Kirim Press Release
Contact Us
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Banner Publikasi Press Release Gratis
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Lingkungan Hidup

Sampah Sisa Makanan: Ancaman Senyap di Balik Meja Makan

WOLOIN by WOLOIN
1 August 2025
in Lingkungan Hidup
A A
0
Ilustrasi Sampah Makan (myzerowaste.com).

Ilustrasi Sampah Makan (myzerowaste.com).

854
SHARES
1.2k
VIEWS

Persoalan sampah selalu menjadi permasalahan yang tidak pernah selesai. Pasalnya, hampir setiap waktu seluruh komponen yang ada di bumi ini menghasilkan residu. Mulai dari manusia, binatang, hingga mesin pun menghasilkan energi sampingan kurang berguna yang biasa kita sebut sebagai limbah (sampah).

Tahun 2020 berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Indonesia memproduksi sampah hingga 67,8 juta ton dengan komposisi sampah tertinggi berupa sampah sisa makanan yaitu 39,8 persen. Dilansir dari The Economist Intelligence Unit, Indonesia pada tahun 2017 pernah menduduki peringkat kedua sebagai penyumbang sampah makanan terbesar setelah Arab Saudi. Total sampah makanan yang dihasilkan mencapai 13 juta ton per tahun, yang apabila diambil rata-rata dengan jumlah penduduk saat itu, setiap orang menyumbang sampah makanan sebanyak 300 kg per tahun.

Tingginya jumlah sampah makanan yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia disebabkan oleh kebiasaan dan pola pikir “lebih baik lebih, daripada kurang”. Oleh sebab itu masyarakat selalu menyediakan makanan dengan porsi lebih yang ternyata berujung tidak habis dan menjadi limbah. Kondisi ini juga semakin memburuk ketika kebiasaan mengelola sampah masyarakat dan fasilitas pengelolaan sampah di Indonesia belum memadai.

Makanan Menjadi Pencemar

Timbulnya sampah makanan yang berlimpah dapat disebabkan oleh berbagai faktor dari hulu hingga hilir. Mulai dari tidak efektifnya proses panen, penyimpanan pascapanen, proses distribusi, pengolahan makanan yang buruk, hingga kebiasaan konsumtif dan berlebih-lebihan.

Kebiasaan konsumtif yang berujung pada timbulnya banyak sampah makanan ini membuat kondisi bumi semakin memburuk. Pasalnya, setiap makanan yang terbuang akan mencemari lingkungan di berbagai elemen mulai dari air, tanah, hingga udara (atmosfer).

Sampah makanan yang persentasenya lebih tinggi dibanding jenis sampah lain ini berpotensi mencemari air dan tanah. Sampah makanan yang tergolong sebagai sampah organik hanya akan berakhir di Tempat Pemrosesan akhir (TPA). Hal ini akibat dari belum memadainya sistem pengelolaan sampah di Indonesia dan kurangnya kepedulian masyarakat untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Sampah organik yang tinggi dan berakhir di TPA bercampur dengan sampah anorganik yang sulit terurai akan membentuk tumpukan sampah serta menghasilkan cairan lindi.

Lindi (leachate) merupakan cairan yang merembes melalui tumpukan sampah (organik & anorganik) sehingga membawa materi terlarut atau tersuspensi yang dihasilkan dari proses dekomposisi sampah. Terdapat aktivitas biologi, kimia dan fisika yang terjadi dalam proses pembentukan lindi yakni sebagai berikut.

• Fase Dekomposisi Aerobik

Proses dekomposisi aerobik biasanya berlangsung singkat karena fase ini membutuhkan kadar oksigen yang tinggi. Mengingat kadar oksigen yang rendah di TPA, biasanya yang terjangkau pada fase ini hanya sampah di bagian permukaan saja dan berlangsung selama beberapa minggu saja. Fase ini melibatkan adanya perubahan protein menjadi asam amino kemudian menjadi karbon dioksida, air, nitrat, dan sulfat. Selain itu karbohidrat diubah menjadi Karbon dioksida. Air dan lemak mengalami hidrolisis dan berubah menjadi asam lemak dan gliserol. Selulosa diubah menjadi glukosa kemudian menjadi karbon dioksida dan air. Fase ini banyak melepaskan panas dari proses oksidasi biologis sehingga terjadi kenaikan temperatur yang tinggi.

