Setiap orang pasti pernah mengalami masa sulit dalam hidupnya. Ada saat ketika kita merasa tidak mampu, tidak percaya diri, dan bingung harus melangkah ke mana. Perasaan ini biasanya muncul karena kegagalan, kehilangan, atau tekanan yang terus menerus. Jika tidak dikelola dengan baik, perasaan tersebut bisa membuat seseorang berhenti berusaha dan menyerah pada keadaan.
Buku Dari Aku Tak Bisa Menjadi Aku Bisa karya Dea Sholihatun Ni’mah menggambarkan kondisi tersebut secara jujur. Penulis menceritakan pengalaman hidupnya ketika berada di titik terendah, merasa tidak mampu, dan dipenuhi rasa takut. Cerita-cerita dalam buku ini ditulis dengan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami dan terasa dekat dengan kehidupan pembaca.
Melalui buku ini penulis ingin menunjukkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah. Walaupun prosesnya tidak mudah dan membutuhkan waktu, perubahan tetap bisa terjadi jika seseorang mau berusaha. Oleh karena itu, opini ini akan membahas bagaimana proses jatuh bangun, penyembuhan diri, dan usaha bangkit menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup penulis.
Awal Perubahan Diri
Buku ini dibuka dengan gambaran bagaimana Dea sering merasa tidak mampu menghadapi berbagai masalah hidup. Rasa tidak bisa yang ia alami muncul dari banyak hal, seperti kekecewaan, kehilangan, atau tekanan batin Namun, bagian ini menjadi penting karena menunjukkan bahwa perasaan tidak mampu adalah sesuatu yang umum dialami banyak orang. Rasa tidak bisa bukanlah akhir, melainkan titik awal untuk melakukan perubahan.
Dea menegaskan bahwa kegagalan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Ia sendiri mengalami banyak kegagalan yang sempat membuatnya terpuruk namun, Dea perlahan memahami bahwa kegagalan bukan untuk menakutkan, tetapi untuk dipelajari. Kegagalan menjadi proses untuk mengenali diri sendiri dan memperbaiki kekurangan. Pemikiran ini mengajarkan bahwa kegagalan seharusnya tidak menghentikan langkah seseorang, tetapi justru memperkuat mentalnya
Bangkit Dari Trauma
Salah satu bagian penting dari isi buku adalah pembahasan mengenai trauma. Trauma digambarkan sebagai sesuatu yang bisa menahan seseorang untuk maju. Penulis menjelaskan bagaimana trauma membuatnya takut gagal dan takut kecewa lagi. Dea memberikan pesan kuat “Jangan jadikan trauma sumber kegagalan menuju masa depan.” Kalimat ini menegaskan bahwa masa lalu tidak boleh menghalangi masa depan. Trauma harus dihadapi, bukan disembunyikan.
penulis menegaskan bahwa trauma tidak boleh dijadikan alasan untuk berhenti. Ia menyampaikan pesan kuat bahwa masa lalu tidak seharusnya menghalangi masa depan. Trauma harus dihadapi secara perlahan, bukan dipendam atau dihindari, agar seseorang bisa melanjutkan hidupnya dengan lebih baik.
Penulis menekankan bahwa keikhlasan dan kesabaran adalah dua hal penting dalam membangun mental kuat. Ikhlas membantu seseorang menerima kenyataan yang tidak dapat diubah, sementara sabar membantu seseorang menjalani proses penyembuhan secara perlahan. Penulis menunjukkan bahwa perubahan tidak terjadi dalam sekejap. Dibutuhkan waktu, usaha, dan keyakinan bahwa semua pengalaman, baik maupun buruk, ada maknanya.
Membangun Versi Terbaik
Setelah melewati berbagai proses emosional, penulis mulai bangkit dan menemukan kekuatan dalam dirinya. Ia belajar dari setiap luka dan mengambil pelajaran dari setiap kegagalan yang pernah dialaminya. Pengalaman pahit tersebut perlahan membentuk mental yang lebih kuat.
Buku ini menegaskan bahwa bangkit tidak selalu berarti langsung menjadi sempurna. Bangkit adalah tentang keberanian untuk mencoba lagi, meskipun pernah gagal. Setiap langkah kecil yang diambil tetap memiliki arti penting dalam proses perubahan diri.
Pada akhirnya penulis berhasil mengubah rasa aku tidak bisa menjadi aku bisa. Pesan inilah yang menjadi inti dari buku tersebut. Buku ini mengajarkan bahwa siapa pun dapat menjadi pribadi yang lebih baik jika berani menghadapi dirinya sendiri dan tidak menyerah pada keadaan.
Berdasarkan pembahasan tersebut, buku Dari Aku Tak Bisa Menjadi Aku Bisa menunjukkan bahwa rasa tidak mampu, kegagalan, dan trauma adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Penulis mengajarkan bahwa setiap proses jatuh bangun memiliki makna dan dapat menjadi pelajaran berharga untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik.
Buku ini juga menegaskan bahwa perubahan tidak terjadi secara instan. Dibutuhkan keikhlasan, kesabaran, dan keberanian untuk menghadapi kenyataan. Melalui proses tersebut, seseorang dapat bangkit dan menjadi lebih kuat. Pesan utama dari buku ini adalah bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dari tidak bisa menjadi aku bisa jika mau terus berusaha.

*) Ashfi Rayhan Rayyan, Mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Muhammdiyah Malang
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”






































































