Bencana, sebuah peristiwa yang dapat mengancam kehidupan masyarakat. Baik yang bersumber dari alam maupun dari ulah manusia sendiri, sering kali menimbulkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Dalam kondisi seperti ini, selain kecepatan penanganan fisik maupun logistik, keefektifan komunikasi juga menjadi kunci penentu dalam menyelamatkan korban dan menjadi faktor dalam pengambilan keputusan yang tepat. Bagaimana informasi yang dikelola dengan berbasis komunikasi yang efektif dan terarah dapat meredam terjadinya kepanikan, menyebarkan informasi data yang akurat, dan mempermudah koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan bencana.
Komunikasi Bencana menjadi elemen vital dalam penanganan bencana yang memiliki peran yang krusial. Fokus utamanya bukan hanya menyebarkan informasi, tetapi juga terkait bagaimana informasi itu dirancang, dikemas dan disampaikan kepada audiens dengan akurat, pada waktu yang tetap, dan disampaikan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami. Pendekatan strategi komunikasi yang efektif harus mengutamakan kecepatan, keakuratan informasi, dan memperhatikan empati dari audiens.
Pertama, kecepatan informasi di tengah terjadinya bencana sangat lah penting. Masyarakat membutuhkan informasi yang real time dan terbaru mengenai kondisi terkini, perkiraan cuaca, titik-titik lokasi evakuasi, hingga himbauan keselamatan. Dalam konteks ini, peran media dan teknologi sangat dibutuhkan, pemerintah dan instansi terkait diharuskan untuk mengoptimalkan penggunaan saluran media komunikasi mulai dari media sosial, radio, televisi dan aplikasi pesan instan, agar dapat menjangkau penyebaran informasi yang lebih cepat tersampaikan dan menjangkau audiens lebih luas.
Akan tetapi, kecepatan saja tidak cukup, informasi yang disampaikan harus melalui proses verifikasi agar lebih akurat. Dalam kondisi bencana, penyebaran berita palsu yang belum terbukti kejelasannya atau hoaks dapat memperparah situasi. Oleh karena itu, otoritas resmi perlu memilih juru bicara yang memiliki kemampuan komunikasi yang kompeten, mampu berkomunikasi dengan baik dan dapat dijadikan sumber utama oleh masyarakat. Keterbukaan informasi juga penting agar masyarakat percaya dan tidak mudah terpengaruh oleh sumber-sumber yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya, aspek yang tak kalah penting adalah komunikasi yang dilandasi empati, karena hal ini berperan besar dalam membangun ketenangan di tengah-tengah masyarakat. Di mana gaya komunikasi harus di perhatikan, oleh karena itu, gaya penyampaian informasi sebaiknya mencerminkan kepedulian, tidak hanya memberikan data atau fakta, Dalam kondisi krisis di tengah bencana yang melanda, masyarakat tidak hanya membutuhkan informasi yang akurat, tetapi juga dukungan secara emosional dan rasa aman. oleh sebab itu, gaya penyampaian informasi perlu disesuaikan dengan situasi psikologis audiens, terutama pada mereka yang terdampak oleh bencana.
Selain itu, meningkatkan pemahaman tentang komunikasi di tengah terjadinya bencana sejak dini juga merupakan salah satu aspek utama. Memberikan edukasi mengenai langkah-langkah menghadapi bencana dan cara mengakses informasi sebaiknya dimasukkan ke dalam kurikulum Pendidikan dan program-program pelatihan masyarakat. sehingga, dengan upaya ini masyarakat akan lebih siap secara mental, waspada dan mampu merespons dengan baik ketika bencana terjadi di kemudian hari.
Komunikasi tidak hanya berperan sebagai pelengkap atau elemen pendukung dalam penanganan bencana, melainkan sebagai pondasi utama dari manajemen krisis. Strategi pengelolaan informasi yang cepat, tepat, akurat dan disampaikan dengan empati sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penanganan maupun pemulihan pasca bencana. Bagaimanapun bencana tidak bisa dihindari dan dicegah sepenuhnya, namun dampaknya dapat diminimalisir jika kita mampu berkomunikasi dengan bijak.