Garut, 10 Desember 2025 – Setelah rangkaian Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Ganjil berjalan lancar selama beberapa hari, MIS Ar-Raudhotun Nur kembali melanjutkan agenda penting yang telah menjadi tradisi sekaligus program unggulan madrasah. Tanpa jeda panjang, madrasah tersebut langsung melaksanakan Uji Hafalan Al-Qur’an bagi seluruh peserta didik dari kelas 1 sampai kelas 6. Kegiatan ini disambut antusias oleh semua siswa, terlebih karena tes hafalan merupakan salah satu momen yang paling ditunggu dalam pembinaan keagamaan di lingkungan madrasah.
Pelaksanaan uji hafalan dipimpin secara langsung oleh dua pembina tahfidz yang telah lama membimbing siswa-siswi MIS Ar-Raudhotun, yaitu Ustadz Baban Abdul Rahman dan Ustadzah Neng Eulis Umi Kulsum. Keduanya telah dikenal sebagai sosok yang tekun, sabar, dan penuh dedikasi dalam mengajarkan Al-Qur’an. Dalam pelaksanaannya, Ust. Baban dan Ustdz. Umi menyusun jadwal berjenjang, dimulai dari siswa kelas rendah hingga kelas tinggi, menyesuaikan tingkat kemampuan dan jumlah hafalan masing-masing.
Suasana madrasah sejak pagi tampak berbeda. Di beberapa sudut kelas, siswa terlihat memegang mushaf sembari mengulang hafalan, sementara guru-guru tahfidz memberikan motivasi dan arahan. Di ruang khusus yang digunakan untuk tes, peserta didik diuji satu per satu. Dengan suara lirih namun mantap, mereka menyetorkan ayat demi ayat sesuai target hafalan yang telah ditentukan. Ketika ada siswa yang tersendat, para ustadz membimbing dengan lembut agar mereka dapat melanjutkan hafalan dengan benar.

Kepala madrasah Ibu Mutiara Selandiana Effendi, S.Pd menegaskan bahwa pelaksanaan tes ini tidak semata-mata sebagai kegiatan rutin, tetapi merupakan bagian dari Program Berkelanjutan yang menjadi identitas MIS Ar-Raudhotun. Menurutnya, kemampuan menghafal Al-Qur’an merupakan nilai utama yang dijunjung tinggi oleh madrasah sebagai bentuk integrasi antara kecerdasan akademik dan kecintaan pada nilai-nilai keagamaan. “Kami ingin agar anak-anak di sini tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki kedekatan spiritual dengan Al-Qur’an. Menghafal itu adalah proses hati, dan kami ingin membangun karakter yang kuat sejak kecil,” ujarnya.
Salah satu tujuan besar yang terus diupayakan oleh madrasah adalah memastikan seluruh siswa mampu menghafal Juz 30 sebelum lulus kelas 6. Bahkan, bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih, madrasah memberikan pendampingan tambahan agar mereka dapat menyelesaikan hafalan lebih dari satu juz. Target ini tidak hanya menjadi standar kurikulum internal, tetapi juga menjadi kebanggaan madrasah di mata orang tua dan masyarakat. Ustadz Baban Abdul Rahman mengungkapkan bahwa tes hafalan ini adalah salah satu cara untuk menjaga konsistensi anak-anak dalam muroja’ah. “Kami tidak ingin mereka menghafal sesaat lalu lupa. Karena itu, uji tahfidz seperti ini penting dilakukan secara berkala agar hafalan tetap terjaga dan semakin melekat dalam ingatan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa banyak siswa menunjukkan perkembangan yang membanggakan, terutama pada kelas-kelas rendah yang sudah mampu menyetorkan surah-surah pendek dengan lancar.

Sementara itu, Ustadzah Neng Eulis Umi Kulsum menekankan bahwa pembinaan tahfidz bukan hanya soal kualitas bacaan, tetapi juga membentuk kebiasaan positif. Menurutnya, hafalan yang kuat berawal dari rutinitas yang dilakukan dengan kesadaran dan keikhlasan. “Kami membina mereka bukan hanya untuk mampu menyetor hafalan, tetapi juga agar mereka mencintai Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Jika kecintaan itu tumbuh, maka hafalan akan mengikuti dengan sendirinya,” ujarnya penuh keyakinan.
Para guru lain turut memberikan pendampingan selama uji berlangsung. Mereka memantau siswa yang menunggu giliran, memfasilitasi ruang hafalan, hingga memberikan semangat kepada anak-anak yang merasa gugup. Suasana kekeluargaan sangat terasa; setiap keberhasilan siswa disambut dengan apresiasi, dan setiap kesulitan dibantu dengan bimbingan sabar. Bagi para orang tua, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa madrasah serius dalam mencetak generasi Qur’ani. Tak sedikit orang tua yang menyampaikan rasa syukur karena anak-anak mereka mendapatkan pembinaan agama yang kuat sejak dini. Mereka berharap kegiatan seperti ini terus dipertahankan dan ditingkatkan demi masa depan spiritual peserta didik.
Dengan terselenggaranya uji hafalan ini, MIS Ar-Raudhotun kembali memperkokoh citranya sebagai lembaga pendidikan yang berkomitmen menghasilkan generasi berakhlak mulia, cinta Al-Qur’an, dan siap menghadapi masa depan dengan fondasi moral yang kuat. Madrasah berharap seluruh siswa dapat mencapai target hafalan yang telah ditetapkan dan menjadikannya sebagai bekal berharga dalam kehidupan mereka kelak. Kegiatan ini bukan hanya rangkaian akhir semester, tetapi bagian dari perjalanan panjang pembinaan karakter Islam yang terus dilakukan secara konsisten. Madrasah meyakini bahwa anak-anak yang tumbuh dengan cahaya Al-Qur’an akan menjadi pribadi yang menebarkan kebaikan di mana pun mereka berada.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”









































































