WONOSOBO — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Wonosobo kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan dan ketertiban (kamtib) melalui langkah proaktif. Pada Sabtu (22/6/2025), Rutan Wonosobo melaksanakan razia atau penggeledahan kamar hunian Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Uniknya, seluruh proses dilaksanakan dengan pendekatan humanis yang mengedepankan dialog dan penghormatan terhadap hak warga binaan.
Kegiatan yang merupakan bagian dari program deteksi dini gangguan kamtib ini dipimpin langsung oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka. KPR), beserta jajaran staf pengamanan. Razia difokuskan pada beberapa blok hunian yang telah dipetakan sebelumnya, dengan memastikan setiap prosedur dijalankan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Pendekatan Humanis Sebagai Kunci Keberhasilan
Berbeda dengan citra razia yang kaku dan represif, Rutan Wonosobo memilih untuk mengedepankan komunikasi. Sebelum pemeriksaan dimulai, petugas memberikan penjelasan kepada warga binaan mengenai tujuan kegiatan, yaitu untuk memastikan lingkungan rutan bebas dari barang-barang berbahaya dan terlarang yang dapat mengganggu keamanan bersama.
Kepala Rutan Wonosobo dalam keterangannya menegaskan pentingnya pendekatan ini.
“Razia ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam menjaga keamanan dan ketertiban di dalam rutan. Namun, kami pastikan pelaksanaannya tetap mengedepankan prinsip kemanusiaan dan rasa saling menghormati. Tujuannya bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk melindungi semua penghuni, baik petugas maupun warga binaan itu sendiri,” ujarnya.
Pendekatan ini terbukti efektif. Selama proses penggeledahan, tidak ada gesekan maupun tindakan protes dari warga binaan. Mereka kooperatif mempersilakan petugas untuk memeriksa barang-barang pribadi dan area kamar mereka.
Proses Pemeriksaan Menyeluruh dan Hasilnya
Petugas melakukan pemeriksaan secara teliti di setiap sudut kamar hunian, mulai dari lemari, tempat tidur, hingga area kamar mandi. Sasaran utama pemeriksaan meliputi:
- Senjata tajam rakitan
- Narkotika dan obat-obatan terlarang
- Alat komunikasi ilegal (handphone)
- Barang-barang lain yang dilarang peredarannya di dalam rutan
Setelah kurang lebih dua jam melakukan pemeriksaan di beberapa kamar hunian, tim pengamanan tidak menemukan satu pun barang terlarang. Hasil nihil ini menjadi indikator positif bahwa program pembinaan dan pengawasan yang berjalan selama ini cukup efektif.
“Hasil nihil ini patut kita syukuri. Ini menunjukkan tingkat kesadaran warga binaan yang semakin baik dan efektivitas pengawasan kami. Kegiatan berjalan dengan aman, tertib, dan kondusif,” ungkap Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan usai kegiatan.
Analisis dan Langkah Strategis ke Depan
Hasil razia yang kondusif dan tanpa temuan ini memberikan beberapa wawasan penting:
- Validasi Pendekatan Persuasif: Keberhasilan razia ini membuktikan bahwa pendekatan humanis dan dialogis lebih efektif dalam menciptakan kepatuhan dibandingkan metode represif. Ini membangun kepercayaan antara petugas dan warga binaan.
- Efektivitas Deteksi Dini: Pelaksanaan razia secara rutin dan terukur merupakan pilar utama sistem deteksi dini. Hasil nihil bukan berarti pengawasan harus kendor, melainkan menjadi dasar untuk mempertahankan konsistensi.
- Kondusivitas sebagai Modal Pembinaan: Lingkungan yang aman dan bebas dari barang terlarang adalah syarat mutlak untuk keberhasilan program pembinaan dan reintegrasi sosial.
Berdasarkan hasil ini, Rutan Wonosobo berkomitmen untuk:
- Mempertahankan Jadwal Razia Berkala: Melanjutkan kegiatan serupa secara rutin namun dengan waktu yang acak untuk menjaga efektivitasnya.
- Meningkatkan Dialog: Terus memperkuat komunikasi dua arah dengan warga binaan untuk menyerap aspirasi dan mencegah potensi masalah dari akarnya.
- Evaluasi Berkelanjutan: Secara konsisten mengevaluasi SOP pengamanan dan pendekatan yang digunakan untuk memastikan tetap relevan dan efektif dalam menjaga situasi rutan yang kondusif.