Jakarta, 30 November 2025 — Kampung Betawi Setu Babakan dipenuhi suasana meriah ketika Gambang Kromong, Tari Betawi, dan arakan ondel-ondel menghidupkan amphiteater Museum Betawi, menghadirkan pengalaman budaya yang hangat dan penuh warna bagi para pengunjung.
Kawasan Setu Babakan pada Minggu sore tampak hidup dengan suasana budaya yang mengalir dari setiap sudut permukiman adat Betawi. Udara hangat yang turun dari rindang pepohonan bercampur dengan aroma danau yang mengitari amphiteater Kampung MH. Thamrin. Deretan bangunan bergaya tradisional bertiang hijau, berberanda luas, dan beratap merah tua membentuk lanskap yang memeluk kegiatan Pergelaran Kesenian Budaya Tradisional Betawi yang digelar secara reguler di kawasan Museum Betawi.
Pertunjukan Gambang Kromong dari Sanggar Ruang Bunyi menjadi salah satu sesi utama yang menarik perhatian pengunjung. Para pemain dengan busana hijau terang duduk berjajar sambil menyiapkan instrumen khas Betawi: gambang, tehian, kongga, hingga sukong. Ketukan pertama palu gambang langsung memecah udara, menghasilkan alunan ritmis yang lembut namun berenergi. Nada-nada itu bergema di atas panggung bundar yang mengapung di atas air, menyusup menuju tribun amphiteater yang perlahan terisi. Pengunjung mulai dari keluarga hingga remaja yang sekadar singgah terlihat ikut mengangguk mengikuti ritme, sementara beberapa anak mencoba menirukan gerakan para pemain musik.
Memasuki pukul 15.30 WIB, panggung berubah menjadi ruang penuh warna ketika enam penari dari Arunika Art Production memasuki arena. Kostum bergradasi biru, merah muda, dan selendang panjang memberikan kesan gerak yang lembut namun dinamis. Musik Betawi modern mengiringi langkah-langkah yang memadukan kelenturan, keceriaan, dan karakter khas budaya urban Jakarta. Sang MC sempat menjelaskan makna sajian tersebut dengan mengatakan bahwa “Tari Betawi Arunika Art memiliki makna keindahan dan persahabatan.” Pernyataan itu tampak terwujud melalui pola gerak penari yang saling meraih, membuka formasi, lalu kembali menyatu, menghadirkan simbol hubungan manusia yang harmonis.
Di tengah pertunjukan berlangsung, amphiteater terlihat seperti pusat kehidupan sore itu. Pengunjung duduk santai di bangku-bangku batu, beberapa membawa jajanan khas Betawi, sementara lainnya menikmati hembusan angin dari danau. Museum Betawi yang berdiri megah dengan motif hijau-kuning menjadi latar monumental yang memperkuat identitas budaya acara. Suara tawa anak-anak dan percakapan keluarga turut menambah kehangatan suasana.

Menjelang sore, di luar area museum, suasana kembali riuh dengan kehadiran ondel-ondel dari Sanggar Putra Jaya. Dua boneka raksasa dengan warna mencolok merah muda, oranye, hingga hijau terang—bergerak perlahan mengikuti irama tanjidor yang dimainkan para pemusik bersarung dan berpeci. Suara gong, terompet, serta langkah berat ondel-ondel menciptakan irama khas yang memikat perhatian pengunjung. Anak-anak berlari mendekat, beberapa penonton mengabadikan momen, sementara yang lain menikmati teater rakyat tersebut dari kejauhan.
Pergelaran ini menghadirkan lebih dari sekadar pertunjukan seni. Ia menjadi ruang hidup di mana tradisi Betawi bersentuhan langsung dengan masyarakat modern yang hadir untuk merasakan suasana yang jarang ditemui di tengah kepadatan kota. Warna kostum, denting musik, sorak penonton, hingga gerak para seniman menyatu dalam satu pengalaman yang memperlihatkan bagaimana budaya Betawi terus bernapas dan menghidupi ruang publik Jakarta.
Acara hari itu menjadi gambaran bagaimana Setu Babakan bukan hanya tempat wisata budaya, melainkan ruang yang menjaga denyut tradisi melalui pergelaran yang membangkitkan kembali kedekatan masyarakat terhadap akar budayanya. Di panggung, di tepian danau, dan di antara kerumunan, seni Betawi menunjukkan bahwa ia tetap hidup, dihirup, dinikmati, dan dirayakan.
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































