Mungkin kamu pernah melihat konten video atau audio di Youtube yang mengklaim dapat membuatmu merasa lebih menarik, pintar, atau bahkan meningkatkan keberuntungan hanya dalam waktu yang singkat. Fenomena ini merupakan salah satu tren subliminal yang populer di kalangan generasi muda dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena maraknya konten manifestasi dan self-improvement di media sosial. Biasanya konten-konten ini menggunakan judul yang menarik dan menjanjikan hasil yang instan, serta mengandung pesan-pesan yang tersembunyi.
Semakin banyak melihat konten serupa, kamu mungkin bertanya-tanya: apakah konten subliminal ini benar-benar bekerja, atau hanya sekadar manipulasi yang didukung dengan sugesti diri?
Apa itu subliminal?
Subliminal adalah praktik penyampaian pesan dalam berbagai bentuk dan berada di bawah ambang kesadaran. Meskipun seseorang tidak secara sadar mendengar atau melihat pesan subliminal, pesan-pesan tersebut tetap dapat mencapai otak bawah sadar dan mampu memengaruhi preferensi hingga perilaku seseorang. Pesan-pesan subliminal dapat disisipkan dalam bentuk yang beragam, contohnya seperti iklan di televisi, konten video dan audio di Youtube, dan sebagainya.
Contoh penggunaan pesan subliminal yang terkenal terjadi pada tahun 1950-an oleh seorang peneliti, James Vicary. Ia bereksperimen dengan menerapkan penggunaan kata-kata seperti “Hungry? Eat Popcorn” yang diputar secara cepat dalam penayangan film di bioskop yang diharapkan dapat meningkatkan angka penjualan. Penonton mungkin tidak menyadarinya secara sadar, tetapi dapat menangkap pesan di tingkat bawah sadar. Meskipun klaim bahwa adanya peningkatan dalam penjualan tidaklah benar dan James akhirnya mengakui bahwa ia tidak pernah benar-benar melakukan eksperimen, kasus tersebut sempat membuat masyarakat panik. Hal ini dikarenakan adanya ketakutan di tengah masyarakat bahwa pemanfaatan pesan subliminal dapat digunakan dalam propaganda atau bahkan pengendalian pikiran.
Mengapa generasi muda tertarik?
Masa remaja dikenal sebagai masa di mana seseorang sedang mencari identitas atau jati diri, serta terfokus dalam perubahan diri hingga penilaian sosial. Selain itu, banyaknya tekanan sosial dan penyebaran konten mengenai standar kecantikan hingga muncul istilah seperti glow-up, tentunya dapat meningkatkan keinginan seseorang untuk mengubah dirinya sesuai dengan standar yang diharapkan. Ekspektasi-ekspektasi inilah yang mendorong genenerasi muda untuk mencari solusi yang cepat dan efektif, salah satunya adalah dengan menonton konten video atau audio subliminal di Youtube yang di posting dengan judul menarik dan berisi klaim bahwa hasil dapat diperoleh secara instan.

Penjelasan ilmiah secara psikologis
Seorang psikolog sosial dan rekannya, Pratkanis dkk. (1990), melakukan sebuah eksperimen dengan para relawan yang tertarik dengan subliminal dalam bentuk audio atau rekaman. Dalam eksperimen tersebut, ia ingin menguji efektivitas pesan subliminal yang didengar dalam meningkatkan harga diri atau daya ingat seseorang. Dalam rekaman untuk meningkatkan harga diri, terdapat kata-kata seperti “Saya memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang tinggi”. Sedangkan dalam rekaman untuk meningkatkan daya ingat, mengandung kata-kata “Kemampuan saya untuk mengingat dan mengingat kembali meningkat setiap harinya”.
Selanjutnya, para relawan diminta untuk mengukur harga diri dan daya ingat dalam tolak ukur tertentu, kemudian memilih salah satu tipe rekaman untuk didengar setiap hari selama lima minggu. Hasil yang diperoleh adalah ternyata rekaman tersebut tidak memengaruhi harga diri ataupun ingatan para relawan. Namun, mereka menganggap bahwa rekaman-rekaman tersebut bekerja secara efektif karena merasa adanya peningkatan dalam harga diri dan daya ingat.
Pratkanis dkk. beranggapan bahwa hal ini merupakan efek ilusi placebo, yang sekaligus membuktikan mengapa testimonial mengenai suatu produk atau pengobatan tidak selalu dapat dijadikan acuan yang berdasar karena sebagian besar tidaklah benar adanya dan sering kali bersifat subjektif sebab terdapat perubahan dalam persepsi. Tidak hanya itu, kurangnya bukti ilmiah terkait hasil dari pesan subliminal, seperti perubahan secara fisik, mendorong fakta bahwa pesan tersebut tidak benar-benar efektif atau berpengaruh sesuai dengan klaim yang disebutkan.
