Ancaman bukan lagi senjata, tapi informasi bela negara sering kita asosiasikan dengan angkat senjata atau latihan fisik. Namun, di era globalisasi dan dominasi teknologi informasi saat ini, musuh terbesar bangsa justru bersembunyi di balik layar gawai kita. Informasi tak terbendung yang mengalir deras melalui internet telah menjadi medium efektif penyebaran hoaks, ideologi radikal, dan konten yang mengikis nilai-nilai luhur bangsa.
Seperti yang dijelaskan Widodo (2011), Bela Negara adalah upaya melawan segala ancaman, baik dari dalam maupun luar. Kini, ancaman itu bernama “perang psikologis” (psywar) di dunia maya (Prasetyo, 2021), yang berakibat serius: memudarnya solidaritas sosial dan munculnya radikalisme (Saputro & Najicha, 2022).

Di sinilah peran strategis mahasiswa Sistem Informasi (SI) menjadi garda terdepan. Implementasi Bela Negara bagi kami bukan lagi tentang baris-berbaris, melainkan tentang merancang dan mengelola firewall ideologi bangsa.
3 Pilar Strategis Sistem Informasi untuk Ketahanan Bangsa
Mahasiswa SI mewujudkan nilai-nilai dasar Bela Negara melalui tiga pilar implementasi berbasis teknologi:
1. Menangkal Radikalisme dengan Kecerdasan Buatan
Nilai Yakin akan Pancasila diuji di ruang digital. Kelompok radikal memanfaatkan media sosial untuk merekrut dan menyebarkan kebencian.
Kami merancang sistem pertahanan ideologi menggunakan Machine Learning (ML) dan Natural Language Processing (NLP). Algoritma ini berfungsi seperti sensor canggih yang mampu mendeteksi secara otomatis ujaran kebencian, propaganda anti-negara, dan hoaks yang tersembunyi dalam miliaran teks di internet. Lebih dari sekadar memblokir, kami juga membangun platform E-Learning yang menarik dan terstruktur untuk menyebarkan pemahaman Pancasila yang benar, menciptakan imunitas digital pada masyarakat.
2. Mendeteksi Keretakan Sosial dengan Analisis Data
Nilai Sadar Berbangsa dan Bernegara menuntut kita peka terhadap kondisi sosial. Ketika solidaritas sosial menurun, perpecahan mudah terjadi.
Kami memanfaatkan keahlian dalam Big Data Analytics dan Data Mining. Melalui analisis sentimen publik secara real-time di berbagai platform sosial, kami mampu memetakan tingkat kepuasan, kekhawatiran, dan potensi konflik horizontal di suatu wilayah. Data ini kemudian diolah menjadi Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) yang akurat. Dengan informasi cepat ini, pemerintah dapat mengambil kebijakan preventif dan komunikatif yang tepat sasaran, menjaga stabilitas sosial sebelum konflik membesar.
3. Melestarikan Budaya Melalui Inovasi Digital
Nilai Cinta Tanah Air dan Rela Berkorban diwujudkan dengan menjaga aset budaya dan sosial.
Untuk melawan derasnya budaya asing, kami menggunakan teknologi untuk melestarikan budaya lokal. Kami mengembangkan aplikasi Augmented Reality (AR) untuk pengalaman visual yang imersif pada situs sejarah atau membuat sistem informasi geografis (SIG) untuk memetakan warisan budaya. Selain itu, kami merancang platform komunitas yang memfasilitasi kegiatan positif seperti e-gotong royong atau penggalangan dana sukarela (Rela Berkorban) untuk bencana. Inovasi ini memastikan nilai-nilai kebangsaan terus hidup, relevan, dan menarik bagi generasi muda.

Mahasiswa SI, Arsitek Pertahanan Digital
Bela Negara bagi mahasiswa Sistem Informasi adalah implementasi ilmu pengetahuan untuk melindungi kedaulatan non-fisik bangsa. Kami bukan hanya menghasilkan developer atau data analyst profesional, tetapi juga arsitek pertahanan digital bangsa.
Dengan menguasai dan menerapkan tata kelola informasi yang bertanggung jawab, mahasiswa SI berperan aktif dalam membendung dampak buruk globalisasi. Kontribusi berbasis teknologi ini adalah wujud nyata Kemampuan Awal Bela Negara yang krusial untuk memastikan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 di masa depan.
Oleh: Vina Dwi Maulita, Program Studi Sistem Informasi, UPN “Veteran” Jawa Timur
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”










































































