Siaran Berita, Medan, (2/10/2025) — Dunia pendidikan tinggi kembali bergetar oleh kabar membanggakan. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil menembus pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 8 Bidang Tahun 2025, sebuah ajang kompetisi ilmiah bergengsi yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Kompetisi PKM ini diikuti oleh ribuan proposal karya ilmiah dari berbagai perguruan tinggi ternama di seluruh Indonesia. Persaingan ketat, gagasan orisinal, serta keberanian dalam menjawab problem nyata masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Di tengah atmosfer persaingan tersebut, tim dari Fakultas Pertanian UMSU muncul sebagai salah satu perwakilan Sumatera Utara yang berhasil mengharumkan nama almamaternya.
Adalah PKM-K “Ca-ProShield: Inovasi Probiotik Alami Udang Vannamei Berbasis Ekstrak Daun Pepaya dan Allium sativum sebagai Solusi Pencegahan White Spot Syndrome Virus (WSSV)” yang berhasil menembus pendanaan. Tim ini diketuai oleh Abiyyu Sakha Muti, dengan anggota Dafa Imantri Yoga, Adlina Ayudiah Anjani, Naya Anggita Saragih, serta Diswita Anzani Abadi. Mereka mendapat bimbingan dari dosen pendamping Salsabila, S.P., M.P., yang menjadi motor penggerak dalam mengarahkan ide hingga matang secara akademis maupun aplikatif.
Untuk memahami pentingnya inovasi ini, perlu menilik ke persoalan White Spot Syndrome Virus (WSSV). Virus yang pertama kali mencuri perhatian dunia akuakultur pada dekade 1990-an ini dikenal sebagai “pembunuh senyap” bagi petambak udang. Sekali menyerang, WSSV dapat menyebabkan tingkat kematian massal mencapai hampir 100% hanya dalam hitungan hari.
Di Indonesia, khususnya di kawasan Sumatera Utara, kasus WSSV telah tercatat berulang kali menyebabkan kerugian ratusan juta hingga miliaran rupiah bagi para petambak. Kematian udang dalam jumlah besar tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga mengguncang rantai pasok pangan laut. Berangkat dari persoalan tersebut, tim mahasiswa UMSU merumuskan Ca-ProShield sebagai jawaban ilmiah sekaligus praktis. Produk ini dirancang sebagai imunostimulan alami, memanfaatkan kekayaan hayati nusantara berupa ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dan bawang putih (Allium sativum).
Kedua bahan tersebut bukan tanpa alasan dipilih. Daun pepaya kaya akan senyawa alkaloid, papain, serta komponen bioaktif lain yang telah lama dikenal memiliki efek stimulasi kekebalan. Sementara bawang putih, dengan kandungan allicin-nya, dikenal luas sebagai agen antibakteri dan peningkat daya tahan tubuh. Perpaduan keduanya, menurut riset awal tim, terbukti dapat meningkatkan respons imun udang vannamei sekaligus memperbaiki nafsu makannya. “Ca-ProShield kami hadirkan sebagai alternatif ramah lingkungan, menggantikan ketergantungan petambak pada antibiotik atau bahan kimia sintetis yang justru berisiko menimbulkan resistensi penyakit,” tutur ketua tim, Abiyyu Sakha Muti. Ia menambahkan bahwa produk ini bukan hanya solusi jangka pendek, melainkan bagian dari upaya membangun sistem budidaya perikanan yang lebih berkelanjutan.
Dallas tahap uji coba awal, pemberian Ca-ProShield pada udang menunjukkan hasil positif. Udang yang diberi perlakuan ekstrak menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih tinggi, nafsu makan meningkat, serta tanda-tanda kesehatan umum yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Bagi para petambak, hal ini berarti dua keuntungan sekaligus: mencegah serangan WSSV serta meningkatkan produktivitas karena udang tumbuh lebih optimal. Tidak berlebihan jika banyak pihak kemudian melihat inovasi ini sebagai harapan baru bagi dunia akuakultur Indonesia, terutama di wilayah rawan wabah penyakit.
Dosen pendamping, Salsabila, S.P., M.P., menekankan bahwa riset ini selaras dengan tren global. Dunia akuakultur kini menghadapi tuntutan ganda: memproduksi lebih banyak pangan laut untuk memenuhi permintaan populasi dunia, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem perairan. “Inovasi Ca-ProShield bukan hanya bermanfaat secara lokal bagi petambak, tetapi juga relevan dalam percaturan global.
Dunia kini menuntut pangan yang aman, sehat, dan bebas residu berbahaya. Produk berbasis ekstrak alami seperti ini menjawab tantangan tersebut,” ungkapnya. Selain itu, Salsabila menilai keberhasilan mahasiswa bimbingannya dalam menembus PKM ini adalah bukti nyata bahwa perguruan tinggi dapat menjadi pusat lahirnya solusi konkret. Ilmu yang dikembangkan di ruang akademik tidak berhenti pada tataran teori, tetapi hadir menjawab problem nyata masyarakat.
Tim PKM-K UMSU berharap inovasi mereka tidak berhenti pada tahap penelitian saja. Mereka tengah merancang langkah lanjutan, mulai dari uji skala lapangan yang lebih besar, penyempurnaan formulasi, hingga peluang komersialisasi. Jika berhasil dikembangkan secara berkelanjutan, Ca-ProShield diyakini mampu menjadi salah satu produk unggulan dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global. Bagi UMSU sendiri, prestasi ini menjadi penegas peran universitas sebagai lokomotif inovasi yang membumi, berakar pada masalah lokal, namun berpandangan global. Ke depan, UMSU berkomitmen untuk terus mendorong mahasiswanya agar melahirkan karya-karya serupa yang bukan hanya berorientasi akademik, tetapi juga menyentuh kepentingan masyarakat luas.
“Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa UMSU mampu menjadi agen perubahan nyata. Inovasi Ca-ProShield hanyalah salah satu bukti bahwa generasi muda kita siap membawa perubahan positif, baik untuk sektor perikanan, maupun untuk bangsa secara keseluruhan,” pungkas Abiyyu.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”