Jakarta – Berprestasi, multitalenta, dan penuh semangat—itulah tiga kata yang pas untuk menggambarkan sosok Audellya Ambara Harsono, pemenang Puteri Anak Indonesia Jakarta 2025. Gadis kelahiran San Diego, USA, pada 6 November 2013 ini bukan hanya cantik dan percaya diri di atas panggung, tapi juga cerdas, aktif, dan penuh rasa ingin tahu.
Dengan tinggi badan 172 cm dan berat 47 kg, Audellya yang kini berusia 11 tahun dikenal sebagai anak kedua dari dua bersaudara yang punya segudang talenta. Ia tinggal dan belajar di Jakarta dan juga kerap kembali ke Amerika mengikuti penugasan sang Ayah. Di media sosial, ia aktif berbagi aktivitasnya melalui akun Instagram @Audellya_Ambara, TikTok @audellya_ambara, dan kanal YouTube bersama kakaknya yang bertajuk Twinsy Twosies.
Bakat Sejak Dini
Sejak kecil, Audellya sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia bercerita dan membaca. Ia pun mulai membuat vlog mainan bersama kakaknya, Amaryllis. Di sekolah, Audellya dikenal sebagai pemimpin upacara yang lantang dan tegas. Ia juga aktif di Paskibra yang mengajarkannya kedisiplinan dan kerja tim.
Prestasi Audellya di bidang akademik pun tak main-main. Tahun ini, ia mengikuti ajang World Scholars’ Cup tingkat regional dan berhasil meraih 2 piala dan 7 medali di bidang debat, menulis, dan pengetahuan umum. “Lomba debat mengajarkan aku untuk lebih berpikir kritis dan berbicara dengan jelas,” ujarnya penuh semangat.
Bintang di Atas Panggung
Panggung bukan hal baru bagi Audellya. Ia sering tampil di berbagai pertunjukan musikal bersama Hi Jakarta Production, memerankan tokoh-tokoh ikonik seperti Genie (Aladdin), Anna (Frozen), dan Max (The Grinch). Selain itu, ia juga gemar menyanyi, bermain piano, hingga menari ballet dan contemporary dance.
Sejak usia 5 tahun, Audellya sudah les ballet di Nimata Studio, Bintaro dan aktif mengikuti lomba-lomba ballet di ajang internasional. Ia juga sering tampil di piano recital, semakin mengasah rasa percaya dirinya di atas panggung.
Dukungan Keluarga, Kunci Keberhasilan
Baca Juga
Di balik semua prestasinya, ada dukungan penuh dari orang tua. “Mama bantu merekam dan mengedit vlog aku. Papa juga dukung cari kostum waktu aku tampil jadi Burung Hantu di unjuk bakat,” cerita Audellya.
Pengalaman mengikuti ajang Puteri Anak Indonesia Jakarta 2025 menjadi momen berharga baginya. Ia belajar tampil percaya diri, menjawab pertanyaan dengan mantap, dan tentu saja mendapat banyak teman baru selama masa karantina.
Siap Bawa Nama Indonesia ke Dunia
Tahun ini, Audellya akan kembali bersekolah di San Diego, USA. Tapi ia tak akan lupa membawa budaya Indonesia ke manapun ia pergi. “Aku sudah siapkan banyak baju batik untuk aku pakai ke sekolah di Amerika. Aku ingin memperkenalkan batik dan budaya Indonesia di sana,” ucapnya antusias.
Sebagai Puteri Anak Indonesia Jakarta 2025, Audellya punya mimpi besar: membawa gelarnya ke tingkat internasional dan mengenalkan kekayaan budaya Indonesia secara langsung. “Aku ingin seluruh dunia tahu betapa hebat dan indahnya Jakarta dan Indonesia, bukan hanya lewat media sosial, tapi dari interaksi nyata.”
Audellya menutup dengan harapan hangat, “Semoga aku bisa terus jadi inspirasi dan membawa nama Indonesia di panggung dunia. Mohon dukungan teman-teman untuk kompetisi selanjutnya ya!”
***
Syarat dan Ketentuan Penulisan di Siaran-Berita.com :
Setiap penulis setuju untuk bertanggung jawab atas berita, artikel, opini atau tulisan apa pun yang mereka publikasikan di siaran-berita.com dan klaim apa pun yang timbul dari publikasi tersebut, termasuk, namun tidak terbatas pada, klaim pencemaran nama baik, pelanggaran privasi, pelanggaran hak cipta, merek dagang, nama dagang atau pelanggaran paten, berita palsu, atau klaim lain apa pun yang didasarkan pada perbuatan melawan hukum atau kontrak, atau berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia
Selain itu, setiap penulis setuju, untuk membebaskan siaran-berita.com dari semua klaim (baik yang sah maupun tidak sah), tuntutan hukum, putusan, kewajiban, ganti rugi, kerugian, biaya, dan pengeluaran apa pun (termasuk penilaian biaya pengacara yang wajar) yang timbul dari atau disebabkan oleh publikasi berita apa pun yang dipublikasikan oleh penulis.”
