Jambi — Di balik aroma kedelai yang mengepul dari dapur produksi Tahu Pong Pak Slamet, kini tersimpan cerita perubahan. UMKM tahu pong yang berlokasi di perumahan puri masurai 2 Jambi ini mulai melakukan pembenahan dengan menerapkan teknologi berbasis lingkungan untuk mengelola limbah produksi, sebagai langkah untuk menuju industri pangan yang lebih ramah lingkungan di masa depan.
Industri tahu selama ini dikenal oleh masyarakat dapat menghasilkan limbah cair dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Tanpa di lakukan pengelolaan yang tepat, limbah cair tersebut memiliki resiko untuk mencemari saluran air dan lingkungan sekitar. Kesadaran akan dampak ini mendorong pabrik Tahu Pong Pak Slamet melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses produksinya, mulai dari penggunaan air hingga pengelolaan sisa hasil olahan.
Langkah penting yang kini diterapkan adalah pengolahan limbah cair berbasis lingkungan. Limbah air ragi dari hasil perendaman tahu hari ini tidak akan langsung di buang tetapi akan di pakai kembali untuk perendaman tahu besok hari nya lalu setelah air sudah tidak di pakai air limbah akan di buang tetapi akan di siram lagi dengan air bersih yang lebih banyak 2 kali lipat dari air sisa perendaman agar mengurangi kerusakan pada lingkungan sekitarnya. Teknologi ini membantu menurunkan beban pencemar organik, sehingga air buangan menjadi lebih aman sebelum dilepas ke lingkungan.

Tak hanya berhenti di situ, sisa dari produksi tahu yang berupa ampas tahu yang sebelumnya dianggap limbah kini dimanfaatkan kembali. Ampas tahu digunakan kembali sebagai pakan ternak dan pabrik tahu pong pak Slamet sudah memiliki mitra bisnis yang mengambil ampas tahu setiap hari nya untuk di jadikan pakan ternak , hal ini membuka peluang nilai tambah sekaligus mengurangi volume limbah padat yang dihasilkan setiap hari.
Penerapan teknologi berbasis lingkungan tersebut diperkuat dengan perbaikan praktik kerja di area produksi. Penataan ulang ruang kerja, pengurangan pemborosan bahan baku, serta perawatan peralatan dilakukan secara bertahap. Pendekatan ini dikenal sebagai produksi bersih, konsep yang dinilai tepat diterapkan oleh UMKM karena sederhana, aplikatif, dan berbiaya relatif rendah.
Menurut pengelola Tahu Pong Pak Slamet, perubahan ini bukan semata soal teknologi, tetapi juga soal tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. “Kami ini pabrik tahu rumahan kalo kami ngak kayak gini kami ngak akan jalan, mungkin pabrik tahu yang udah gede itu ngak mikirin soal ini kalo mereka mau buang limbah ya tingal buang ngak mikirin lagi dampak nya pada lingkungan. ” ujarnya.
Upaya yang dilakukan UMKM ini sejalan dengan dorongan pengembangan industri hijau dan penguatan peran UMKM dalam pembangunan berkelanjutan.
Transformasi di Tahu Pong Pak Slamet menjadi bukti bahwa pengelolaan limbah berbasis lingkungan bukan hanya milik industri besar. Dengan inovasi sederhana dan kemauan untuk berubah, UMKM lokal mampu mengambil peran dalam menjaga lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing usahanya.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































