Semarang, 27 Mei 2025 — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa sekitar 726.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun di seluruh dunia dengan 73% kasus bunuh diri terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Lebih memprihatinkan lagi, WHO melaporkan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia untuk kelompok usia 15 hingga 29 tahun. Di Indonesia sendiri, laporan WHO pada tahun 2019 menyebut bahwa rasio angka bunuh diri mencapai 2,4 per 100.000 jiwa. Angka tersebut diklasifikasikan sebagai tingkat yang “rendah” oleh WHO. Namun, laporan terbaru yang dirilis tahun 2022 menunjukkan bahwa angka bunuh diri di Indonesia kemungkinan empat kali lebih besar dari data resmi tersebut.
Sebagai ilustrasi, berikut adalah lampiran singkat dari beberapa kasus yang telah menyebar di media sosial Indonesia. CNN Indonesia melaporkan bahwa seorang mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya, berinisial SN (20), ditemukan meninggal dunia di halaman kampus pada Rabu, 18 September 2024, sekitar pukul 06.00 WIB. Dia diduga melakukan bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 Gedung Universitas Ciputra di kawasan Sambikerep, Surabaya. Pada tahun 2023, juga ada kasus yang sangat viral di mana seorang mahasiswi ditemukan tewas di jalur keluar parkir di luar Mall Paragon di Semarang pada hari Selasa, 10 Oktober. Diduga korban melakukan bunuh diri dengan cara “melompat dari lantai 4 ketinggian sekitar 20 meter” di Mall Paragon Semarang
Stigma dan minimnya akses layanan psikologis membuat banyak kasus bunuh diri tak terdeteksi. WHO mendorong negara berkembang perkuat sistem kesehatan mental.
Penulis : Ghefira Nur Fatimah
Instagram : @Ghefiranurf_