Semarang, Juni 2025 – Di kalangan mahasiswa, kopi bukan sekadar minuman. Ia telah menjelma menjadi sahabat setia yang menemani perjalanan akademik, mempererat pertemanan, hingga menjadi bagian dari gaya hidup kekinian. Sebuah survei terbaru yang melibatkan 82 responden mahasiswa berhasil mengungkap beragam kebiasaan dan persepsi terkait konsumsi kopi di kalangan generasi muda. Hasilnya menunjukkan bahwa kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan akademik dan sosial mahasiswa, dengan berbagai alasan dan preferensi yang menarik untuk dikulik.
Kebiasaan Konsumsi: Tidak Semua Mahasiswa Rutin Ngopi
Dari total responden, sebanyak 35,4% mengaku jarang mengonsumsi kopi, sementara 35,4% lainnya, rutin menikmati kopi beberapa kali dalam seminggu. Yang cukup mengejutkan, 23,2% responden ternyata mengkonsumsi kopi setiap hari, menunjukkan ketergantungan yang cukup tinggi terhadap minuman berkafein ini. Sisanya, sekitar 6%, menyatakan tidak pernah minum kopi sama sekali, dengan alasan mulai dari tidak menyukai rasanya hingga khawatir terhadap dampaknya bagi kesehatan.Hal ini menandakan bahwa meski kopi identik dengan kehidupan mahasiswa, tidak semua menjadikannya kebutuhan harian. Faktor kesehatan, preferensi rasa, hingga kebiasaan pribadi mempengaruhi pola konsumsi ini
Ragam Pilihan Kopi: Dari Instan hingga Kopi Kekinian
Pilihan jenis kopi pun sangat beragam. Dalam hal jenis kopi yang dikonsumsi, kopi kekinian seperti cappucino, latte, dan macchiato mendominasi pilihan dengan 39%. Kopi kekinian seperti cappuccino, latte, dan macchiato memang menjadi favorit banyak mahasiswa, terutama yang gemar nongkrong di kafe. Kopi susu menjadi favorit 19,5% responden. Sementara itu, sebagian 19,5% lebih memilih kopi hitam tanpa gula atau americano demi cita rasa asli dan kandungan kafein yang lebih tinggi.
Masih ada 22% yang setia dengan kopi instan atau sachet, mungkin karena alasan kepraktisan terutama saat dikejar deadline atau butuh asupan kafein di kos, dan dari segi harga, kopi sachet memang lebih terjangkau.
Kafe hingga Kos: Ragam Tempat Favorit Mahasiswa Menikmati Kopi
Tempat konsumsi kopi mahasiswa pun bervariasi. Dari data survei, Sebanyak 45,1% responden lebih memilih kafe atau coffee shop tidak hanya untuk menikmati kopi tetapi juga menjadikan aktivitas ngopi sebagai ajang berkumpul dan bertukar cerita dengan teman.Namun, 40,2% lebih sering minum kopi di rumah atau kos, terutama saat belajar mandiri atau mengerjakan tugas. Sebagian kecil lainnya memilih minum kopi di kampus atau di tempat lain yang mendukung suasana belajar maupun santai
Dari Satu hingga Tiga Cangkir: Potret Jumlah Konsumsi Kopi di Kalangan Mahasiswa
Survei ini mengungkap kebiasaan konsumsi kopi harian mahasiswa dengan hasil yang cukup beragam. Mayoritas responden (63,4%) mengonsumsi 1 cangkir kopi per hari, biasanya sebagai teman belajar atau penambah semangat di pagi hari. Sementara itu, 11% mahasiswa mengaku minum 2-3 cangkir sehari, terutama mereka yang memiliki jadwal padat dan sering begadang mengerjakan tugas. Sebanyak 25,6% lainnya memiliki pola konsumsi tidak tentu, hanya minum kopi saat benar-benar diperlukan, seperti saat mengantuk atau nongkrong bersama teman. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kopi sangat identik dengan kehidupan mahasiswa, tingkat konsumsi tetap dipengaruhi oleh preferensi pribadi, kesehatan, dan kebutuhan harian masing-masing individu
Alasan Minum Kopi: Fokus, Energi, dan Sosialisasi
Alasan utama mahasiswa minum kopi cukup beragam. Sebanyak 36,6% mengaku mengonsumsi kopi untuk meningkatkan fokus saat belajar atau mengerjakan tugas, serta agar tetap terjaga di tengah padatnya aktivitas kampus. Sementara 31,7% melakukannya agar tidak mengantuk. Sebanyak 13,4% menjadikan kopi sebagai alasan untuk bersosialisasi atau nongkrong bersama teman. Menariknya, tidak sedikit mahasiswa yang mengaku minum kopi karena ingin menambah semangat belajar atau mengurangi stres, terutama saat menghadapi ujian atau tugas akhir. Hal ini menunjukkan peran ganda kopi sebagai pendukung akademik sekaligus sarana interaksi sosial.