Potensi bahaya dan misleading claims pada konten subliminal
Fenomena tren pesan subliminal ini memiliki potensi bahaya bagi generasi muda jika tidak dipahami secara kritis. Banyaknya konten yang menjanjikan perubahan secara instan dapat menumbuhkan ekspektasi yang terkadang tidak realistis di dalam diri dan mampu memengaruhi mereka secara psikologis jika hasil yang diperoleh tidak memenuhi ekspektasi tersebut. Oleh karena itu, adanya bimbingan orang tua serta kemampuan untuk memilah informasi secara kritis sangatlah penting bagi remaja dan perkembangannya.
Berikut adalah beberapa klaim populer di tengah generasi muda yang tidak benar atau misleading claims terkait pesan subliminal:
1. “Pesan subliminal dapat efektif bekerja dalam waktu kurang dari 24 jam.”
Pada kenyataannya, hasil dari pesan subliminal sebagian besar dipengaruhi oleh sugesti atau kepercayaan diri penerima, bukan dari efektivitas dari bentuk pesan tersebut.
2. “Tren subliminal dapat digunakan untuk mengendalikan pikiran seseorang atau kelompok tertentu.”
Faktanya, sesuai dengan hasil eksperimen yang sebelumnya dilakukan oleh James Vicary, kepanikan masyarakat akan adanya kemungkinan pengendalian pikiran oleh pesan subliminal murni hanya rasa ketakutan dan tidak benar adanya.
3. “Mendengar atau menonton pesan subliminal sama saja dengan praktik manifestasi, namun dalam waktu yang lebih cepat.”
Pesan subliminal hanya memberi efek perubahan yang kecil dan memerlukan dukungan dari pengaruh sugesti, bukan semata-mata manifestasi dalam bentuk instan.
4. “Apabila hasil dari pesan subliminal tidak sesuai dengan ekspektasi, pendengar dianggap kurang ‘percaya’ atau tidak memenuhi kriteria yang diperlukan.”
Setiap orang memiliki ekspektasi dan sugesti diri yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, pernyataan ini cenderung menyalahkan pihak penerima pesan, bukannya mempertanyakan efektivitas dari pesan tersebut.
Kesimpulan
Fenomena subliminal di tengah generasi muda menjadi salah satu tren yang menimbulkan berbagai macam spekulasi, seperti “Apakah benar-benar efektif?” hingga “Apakah dapat terjadi dengan instan dan sesuai dengan ekspektasi?”. Judul dan klaim yang terlihat menjanjikan menjadi umpan besar di tengah generasi muda yang tengah mencari identitas dan jati dirinya. Namun, berbagai penelitian yang dilakukan oleh para psikolog membuktikan bahwa efektivitas pesan subliminal masih patut dipertanyakan karena kurangnya bukti secara ilmiah. Kasus James Vicary pada tahun 1950-an hingga penelitian oleh Pratkanis dkk. membuktikan bahwa sebagian besar hasil dari pesan tersebut merupakan efek ilusi placebo serta didukung oleh sugesti dan persepsi subjektif.
Oleh karena itu, generasi muda diharapkan dapat meningkatkan pemikiran kritis dan kemampuan mengolah informasi secara objektif. Dengan begitu, generasi muda dapat mengembangkan dan menemukan jati diri dengan cara yang lebih sehat, serta tidak terpengaruh dengan ekspektasi dan hasil yang tidak realistis.
Referensi
Debes, S. R. (2021, January 26). How Subliminal Images Impact Your Brain and Behavior. Neuroscience from Technology Networks. https://www.technologynetworks.com/neuroscience/articles/how-subliminal-images-impact-your-brain-and-behavior-344858
Kaser V. A. (1986). The effects of an auditory subliminal message upon the production of images and dreams. The Journal of nervous and mental disease, 174(7), 397–407. https://doi.org/10.1097/00005053-198607000-00003
Mazzei, M. (2025). Subliminal Messaging | EBSCO. EBSCO Information Services, Inc. | www.ebsco.com. https://www.ebsco.com/research-starters/social-sciences-and-humanities/subliminal-messaging
Ruch, S., Züst, M. A., & Henke, K. (2016). Subliminal messages exert long-term effects on decision-making. Neuroscience of Consciousness, 2016(1). https://doi.org/10.1093/nc/niw013
Thakur, H. (2025). The Effects of Subliminal Messages. Scribd. https://www.scribd.com/document/68502063/The-Effects-of-Subliminal-Messages
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”





































