Baca Juga

Used Cooking Oil (UCO)

The Irony of 2.6 Million Tons of Waste

21 September 2025
Green Product WKA Beton

Singapore Green Building Council Apresiasi Pencapaian EPD Internasional WIKA Beton

18 September 2025
urban heat jakarta

Kota Panas, Kota Masa Depan? Bagaimana Urbanisasi Tanpa Ruang Hijau Memperburuk Perubahan Iklim

11 September 2025
Tebet Eco Park

Tebet Eco Park: Oase Hijau Jakarta Selatan yang Menjawab Tantangan Banjir dan Ekologi Perkotaan.

16 August 2025
Leaderboard apa apa

• Fase Dekomposisi Anaerobik

Proses dekomposisi anaerobik berlangsung pada tahun-tahun pertama. Temperatur menurun secara berangsur-angsur karena panas yang dihasilkan lebih rendah. Fase ini menghasilkan air lindi dengan kandungan asam lemak yang tinggi, pH rendah, konsentrasi BOD dan rasio BOD/COD tinggi dan berbau. Selain itu kadar amoniak, N-organik, Fe, Mn, Ca, Mg, Na, K, Cl dan logam berat yang tinggi pula.

• Fase Fermentasi Metanogenik

Fase ini melibatkan bakteri metanogenik yang menghasilkan removal komponen organik terlarut dari air lindi, terutama asam karboksilat yang menyebabkan kondisi asam, bau dan BOD yang tinggi. Fase ini membutuhkan waktu bertahun-tahun dan lebih lambat dari fase dekomposisi anaerobik. Air lindi pada fase ini memiliki pH netral hingga basa. Konsentrasi asam lemak, BOD, COD, amoniak dan logam berat lebih rendah dibanding fase sebelumnya. Rasio BOD/COD pun lebih rendah, tetapi konsentrasi garam terlarutnya (K, Na, Cl) tetap tinggi. Pada fase ini bakteri metanogenik mulai mengkonsumsi komponen yang lebih sederhana dan menghasilkan gas karbon dioksida dan metana.

Air lindi dapat dikategorikan sebagai senyawa yang sulit didegradasi secara biologi karena mengandung bahan-bahan polimer (makromolekul) dan bahan organik sintetik. Rasio BOD5/COD yang sangat rendah (< 0,4) mengindikasikan bahwa air lindi mengandung bahan organik yang sulit terurai.

Air lindi yang merembes ke tanah dapat mencemari tanah dan air. Air permukaan yang terkontaminasi air lindi dengan kandungan zat organik tinggi akan mengakibatkan rendahnya kadar oksigen pada air. Hal ini akan merugikan makhluk hidup dalam air yang bergantung pada oksigen hingga mengakibatkan kematian. Selain itu apabila rembesan air lindi konsentrasi tinggi mencapai air tanah, polutan air lindi tersebut akan menetap pada air tanah dalam jangka waktu lama. Hal ini akan menyebabkan rendahnya kadar oksigen terlarut sehingga baku mutu air tanah tidak lagi sesuai untuk penggunaan air bersih.

Proses akhir dari dekomposisi bahan organik termasuk dari sisa makanan menghasilkan gas karbon dioksida dan metana.  Kedua gas tersebut merupakan jenis gas yang tergolong dalam gas rumah kaca. Gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca merupakan penggerak utama perubahan iklim. Gas-gas ini menyebabkan panas matahari terjebak di atmosfer bumi dan mencegahnya kembali ke luar angkasa sehingga menyebabkan pemanasan global.

Karbon dioksida merupakan kontributor utama pemanasan global. Terhitung per tahun 2020, konsentrasinya di atmosfer meningkat 48% di atas fase pra-industri (sebelum 1750).

Selain karbon dioksida, sampah sisa makanan adalah salah satu jenis sampah yang menghasilkan emisi gas metana. Metana (CH4) merupakan gas yang jangka waktu keberadaannya lebih pendek di atmosfer (±12 tahun) dibandingkan karbon yang dapat mencapai 200 tahun. Namun, berbanding terbalik dengan masa hidupnya yang pendek, metana 25 kali lebih kuat dalam memperparah pemanasan global

Sampah Makanan dan Ketimpangan Sosial

Menurut Thomas Robert Malthus dalam “Essay on Population”, peningkatan populasi menyebabkan kekurangan ketersediaan bahan pangan. Apabila dihadapkan pada kondisi saat ini, Global Food Security Index tahun 2020 menyatakan bahwa ketahanan pangan Indonesia berada di posisi ke-65 dari 113 negara. Posisi tersebut masih berada di bawah Negara tetangga seperti Malaysia di peringkat ke-43 dan Thailand di peringkat ke-51.