Manfaat Utama Kopi bagi Mahasiswa: Lebih dari Sekadar Penahan Kantuk
Salah satu bagian penting dari survei ini adalah pertanyaan mengenai manfaat utama kopi bagi mahasiswa. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas responden (35,4%) menilai kopi sangat membantu dalam meningkatkan fokus dan konsentrasi. Sementara itu, sekitar 31,7% mahasiswa merasa kopi mampu memberikan dorongan energi tambahan, terutama saat harus menyelesaikan tugas atau belajar hingga larut malam. Selain itu, 9,8% responden menyebutkan bahwa kopi membantu menambah semangat belajar dan mengurangi rasa kantuk yang kerap datang di tengah aktivitas padat. Namun, 18,3% justru mengaku tidak merasakan manfaat khusus dari kopi, dan sebagian lainnya melihatnya sebagai alat untuk mempermudah bersosialisasi.
Kopi sebagai Gaya Hidup Kekinian
Tren kopi kekinian sangat terasa di kalangan mahasiswa. Lebih dari separuh responden (46,3%) mengaku tertarik dengan varian kopi unik, manual brew, atau minuman dengan topping yang sedang tren di media sosial. Bahkan, 11% dari total responden mengaku sangat tertarik. Sementara 31,7% bersikap biasa saja, dan 11% lainya sama sekali tidak tertarik. Fenomena ini menunjukkan bagaimana kopi telah menjadi lebih dari sekadar minuman, melainkan bagian dari gaya hidup dan identitas sosial generasi muda. Beberapa mahasiswa bahkan mengaku memilih kopi tertentu demi tampilan yang menarik untuk diunggah di media sosial.
Tantangan Kesehatan: Asam Lambung dan Solusi Ramah Lambung
Aspek kesehatan juga menjadi perhatian dalam survei ini. Meski kopi menawarkan banyak manfaat, tidak semua mahasiswa bisa menikmatinya tanpa kendala.
Sebanyak 45,1% responden mengaku memiliki riwayat asam lambung atau gangguan pencernaan. Kondisi ini seharusnya menjadi pertimbangan serius dalam mengonsumsi kopi, karena kafein dapat merangsang produksi asam lambung berlebih. Namun faktanya, banyak mahasiswa yang mengabaikan gejala seperti nyeri ulu hati, mual, atau perut kembung yang muncul setelah minum kopi.
Yang cukup mengkhawatirkan, 64,6% dari mahasiswa dengan riwayat gangguan pencernaan ternyata tetap mengkonsumsi kopi secara rutin, meski dalam jumlah terbatas. Namun, sebanyak 18,3% tetap mengkonsumsinya secara rutin dengan alasan tuntutan akademik. Hanya 17,1% yang benar-benar berusaha menghindari kopi saat memiliki riwayat asam lambung demi menjaga kesehatan. Data ini menunjukkan betapa sulitnya melepaskan kebiasaan minum kopi meski sudah ada gangguan kesehatan.
Kopi Ramah Lambung: Solusi Aman untuk Mahasiswa Pencinta Kopi
Kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan lambung juga tercermin dari minat responden terhadap kopi ramah lambung. Banyak mahasiswa yang tertarik mencoba jenis kopi yang lebih aman untuk lambung, seperti kopi tanpa kafein, kopi dark roast, atau varian khusus yang diklaim rendah asam. Survei mengungkapkan bahwa sebanyak 52,4% mahasiswa menyatakan ketertarikan mereka untuk mencoba kopi ramah lambung, seperti kopi tanpa kafein atau dark roast. Beberapa responden bahkan sangat tertarik untuk mencoba varian kopi ramah lambung dan mencari informasi tentang kopi yang lebih bersahabat bagi penderita asam lambung. Fenomena ini menandakan adanya tren baru di kalangan mahasiswa untuk tetap bisa menikmati kopi tanpa harus mengorbankan kesehatan pencernaan mereka
Kesimpulan: Kopi, Antara Teman Setia dan Tantangan
Survei ini secara jelas menunjukkan peran kompleks kopi dalam kehidupan mahasiswa. Mulai dari pendamping setia saat begadang mengerjakan tugas, penambah semangat di pagi hari, hingga bagian dari gaya hidup modern. Namun, konsumsi kopi tetap harus dilakukan secara bijak, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan. Ragam pilihan kopi, alasan konsumsi, hingga tantangan kesehatan yang dihadapi mahasiswa mencerminkan betapa dinamisnya hubungan antara kopi dan kehidupan kampus saat ini. Dengan kesadaran dan pilihan yang tepat, kopi akan terus menjadi bagian penting dari perjalanan mahasiswa, baik sebagai penambah fokus, pengikat pertemanan, maupun penanda gaya hidup kekinian.
*Survei ini dilakukan secara online selama bulan Mei-Juni 2025 dengan melibatkan 82 responden mahasiswa dari berbagai semester. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dengan pertanyaan tertutup dan terbuka.