Fenomena YOLO (You only live once) yang terjadi di kalangan anak muda selama satu dasawarsa terakhir menjadi perbincangan hangat. Perdebatan antara prinsip hidup cuma sekali atau berhemat. Namun sejatinya yang paling membingungkan ialah ketika tidak mempunyai uang untuk diperdebatkan.
Semua hal di dunia ini memiliki konsekuensinya tersendiri. Jika kita memilih untuk berhemat, kita tetap bisa memiliki uang lebih banyak dibandingkan saat bersikap konsumtif. Kebiasaan berhemat tidak hanya membantu kita mengelola keuangan dengan lebih bijak, tetapi juga memberikan rasa aman dan kestabilan di masa depan. Dengan demikian, keputusan-keputusan kecil yang kita ambil hari ini akan sangat menentukan kualitas hidup kita di kemudian hari.
Data Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2023 menunjukkan skor literasi finansial Indonesia masih berada di bawah rata-rata dunia. Survei OJK tahun 2022 pun menunjukkan rata-rata tingkat literasi finansial di masyarakat Indonesia saat ini hanya mencapai 49,68%. Data ini semakin menunjukkan bahwa pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat Indonesia tentang cara mengelola keuangan masih perlu ditingkatkan.
Kabar baiknya, berdasarkan hasil survey Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang menunjukkan kenaikan indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan 80,51 persen. Hasil SNLIK 2025 ini meningkat dibanding SNLIK 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Pengaruh Media Sosial
Gaya hidup boros dan hedon tidak muncul begitu saja, salah satu pemicunya yaitu media sosial. Banyak konten yang memamerkan gaya hidup mewah, bikin anak muda tergoda ikut-ikutan. Hal ini merupakan hal yang seharusnya tidak terjadi. apalagi keadaaan ekonomi Indonesia yang sedang carut marut setelah pandemi.
Di era digital, ngatur keuangan itu wajib! Melek finansial bukan cuma soal punya uang, tapi juga ngerti cara mengelolanya dengan bijak mulai dari menabung, investasi, sampai siapin dana darurat.
Menurut OJK, literasi keuangan adalah keterampilan hidup penting yang harus dimiliki anak muda biar tidak salah langkah, apalagi di dunia digital yang penuh risiko.
Nyatanya cara terbaik untuk self-love adalah dengan menabung dan investasi. Karena uang tersebut pasti untuk kebaikan kita sendiri hasil kebijakan kita dalam mengatur keuangan.
Tips sederhana anak muda melek finansial:
1. Catat pengeluaran → Biar tidak boros.
2. Sisihkan tabungan di awal bulan → Jangan nunggu sisa.
3. Hindari utang konsumtif → Kalau tidak mampu, jangan dipaksakan.
4. Ubah mindset → Menabung bukan berarti tidak boleh senang-senang, tapi bentuk persiapan buat masa depan yang lebih baik.
Anak muda tetap bisa YOLO, tapi dengan cara yang lebih cerdas. Gaya hidup melek finansial itu tidak kalah keren bahkan bikin kita lebih siap hadapi masa depan. Jadi, yuk mulai dari sekarang: atur keuangan, investasi, dan mari kita wujudkan anak muda gaul yang tetap melek finansial itu.
Gaya hidup boros? Udah ketinggalan zaman. Sekarang zamannya melek finansial!