Sidoarjo, 27 Mei 2025 — Di tengah pesatnya pembangunan dan aktivitas perikanan di wilayah pesisir, pengelolaan limbah menjadi tantangan yang tidak boleh diabaikan. Di Desa Segoro Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, limbah cangkang kerang yang selama ini dianggap tidak bernilai kini berubah menjadi peluang baru bagi warga setempat. erkat inovasi dari mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, limbah tersebut berhasil diolah menjadi pelet ikan bernutrisi tinggi yang mudah diproduksi oleh masyarakat desa.
Inovasi ini tidak hanya menjadi solusi atas masalah lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama bertahun-tahun, limbah cangkang kerang menumpuk di pesisir desa, mengancam kebersihan lingkungan dan kesehatan warga. Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, tumpukan limbah tersebut berpotensi menjadi sumber penyakit dan pencemaran laut yang dapat merusak ekosistem perikanan, yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Menurut keterangan warga, setiap bulan Desa Segoro Tambak menghasilkan limbah cangkang kerang lebih dari 25 kilogram yang selama ini belum diolah dan hanya menumpuk di pesisir. Kondisi ini jelas menimbulkan masalah serius bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
Menyikapi hal tersebut, mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur melakukan pengabdian masyarakat dengan menghadirkan solusi sederhana dan praktis yang dapat langsung diterapkan oleh warga desa. Mereka mengajarkan cara mengolah limbah cangkang kerang yang kaya kalsium karbonat sebagai bahan baku utama pembuatan pelet ikan. Proses pengolahan yang mudah, tanpa membutuhkan teknologi rumit atau biaya tinggi, memungkinkan siapa saja di desa untuk membuatnya secara mandiri.
Mengapa inovasi ini sangat penting? Karena pelet ikan yang bergizi tinggi mampu meningkatkan produktivitas budidaya ikan di desa tersebut. Pakan ikan yang sehat dan bernutrisi tentu berdampak langsung pada kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga pendapatan serta ketahanan pangan masyarakat semakin terjamin. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal berupa limbah yang selama ini terabaikan, masyarakat pun memperoleh peluang usaha baru yang berkelanjutan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan mahasiswa, penggunaan pelet berbahan limbah cangkang kerang dapat meningkatkan pertumbuhan ikan hingga 15-20 persen dibandingkan dengan pakan konvensional. Hal ini membuka kesempatan besar bagi pembudidaya ikan di Desa Segoro Tambak untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
Inovasi ini juga sejalan dengan misi global yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). SDGs merupakan kerangka kerja internasional yang menetapkan 17 tujuan utama untuk mencapai dunia yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan pada tahun 2030. Tujuan-tujuan ini mencakup berbagai aspek penting mulai dari pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, perlindungan lingkungan, hingga pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Program inovasi pelet ikan ini mendukung beberapa tujuan SDGs yang sangat relevan dengan kondisi Desa Segoro Tambak, antara lain:
SDG 1: Tanpa Kemiskinan
Memberikan masyarakat alat dan pengetahuan untuk menghasilkan produk bernilai jual tinggi, sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi warga di wilayah pesisir.
SDG 2 : Tanpa Kelaparan
Bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan pangan yang bergizi. Dalam konteks program ini, fokusnya adalah pada peningkatan kualitas pakan ikan yang bernutrisi tinggi. Dengan menyediakan pakan yang lebih sehat dan kaya gizi, budidaya ikan menjadi lebih produktif dan efisien, sehingga mendukung keberlanjutan produksi ikan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dengan partisipasi penuh dalam pekerjaan yang produktif dan layak bagi semua.. Mengembangkan usaha mikro dan kecil berbasis potensi lokal, yang mampu membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi desa.
SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
SDG ini menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya dan limbah secara efisien dan bertanggung jawab. Program ini mengedukasi masyarakat untuk mengolah limbah cangkang kerang menjadi produk bernilai ekonomi, sehingga mendorong pola produksi dan konsumsi yang lebih ramah lingkungan.
SDG 14: Ekosistem Lautan
Tujuan ini fokus pada pelestarian dan pemanfaatan laut serta sumber daya kelautan secara berkelanjutan. Dengan mengurangi pencemaran laut melalui pengelolaan limbah yang tepat, program ini turut menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan kehidupan laut yang menjadi tumpuan hidup masyarakat.
Tazkia, Salah satu mahasiswa pelaksana program menjelaskan, “Kami ingin memberdayakan masyarakat dengan solusi yang sederhana namun berdampak besar. Dengan cara ini, limbah yang selama ini menjadi masalah justru dapat menjadi sumber penghasilan baru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.”
Program ini mendapat dukungan penuh tidak hanya dari mahasiswa, tetapi juga dari pemerintah desa dan kelompok nelayan setempat yang sangat antusias. Mereka menyadari bahwa program ini bukan sekadar kegiatan sesaat, melainkan langkah strategis untuk membangun masa depan desa yang mandiri dan berkelanjutan. Antusiasme warga terlihat jelas saat mahasiswa menggelar penyuluhan tentang inovasi pakan ikan bernutrisi tinggi. Warga desa sangat bersemangat dan aktif bertanya, terutama ingin mempelajari langkah demi langkah proses pembuatan pelet agar bisa membuatnya sendiri di rumah. Keinginan kuat untuk menguasai teknik pembuatan ini menunjukkan kesiapan masyarakat dalam memanfaatkan limbah sebagai sumber penghasilan baru sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan dukungan dan partisipasi aktif warga yang luar biasa ini, masa depan Desa Segoro Tambak sebagai desa yang sejahtera dan lestari semakin terbuka lebar. Keberhasilan program ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat mampu menghasilkan inovasi yang berdampak luas. Dengan metode yang mudah dipahami dan diterapkan, diharapkan desa-desa pesisir lain di Indonesia dapat mengikuti jejak Desa Segoro Tambak dalam mengelola limbah sekaligus memperkuat perekonomian lokal. Mari bersama-sama mendukung dan menyebarkan program ini agar semakin banyak masyarakat terinspirasi memanfaatkan potensi limbah menjadi peluang usaha produktif. Bersama, kita wujudkan desa yang bersih, sejahtera, dan lestari!
Ditulis oleh:
Tazkia Jaufillail
Anggota Kelompok 3 Tim Bina Desa Segoro Tambak
Dosen Pembimbing Lapangan:
Ir. Caecilia Pujiastuti, M.T.