Pernahkah kamu membeli jus jeruk atau suplemen vitamin C, lalu bertanya-tanya: “Emang bener ada vitamin C-nya sebanyak itu?” Jawabannya bisa ditemukan dari proses ilmiah yang dilakukan oleh para ahli di laboratorium. Meskipun kita tidak melihat langsung prosesnya hasil dari analisis inilah yang membantu industri makanan memberi informasi akurat kepada konsumen.
Apa Sih yang Diukur?
Salah satu kandungan yang paling sering dianalisis dalam buah adalah vitamin C atau asam askorbat. Vitamin ini sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh, menangkal radikal bebas, dan membantu penyerapan zat besi. Buah seperti jambu biji, jeruk, stroberi, dan kiwi terkenal sebagai sumber vitamin C alami.
Tapi tahukah kamu? Kadar vitamin C dalam buah bisa berbeda-beda tergantung jenis buah, tingkat kematangan, hingga cara penyimpanannya. Vitamin C (asam askorbat) adalah nutrisi penting untuk tubuh. Ia membantu meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah sariawan, mempercepat penyembuhan luka, hingga melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Tapi tidak semua buah punya kadar vitamin C yang sama. Bahkan buah yang sama bisa punya kandungan berbeda tergantung cara penyimpanan dan pengolahannya.
Kenapa Harus Diketahui Kandungannya?
Bagi kita sebagai konsumen informasi ini penting untuk:
1. Mengetahui asupan gizi harian.
2. Memilih makanan yang tepat saat sedang sakit atau dalam masa pemulihan.
3. Dan tentu saja membantu mencegah kekurangan vitamin.
Sementara itu bagi industri pangan mengetahui kadar vitamin C secara akurat berguna untuk:
1. Menentukan nilai gizi yang ditulis di label.
2. Menjaga konsistensi produk dari waktu ke waktu.
3. Serta memenuhi standar keamanan dan mutu pangan yang ditetapkan pemerintah dan badan internasional.
Bagaimana Cara Mengukurnya?
Salah satu metode paling umum yang digunakan untuk mengukur vitamin C adalah titrasi iodimetri di mana vitamin C bereaksi dengan larutan iodin. Proses ini sederhana tapi cukup akurat untuk mengetahui kadar vitamin C dalam berbagai produk makanan atau minuman. Menurut Karmila dan Nuryanti, (2021), metode ini banyak digunakan dalam penelitian dan industri karena hasilnya dapat diandalkan.
Selain itu metode modern seperti HPLC (High Performance Liquid Chromatography) juga digunakan di industri besar karena memberikan hasil yang lebih presisi dan cepat (Nurlelah et al., 2024).
Apa Jadinya Tanpa Pemeriksaan Ini?
Bayangkan kalau produsen asal menulis “tinggi vitamin C” tanpa pengujian. Bisa saja kandungannya sudah berkurang karena pengolahan atau penyimpanan. Akibatnya konsumen bisa merasa tertipu atau lebih buruk lagi, tidak mendapatkan manfaat gizi yang diharapkan.
Inilah sebabnya proses ilmiah untuk menguji kandungan dalam makanan menjadi bagian penting dalam industri pangan demi kepercayaan dan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Karmila, K., dan Nuryanti, S. 2021. Analisis vitamin C pada buah rambusa (Passiflora foetida L.). Media Eksakta. Vol. 17(1): 46-51.
Nurlelah, N., Abriyani, E., Zulfa, A. N., Nurjanah, A., dan Septanti, R. 2024. Literature Review: Tinjauan Aplikasi HPLC (High Performance Liquid Cromatography) dalam Analisis Farmasi. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan. Vol. 10(13): 185-197.