Jakarta, 26 Maret 2025 – Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi juga menjadi pedoman moral yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah perubahan zaman yang semakin cepat, nilai-nilai Pancasila menjadi pegangan penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan beradab.
Di era digital ini, kita sering melihat berbagai tantangan yang menguji kesadaran etis, seperti maraknya ujaran kebencian di media sosial, menurunnya rasa kebersamaan, serta meningkatnya sikap individualistis. Inilah saatnya kita kembali mengingat nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak.
Beberapa kasus yang sedang marak saat ini, yaitu ujaran kebencian terhadap voters 02, padahal, saat ini kita seharusnya merangkul atau menyatukan rasa kebersamaan terhadap siapapun, bukan malah mencaci atau memaki atau menyalahkan, dilihat dari beberapa kanal media sosial seperti X, pada foto berikut, @igidaw mencuit bagaimana orang orang saat ini sangat merasa terbebani oleh keputusan voters 02, padahal saat ini bagian dari 58% tersebut adalah bagian dari rakyat Indonesia, norma-norma yang dapat kita hadapi saat ini yaitu dengan merangkul dan saling mengingatkan terkait kebijakan yang telah diputuskan
Menurut Dr. Rina Suryani, seorang pakar etika sosial dari Universitas Indonesia (UI), menerapkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dari hal-hal kecil. “Misalnya, menghargai perbedaan keyakinan dan bersikap toleran mencerminkan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Sementara itu, kepedulian terhadap sesama dan menghormati hak orang lain merupakan perwujudan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,” jelasnya dalam seminar bertajuk Pancasila dan Kesadaran Etis di Era Digital, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 15 Maret 2025.
Selain dalam hubungan sosial, nilai-nilai Pancasila juga bisa diterapkan dalam dunia pendidikan dan kerja. Menurut laporan dari Pusat Kajian Pancasila dan Etika Universitas Gadjah Mada (UGM), sekolah sebaiknya tidak hanya mengajarkan teori tentang Pancasila, tetapi juga membangun karakter siswa agar memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Begitu pula di tempat kerja, budaya gotong royong, kejujuran, dan tanggung jawab harus menjadi bagian dari etika profesional.
Kesadaran etis berbasis Pancasila juga harus dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Media sosial dan media massa pun diharapkan dapat menyebarkan lebih banyak pesan positif yang mendukung kesadaran etis di masyarakat.
Membangun kesadaran etis berbasis Pancasila bukanlah tugas yang mudah, tetapi jika setiap individu berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih damai, saling menghormati, dan penuh empati. Dengan langkah-langkah kecil yang konsisten, kita dapat membawa perubahan besar bagi bangsa ini.
Sumber:
- Seminar Pancasila dan Kesadaran Etis di Era Digital, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 15 Maret 2025.
- Pusat Kajian Pancasila dan Etika, Universitas Gadjah Mada, 2024.
- Wawancara dengan Dr. Rina Suryani, Universitas Indonesia, 18 Maret 2025.