Mengutip pernyataan Harari dalam ‘Homo Deus’, sebagian besar kematian di masa depan lebih banyak disebabkan oleh kekenyangan dibandingkan kelaparan. Artinya kemelimpahan makanan di dunia dapat terpenuhi. Prediksi tersebut pun meruntuhkan teori Malthus tentang kurangnya ketersediaan pangan. Indonesia, negara dengan jumlah populasi terbesar ke-4 dunia, mempunyai budaya membuang sampah makanan dalam jumlah yang besar. Budaya berlebih-lebihan ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki ketersediaan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warganya. Fenomena tersebut menunjukkan teknologi telah mampu menyokong kebutuhan pangan manusia.

Membaca kemampuan teknologi yang mendukung ketersediaan pangan, ternyata masih ditemukan kondisi kelaparan yang tidak mampu dijangkau oleh teknologi. Menurut Asian Development Bank tahun 2019 pada laporan “Policies to Support Investment Requirements of Indonesia’s Food and Agriculture Development during 2020-2045” menyatakan bahwa masih ada 22 juta masyarakat Indonesia yang menderita kelaparan kronis. Laporan ini mempertegas bahwa teknologi belum mampu mengatasi masalah ketimpangan sosial.

Oleh sebab itu, membentuk kebiasaan untuk tidak berlebih-lebihan termasuk dalam hal makanan merupakan hal penting. Selain dapat turut serta dalam menyelamatkan bumi dari krisis iklim, menghabiskan makanan dan menyediakan makanan secukupnya dapat menyelamatkan negara dari kerugian ekonomi dan menurunkan ketimpangan sosial.


Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia

Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”

Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard apa apa
Previous Post

Menelusuri Liku-Liku Kekuasaan Tambang dan Industri: Catatan Satiris atas Dua Nama di Jawa Barat

Next Post

Mahasiswa KKNT UNHAS Beri Pelatihan Budidaya Tanaman Hortikultura (Kangkung) dengan Memanfaatkan Pekarangan Rumah sebagai Upaya Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengembangan Desa

WOLOIN

WOLOIN

Penulis

Related Posts

Used Cooking Oil (UCO)

The Irony of 2.6 Million Tons of Waste

21 September 2025
Green Product WKA Beton

Singapore Green Building Council Apresiasi Pencapaian EPD Internasional WIKA Beton

18 September 2025
urban heat jakarta

Kota Panas, Kota Masa Depan? Bagaimana Urbanisasi Tanpa Ruang Hijau Memperburuk Perubahan Iklim

11 September 2025
Tebet Eco Park

Tebet Eco Park: Oase Hijau Jakarta Selatan yang Menjawab Tantangan Banjir dan Ekologi Perkotaan.

16 August 2025
Next Post
dokumentasi marwah1

Mahasiswa KKNT UNHAS Beri Pelatihan Budidaya Tanaman Hortikultura (Kangkung) dengan Memanfaatkan Pekarangan Rumah sebagai Upaya Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengembangan Desa

0 min

Mahasiswa KKN BBK 6 UNAIR Tanam 50 Bibit Pohon di Desa Wiyu, Mojokerto

Membaca Nyaring 1

Meningkatkan Minat Baca Anak, Mahasiswa KKN Gelar Kegiatan Membaca Nyaring dan Cerdas Mengulas Buku di SDN 2 Ijobalit

DRAVO

MSM Tiga Matra Satria Luncurkan DRAVO, Layanan Valet Parking Profesional Berbasis Teknologi

67dce65cc5b98 gunung lewotobi laki laki erupsi kamis tengah malam 20 maret 2025 ntt

Gunung Lewotobi Kembali Meletus Hebat: Kolom Abu Capai 18 Kilometer

Please login to join discussion
Satu Rumah Half Page 01
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Aplikasi Siaran-Berita.com

Untuk memnudahkan membaca berita terbaru di Siaran-berita.com segera download aplikasi khusus untuk Android di Google Play dan nikmati kemudahan membaca berita langsung dari gadget Anda

siaran-berita.com google play

Guest Posts are Welcome!

“Hi 👋 We’re offering guest post spots on Siaran-BERITA.com | You’ll get 2 permanent do-follow links, homepage exposure, and super fast publishing (1–24 hrs). PayPal accepted 👍 Interested?”

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?
  • Contact Us

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti dan Infrastruktur
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita