• Hubungi Redaksi
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard apa apa
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Pendidikan

Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Mengubah Limbah Cangkang Kerang Menjadi Pelet Ikan Bernutrisi di Desa Segoro Tambak: Solusi Inovatif untuk Lingkungan dan Ekonomi Lokal

Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo

Nabilaromadloni04 by Nabilaromadloni04
27 May 2025
in Pendidikan
A A
0
IMG 20250523 WA0027
863
SHARES
1.3k
VIEWS

 

Sidoarjo, 27 Mei 2025 — Di tengah pesatnya pembangunan dan aktivitas perikanan di wilayah pesisir, pengelolaan limbah menjadi tantangan yang tidak boleh diabaikan. Di Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, limbah cangkang kerang yang selama ini dianggap tidak bernilai kini berubah menjadi peluang baru bagi warga setempat. erkat inovasi dari mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, limbah tersebut berhasil diolah menjadi pelet ikan bernutrisi tinggi yang mudah diproduksi oleh masyarakat desa.

Inovasi ini tidak hanya menjadi solusi atas masalah lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama bertahun-tahun, limbah cangkang kerang menumpuk di pesisir desa, mengancam kebersihan lingkungan dan kesehatan warga. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, tumpukan limbah tersebut berpotensi menjadi sumber penyakit dan pencemaran laut yang dapat merusak ekosistem perikanan, yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat setempat.

Baca Juga

Screenshot 2025 06 14 175555

Mahasiswa UPNVJT Gencarkan Moderasi Beragama di MAN Surabaya

17 June 2025
Dokumentasi 1

Mahasiswa Selenggarakan Sosialisasi Moderasi Beragama : Pelajar SMAN 19 Surabaya Tanamkan Sikap Toleransi dalam Keberagaman

17 June 2025
Gambar WhatsApp 2025 05 15 pukul 12.58.09 824d62ce 1

Belajar Langsung di Industri Travel Umrah: Mahasiswa Universitas Negeri Malang Magang di PT Syarofu Dhuyufi Rahman

17 June 2025
UPN

Pengabdian Moderasi Beragama: Langkah UPN Jatim Satukan Keberagaman Bangsa

17 June 2025

Menurut keterangan warga, setiap bulan Desa Segoro Tambak menghasilkan limbah cangkang kerang lebih dari 25 kilogram yang selama ini belum diolah dan hanya menumpuk di pesisir. Kondisi ini jelas menimbulkan masalah serius bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Menyikapi hal tersebut, mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur melakukan pengabdian masyarakat dengan menghadirkan solusi sederhana dan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh warga desa. Mereka mengajarkan cara mengolah limbah cangkang kerang yang kaya kalsium karbonat sebagai bahan baku utama pembuatan pelet ikan. Proses pengolahan yang mudah, tanpa membutuhkan teknologi rumit atau biaya tinggi, memungkinkan siapa saja di desa untuk membuatnya secara mandiri.

Mengapa inovasi ini sangat penting? Karena pelet ikan yang bergizi tinggi mampu meningkatkan produktivitas budidaya ikan di desa tersebut. Pakan ikan yang sehat dan bernutrisi tentu berdampak langsung pada kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga pendapatan serta ketahanan pangan masyarakat semakin terjamin. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal berupa limbah yang selama ini terabaikan, masyarakat pun memperoleh peluang usaha baru yang berkelanjutan.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan mahasiswa, penggunaan pelet berbahan limbah cangkang kerang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan hingga 15-20 persen dibandingkan dengan pakan konvensional. Hal ini membuka kesempatan besar bagi pembudidaya ikan di Desa Segoro Tambak untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.

Inovasi ini juga sejalan dengan misi global yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). SDGs merupakan kerangka kerja internasional yang menetapkan 17 tujuan utama untuk mencapai dunia yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan pada tahun 2030. Tujuan-tujuan ini mencakup berbagai aspek penting mulai dari pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, perlindungan lingkungan, hingga pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

IMG 20250523 WA0027

Program inovasi pelet ikan ini mendukung beberapa tujuan SDGs yang sangat relevan dengan kondisi Desa Segoro Tambak, antara lain:

SDG 1: Tanpa Kemiskinan

Memberikan masyarakat alat dan pengetahuan untuk menghasilkan produk bernilai jual tinggi, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi warga di wilayah pesisir.

Banner Publikasi Press Release Gratis

SDG 2 : Tanpa Kelaparan

Bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan pangan yang bergizi. Dalam konteks program ini, fokusnya adalah pada peningkatan kualitas pakan ikan yang bernutrisi tinggi. Dengan menyediakan pakan yang lebih sehat dan kaya gizi, budidaya ikan menjadi lebih produktif dan efisien, sehingga mendukung keberlanjutan produksi ikan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir

SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dengan partisipasi penuh dalam pekerjaan yang produktif dan layak bagi semua.. Mengembangkan usaha mikro dan kecil berbasis potensi lokal, yang mampu membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa.

SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

SDG ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya dan limbah secara efisien dan bertanggung jawab. Program ini mengedukasi masyarakat untuk mengolah limbah cangkang kerang menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga mendorong pola produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan.

SDG 14: Ekosistem Lautan

Tujuan ini fokus pada pelestarian dan pemanfaatan laut serta sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Dengan mengurangi pencemaran laut melalui pengelolaan limbah yang tepat, program ini turut menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan kehidupan laut yang menjadi tumpuan hidup masyarakat.

Tazkia, Salah satu mahasiswa pelaksana program menjelaskan, “Kami ingin memberdayakan masyarakat dengan solusi yang sederhana namun berdampak besar. Dengan cara ini, limbah yang selama ini menjadi masalah justru dapat menjadi sumber penghasilan baru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.”

Program ini mendapat dukungan penuh tidak hanya dari mahasiswa, tetapi juga dari pemerintah desa dan kelompok nelayan setempat yang sangat antusias. Mereka menyadari bahwa program ini bukan sekadar kegiatan sesaat, melainkan langkah strategis untuk membangun masa depan desa yang mandiri dan berkelanjutan. Antusiasme warga terlihat jelas saat mahasiswa menggelar penyuluhan tentang inovasi pakan ikan bernutrisi tinggi. Warga desa sangat bersemangat dan aktif bertanya, terutama ingin mempelajari langkah demi langkah proses pembuatan pelet agar bisa membuatnya sendiri di rumah. Keinginan kuat untuk menguasai teknik pembuatan ini menunjukkan kesiapan masyarakat dalam memanfaatkan limbah sebagai sumber penghasilan baru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dengan dukungan dan partisipasi aktif warga yang luar biasa ini, masa depan Desa Segoro Tambak sebagai desa yang sejahtera dan lestari semakin terbuka lebar. Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghasilkan inovasi yang berdampak luas. Dengan metode yang mudah dipahami dan diterapkan, diharapkan desa-desa pesisir lain di Indonesia dapat mengikuti jejak Desa Segoro Tambak dalam mengelola limbah sekaligus memperkuat perekonomian lokal. Mari bersama-sama mendukung dan menyebarkan program ini agar semakin banyak masyarakat terinspirasi memanfaatkan potensi limbah menjadi peluang usaha produktif. Bersama, kita wujudkan desa yang bersih, sejahtera, dan lestari!

Ditulis oleh:

Tazkia Jaufillail

Anggota Kelompok 3 Tim Bina Desa Segoro Tambak

Dosen Pembimbing Lapangan:

Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T.

 

 

Share345Tweet216Share60Pin78SendShare
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025
Previous Post

Dampak Efisiensi Anggaran Untuk PTN. Biaya Perkuliahan Naik?

Next Post

Indonesia dan Ketergantungan Ekspor Komoditas: Antara Peluang dan Ancaman

Nabilaromadloni04

Nabilaromadloni04

Related Posts

Screenshot 2025 06 14 175555

Mahasiswa UPNVJT Gencarkan Moderasi Beragama di MAN Surabaya

17 June 2025
Dokumentasi 1

Mahasiswa Selenggarakan Sosialisasi Moderasi Beragama : Pelajar SMAN 19 Surabaya Tanamkan Sikap Toleransi dalam Keberagaman

17 June 2025
Gambar WhatsApp 2025 05 15 pukul 12.58.09 824d62ce 1

Belajar Langsung di Industri Travel Umrah: Mahasiswa Universitas Negeri Malang Magang di PT Syarofu Dhuyufi Rahman

17 June 2025
UPN

Pengabdian Moderasi Beragama: Langkah UPN Jatim Satukan Keberagaman Bangsa

17 June 2025
Next Post
Rempah sebagai Komoditas Ekspor

Indonesia dan Ketergantungan Ekspor Komoditas: Antara Peluang dan Ancaman

marcel strauss nhUYyqi8yRE unsplash 1

Dampak Konten Psikologi di Media Sosial: Membuat Self-Aware atau Overthinking?

Lapas Tanjung

Lapas Tanjung dan Kemenag Tandatangani MoU Pembinaan Keagamaan untuk Warga Binaan

Pembelajaran matematika di Indonesia mulai diperkenalkan sejak usia dini, namun seringkali terasa terpisah dari realitas budaya dan kehidupan sehari-hari (Pathuddin, 2021). Meskipun matematika memiliki akar kuat dalam berbagai aspek budaya, pendekatan pembelajaran di sekolah cenderung formal dan teoritis. Sebagian masyarakat mungkin tidak pernah mengikuti pembelajaran matematika secara formal, namun konsep-konsep matematika secara tidak langsung telah terwujud dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sayangnya, kompleksitas matematika dan pendekatan formal ini dapat menciptakan pandangan rumit dan persepsi negatif terhadap mata pelajaran tersebut. Pandangan rumit terhadap matematika tidak muncul tanpa alasan. Mempelajari matematika sejatinya berarti memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak (Herawaty, et. all., 2019). Banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika karena merasa takut dan cemas menghadapi soal-soal yang dianggap sulit (Theresia, et. all., 2018). Mereka berfikir bahwa matematika itu rumit dan sulit untuk dimengerti. Konsep pembelajaran matematika di sekolah, yang seringkali diajarkan secara formal dan teoritis, mempengaruhi minat siswa dan dapat menyebabkan kebosanan, terutama jika materi sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari (Umy, 2020). Untuk mengatasi tantangan ini, perlu dirancang metode pembelajaran matematika yang lebih kontekstual, menyenangkan, dan terhubung dengan budaya setempat. Hubungan antara matematika dan budaya disebut dengan etnomatematika. Menurut Rachmawati (2012), etnomatematika dapat didefinisikan sebagai matematika yang berkembang dalam suatu budaya, mencerminkan perilaku khusus yang diterapkan oleh kelompok masyarakat tertentu dalam aktivitas matematika. Integrasi etnomatematika melalui permainan tradisional menjadi alternatif menarik untuk meningkatkan minat siswa terhadap matematika. Karena permainan tradisional tidak hanya mengandung unsur kesenangan dan budaya, tetapi juga melatih keterampilan berpikir dan berhitung (Nurul, 2021). Salah satu pilihan permainan tradisional yang menarik adalah permainan tradisional gedrik. Permainan gedrik sangat popular di tahun 80 hingga 90-an. Meskipun demikian, permainan tradisional seperti gedrik semakin terlupakan dan penting untuk mendukung pemulihannya sebagai alat pembelajaran yang berharga. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penting untuk diadakan penelitian tentang kaitan matematika dengan permainan tradisional gedrik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengeksplorasi etnomatematika yang terdapat pada permainan tradisional gedrik.

Etnomatematika Permainan Tradisinal Gedrik Pada Pembelajaran Matematika Di MI Roudlotul Huda Terban

WhatsApp Image 2025 05 26 at 08.23.56

MTsN 6 Bantul Gelar Rapat Asesmen Sumatif Akhir Tahun 2025

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran Berita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya.

Follow Us

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan Penggunaan Website
  • Disclaimer

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita