup yang melekat pada generasi ini.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































