Dalam dinamika organisasi kemahasiswaan yang syarat tantangan dan harapan, kehadiran pemimpin perempuan yang tangguh, visioner, dan berdedikasi menjadi oase bagi gerakan perempuan yang lebih berdaya. Sosok Ike Nurul Fitrotus Shoimah, Ketua KOPRI Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Lamongan Periode 2024-2025, tampil sebagai figur yang menjembatani idealisme kader dengan kebutuhan zaman. Melalui visi yang kuat — intelektual, khas, dan bersinergi — ia menjadikan KOPRI Lamongan sebagai ruang aktualisasi gagasan serta wadah strategis dalam pembangunan kapasitas perempuan muda Indonesia, khususnya di Lamongan.
Intelektualitas sebagai Pondasi Gerakan
Ketua KOPRI PC PMII Lamongan memandang bahwa pembangunan kualitas intelektual kader perempuan merupakan langkah fundamental dalam membangun pergerakan yang transformatif. Dalam kepemimpinannya, intelektualitas bukan hanya dimaknai sebagai kemampuan akademik semata, tetapi juga meliputi kecakapan berpikir kritis, kemampuan menyampaikan gagasan, serta ketajaman dalam membaca realitas sosial.
Di bawah kepemimpinannya, berbagai forum kajian dan diskusi terbuka menjadi agenda rutin. Ia memfasilitasi ruang-ruang dialektika yang tidak hanya berbasis pada wacana feminisme Islam, tetapi juga menyentuh isu-isu aktual seperti kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi perempuan, hingga peran perempuan dalam politik dan pembangunan desa. Upaya ini diharapkan mampu menciptakan kader-kader KOPRI yang tidak hanya vokal, tetapi juga memiliki basis keilmuan yang kuat.
Identitas Khas Kader Perempuan KOPRI
Kepemimpinan Ike Shoimah juga menekankan pentingnya identitas khas kader perempuan PMII. Di tengah derasnya arus globalisasi dan homogenisasi budaya, KOPRI Lamongan di bawah arahannya meneguhkan bahwa kader perempuan tidak boleh kehilangan akar tradisi, nilai keislaman, dan jati diri sebagai perempuan Indonesia.
Ia mendorong munculnya gaya kepemimpinan perempuan yang lembut namun tegas, progresif namun tetap berakar. Program-program seperti Sekolah Islam Gender, Sekolah Kader Kopri dan pelatihan kepemimpinan perempuan, kelas retorika feminis, hingga penguatan literasi gender menjadi bukti komitmennya dalam membentuk karakter khas kader perempuan KOPRI yang mandiri, berani, dan berintegritas.
Sinergi sebagai Kunci Keberlanjutan Gerakan
Sadar bahwa kekuatan gerakan tidak bisa dibangun secara parsial, Ike Shoimah membangun jejaring dan sinergi dengan berbagai pihak. Ia membuka ruang kolaborasi dengan organisasi masyarakat sipil, komunitas literasi, lembaga pemerintah, hingga tokoh-tokoh perempuan di daerah. Melalui pendekatan ini, KOPRI Lamongan tidak hanya hadir sebagai organisasi internal PMII, tetapi juga sebagai aktor penting dalam isu-isu pembangunan dan pemberdayaan perempuan di Lamongan.
Kolaborasi ini bukan hanya memperluas dampak program, tetapi juga menjadi sarana kader untuk belajar langsung dari realitas sosial dan memperkuat kapasitas advokasinya. Di sisi internal, ia aktif membangun sinergi antar rayon dan komisariat untuk memastikan kesinambungan kaderisasi dan kesolidan gerakan.
Menjadi Inspirasi Perempuan Muda di Lamongan
Kehadiran Ike Shoimah dalam kepemimpinan KOPRI PC PMII Lamongan bukan hanya tentang jabatan struktural, tetapi tentang bagaimana memimpin dengan nilai dan menginspirasi dengan tindakan. Ia menunjukkan bahwa perempuan muda bisa menjadi lokomotif perubahan jika diberi ruang dan kepercayaan.
Dalam setiap geraknya, ia tidak hanya menjadi simbol perjuangan perempuan PMII, tetapi juga teladan bagi generasi muda yang ingin berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Dengan visi intelektual, khas, dan bersinergi, Ike Shoimah menjadikan KOPRI Lamongan sebagai laboratorium kaderisasi perempuan masa depan — yang siap menjawab tantangan zaman dengan ilmu, karakter, dan jejaring kekuatan.
Penutup
Melalui visi besar yang ia bawa, Ike Shoimah telah membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan tidak hanya penting, tetapi juga strategis. Intelektualitas, kekhasan identitas, dan kemampuan bersinergi menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan KOPRI Lamongan menuju masa depan yang lebih inklusif dan berdampak.