Surabaya, 11 Juni 2025 – Sebanyak 100 siswa kelas 7 di SMP Negeri 62 Surabaya mengikuti penyuluhan bertema Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh kelompok 3 Mata Kuliah Umum Agama Islam G746, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur. Kegiatan ini diadakan di mushola sekolah dengan pendekatan partisipatif yang berbeda dari penyuluhan konvensional.

Penyuluhan yang diselenggarakan dengan metode partisipatif ini mengutamakan sesi diskusi interaktif dibandingkan porsi materi yang lebih dominan. Peserta diberikan kesempatan untuk mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan toleransi, menghargai perbedaan, sikap adil, dan menghindari ekstremisme dalam beragama.
Setelah pemaparan singkat tentang moderasi beragama, para siswa dibagi dalam empat kelompok yang disesuaikan dengan kelasnya untuk mengikuti Forum Group Discussion (FGD). Setiap kelompok diberikan satu studi kasus yang menggambarkan konflik atau situasi sosial terkait dengan perbedaan keyakinan, dengan tujuan agar para siswa dapat berpikir kritis dan menyusun solusi mereka sendiri.

Selama sesi diskusi, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi, mengemukakan pendapat mereka, serta merumuskan solusi berdasarkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan. “Kami ingin siswa tidak hanya mengetahui teori, tetapi juga bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Fakhri, salah satu fasilitator kegiatan.
Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, menganalisis masalah yang ada dan menawarkan solusi berbasis prinsip moderasi beragama. Para siswa memaparkan pentingnya saling menghargai antar pemeluk agama sebagai solusi utama untuk mencapai kerukunan.

Salah satu guru pendamping, Bu Desy, menyatakan bahwa metode diskusi kelompok seperti ini sangat efektif dalam menumbuhkan pemahaman siswa tentang moderasi beragama, serta melatih keberanian mereka dalam menyampaikan pendapat secara terbuka. “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena mendorong siswa berpikir kritis dan terbuka, tanpa merasa digurui,” ujarnya.
Penyuluhan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para siswa untuk menjadi individu yang toleran, terbuka, dan mampu hidup harmonis di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan metode edukatif yang lebih dekat dengan cara berpikir siswa, kegiatan ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai moderasi, tetapi juga menanamkan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.