Gunung Kidul, Sabtu, 19 April 2025– Sebuah inisiatif pencerahan kesehatan telah berhasil menyapa Dusun Bedil Wetan, Desa Semin, Gunung Kidul, membawa angin segar bagi kesadaran masyarakat akan penggunaan obat yang benar. Program bertajuk DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Benar) ini, yang digagas oleh Program Studi D3 Farmasi Politeknik Kesehatan TNI AU Adisutjipto Yogyakarta, sukses meningkatkan pemahaman warga mengenai pengelolaan obat yang bertanggung jawab.
Di tengah tantangan pengetahuan masyarakat yang masih belum merata tentang obat-obatan, yang seringkali berujung pada penggunaan berlebihan dan kurangnya edukasi kesehatan, Dusun Bedil Wetan muncul sebagai lokasi ideal untuk intervensi ini. Sebagai daerah terpencil di perbatasan Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, akses informasi tentang obat di sana masih sangat minim.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 23 partisipan, termasuk anggota PKK dan kader kesehatan, menunjukkan kekuatan gotong royong komunitas setempat. Metode yang diterapkan sangat interaktif: diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal, dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi yang mendalam, diskusi tanya jawab yang dinamis, dan diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan.
Selain 23 partisipan dari Desa Semin, terdapat 9 Mahasiswa dan 2 Dosen dari prodi D3 Farmasi, Bapak apt. Drs. Nur Abdul Goni. M. Si dan Bapak Marius Agung Sasmita Jati. S. Si., M. Sc yang membantu dan membimbing acara penyuluhan ini hingga berjalan dengan lancar
Sebuah Lonjakan Pengetahuan yang Menginspirasi
Hasilnya sungguh menggembirakan! Terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan masyarakat, yang ditunjukkan dari rata-rata nilai pre-test 44% melonjak menjadi 56% pada post-test. Kenaikan 12% ini menjadi bukti nyata efektivitas materi edukasi yang disampaikan dalam meningkatkan pemahaman akan penggunaan obat yang baik dan rasional.
Antusiasme peserta tak kalah membanggakan. Mereka aktif bertanya, menunjukkan relevansi materi dengan kebutuhan sehari-hari, bahkan mengajukan pertanyaan kritis mengenai obat-obatan yang biasa mereka gunakan. Materi penyuluhan tidak hanya menjelaskan DAGUSIBU, tetapi juga detail penting seperti logo obat, klasifikasi (bebas terbatas, keras, psikotropika, narkotika), serta cara memeriksa tanggal kedaluwarsa, nomor registrasi, nomor batch, dan penggunaan obat yang tepat.
Penggunaan media presentasi visual juga berperan besar dalam keberhasilan ini. Tampilan yang terstruktur, menarik, ringkas, dan mudah dipahami sangat membantu audiens, terutama bagi ibu-ibu PKK yang mungkin kurang terbiasa dengan metode ceramah konvensional.
Mewujudkan Komunitas Sehat dan Berdaya
Program DAGUSIBU ini bukan sekadar penyuluhan, melainkan sebuah investasi pada kesehatan masyarakat. Keberhasilannya menunjukkan bahwa edukasi yang tepat dan interaktif mampu mengubah pemahaman dan perilaku. Diharapkan, langkah ini akan terus berlanjut, menjadikan Dusun Bedil Wetan sebagai contoh desa yang berdaya dengan potensi lokal dan kepemimpinan muda yang inovatif di sektor kesehatan.
Penyusun dan penulis: 9 Mahasiswa Poltekkes TNI AU Adisutjipto angkt. 2023
Asnaya Ayysy Rahmadhani, Citra Farah Diana Simatupang, Mutiara Laila Azizah, Devi Febriella, Farah Nur Rahadatul Aisy, Nadhifa Rizq Raissa Puteri, Rahmadani Tirta Ningrum, Rizky Amanda, Taufiq Rahmadi