Purwokerto, 19 April 2025 – Zabrina Aufa Ghaniyyah, mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, mencatatkan prestasi membanggakan dengan berhasil lolos sebagai peserta Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 7. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bagian dari kebijakan nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Program MSIB memberikan kesempatan luas bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia kerja melalui kegiatan magang atau studi independen yang diselenggarakan oleh berbagai perusahaan, instansi, dan lembaga di seluruh Indonesia. Mahasiswa tidak hanya dilatih untuk memahami teori, tetapi juga ditantang menyelesaikan proyek-proyek nyata di bawah bimbingan para mentor profesional. Tujuan utamanya adalah agar mahasiswa memiliki kompetensi kerja yang lebih siap, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan industri maupun masyarakat saat ini.
Dalam wawancara yang dilakukan pada Sabtu, 19 April 2025, Zabrina mengisahkan perjalanan panjangnya hingga berhasil diterima sebagai peserta MSIB. Ia mengaku mendaftar ke 22 perusahaan melalui platform Kampus Merdeka. Dari puluhan pendaftaran tersebut, Zabrina berhasil melaju ke tahap wawancara di empat perusahaan. Perjalanan seleksi yang tidak mudah tersebut akhirnya berbuah manis ketika ia mendapatkan offering dari Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan, dan secara resmi diterima sebagai peserta magang di program tersebut.
Program Muda Berdaya untuk Kedaulatan Pangan berada di bawah naungan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbudristek, dan merupakan bagian dari kegiatan MBKP (Magang dan Belajar di Kampus Penggerak). Program ini merupakan kolaborasi erat antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek).
Fokus utama program ini adalah melibatkan mahasiswa dalam pengembangan dan promosi pangan lokal, serta pelestarian nilai-nilai kebudayaan tradisional melalui pendekatan langsung di masyarakat. Program ini diharapkan mampu membangun kesadaran akan pentingnya pangan lokal sebagai warisan budaya yang memiliki nilai ekonomi dan sosial tinggi bagi keberlanjutan masyarakat Indonesia.
Zabrina ditempatkan sebagai enumerator dan melaksanakan tugasnya di Desa Waienga, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Masa penugasan berlangsung dari 3 Oktober hingga 20 Desember 2024. Selama periode tersebut, Zabrina terlibat aktif dalam berbagai kegiatan seperti pengumpulan data lapangan, pendampingan masyarakat dalam edukasi pangan lokal, serta mendokumentasikan proses dan hasil kegiatan dalam bentuk laporan maupun visual.
Menurut Zabrina, pengalaman tersebut menjadi salah satu momen paling berharga dalam hidupnya. Ia bisa merasakan langsung dinamika kehidupan masyarakat desa, belajar berinteraksi lintas budaya, dan memperluas cara pandang terhadap isu pangan dan kebudayaan. Yang membuat pengalaman ini semakin istimewa adalah fakta bahwa Zabrina Aufa Ghaniyyah merupakan satu-satunya mahasiswa dari UNU Purwokerto yang lolos dalam program MBKP ini.
“Aku sangat bersyukur dan bangga bisa mewakili kampusku dalam program ini. Rasanya luar biasa bisa terjun langsung ke masyarakat dan belajar hal-hal baru yang tidak aku dapatkan di bangku kuliah,” ujar Zabrina saat diwawancarai.
Zabrina juga menyampaikan bahwa selama mengikuti program ini, ia tidak hanya belajar soal keterampilan teknis, tetapi juga tumbuh secara personal. Ia belajar pentingnya kolaborasi, komunikasi lintas budaya, dan memiliki empati yang tinggi dalam menghadapi tantangan di lapangan.
Lebih jauh, Zabrina berharap agar pencapaiannya ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa UNU Purwokerto lainnya untuk tidak ragu mencoba hal-hal baru, termasuk mengikuti program-program nasional seperti MSIB. Ia percaya bahwa semangat belajar dan keberanian untuk mengambil peluang akan membuka banyak pintu untuk pengembangan diri di masa depan.
“Saya ingin teman-teman lain juga punya keberanian untuk mencoba. Jangan takut gagal, karena dari proses itulah kita belajar dan berkembang,” tutup Zabrina dengan penuh semangat.