Surabaya, 21 Juni 2025 — Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) PK PMII Akar Bumi sukses menggelar Sekolah Islam Gender (SIG) – II yang berlangsung di MWC NU Pakal, Surabaya. Kegiatan ini mengusung tema besar “Menyingkap Gerakan Perempuan dalam Mewujudkan Citra Diri Kaum Pergerakan”, sebuah refleksi sekaligus pemantik kesadaran kolektif akan pentingnya posisi perempuan dalam struktur sosial dan gerakan.
SIG-II yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh 19 peserta, baik laki-laki maupun perempuan, dari internal PK PMII Akar Bumi dan juga dari luar komisariat. Antusiasme peserta terlihat sejak awal pembukaan hingga sesi-sesi materi yang berlangsung dinamis dan kritis.
Salah satu sesi yang diisi oleh Ketua KOPRI PC PMII Lamongan, sahabati Ike Shoimah, yang membawakan materi bertajuk “Citra Diri KOPRI”. Dalam pemaparannya, Ike menekankan pentingnya membangun citra kader perempuan yang progresif namun tetap berakar pada nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Citra Diri seorang kader Kopri tidak lepas dari penekanan Nilai Kader Kopri (NKK), yang merupakan sarana kader Kopri untuk mengenal, melihat dirinya sendiri dan menjawab pertanyaan “Siapa saya ini sebagai kader Kopri”. Citra diri bukan sekadar penampilan, melainkan representasi dari nilai, gagasan, dan keberanian melawan ketimpangan. Proses kaderisasi seperti forum inilah yang menciptakan identitas dan citra diri kader yang cerdas, visioner dan berakhlakul karimah serta memiliki karakter yang kuat serta pijakan gerakan pada aswaja dan kearifan lokal” tegas Ike di hadapan peserta.
Tak hanya itu, para pemateri lainnya juga mengupas berbagai aspek tentang gender dan gerakan perempuan, sejarah perempuan dan peran sosial, strategi pengembangan diri, perempuan dalam islam, dan hukum islam di Indonesia. Diskusi-diskusi yang berlangsung pun menggambarkan semangat kritis para peserta untuk menggali dan memahami lebih dalam bagaimana gerakan perempuan bisa terintegrasi dalam narasi besar perjuangan PMII.
Ketua Steering Committee SIG-II, sahabati Tika, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ajang konsolidasi nilai-nilai dasar kader KOPRI.
“SIG bukan sekadar forum wacana. Ini adalah ruang suci untuk menyemai kesadaran, mengasah nalar, dan menguatkan identitas kita sebagai perempuan pergerakan. Di tengah gempuran zaman, kita tak boleh kehilangan arah dan pijakan,” ujar Tika.
SIG-II KOPRI PK Akar Bumi juga menjadi momentum untuk menegaskan kembali bahwa menjadi kader KOPRI bukan hanya soal jumlah kehadiran dalam forum, tapi tentang keberanian melawan ketidakadilan, memperjuangkan nilai kesetaraan, dan menjaga marwah organisasi sebagai ruang tumbuh perempuan muda Nahdliyyin.
Sebagai penutup, Ketua PK PMII Akar Bumi, sahabat M. Nurul Bahri, menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran kolektif yang lebih luas.
“Harapannya, kader KOPRI tak hanya cakap dalam wacana, tapi juga tangguh di medan praksis. Kita ini penentu arah, bukan sekadar pengikut arus, SIG II PK PMII Akar Bumi hadir sebagai ruang pembentukan kader yang kritis, inklusif, dan siap berkontribusi bagi perubahan sosial.” ungkapnya.
Sekolah Islam Gender ini bukan hanya ruang belajar, tetapi juga ruang perlawanan: melawan kelaziman yang tak adil, melawan lupa atas sejarah perempuan dalam gerakan, dan melawan keraguan akan kemampuan kader perempuan untuk tampil di garda depan perubahan. KOPRI tetap dan akan selalu menjadi wajah harapan, bukan hanya untuk perempuan, tapi untuk masa depan peradaban.