Dalam dunia medis, terapi cairan atau yang lebih kita kenal sebagai “infus” bukan sekadar tetesan air lewat selang. Cairan ini bisa jadi penyelamat nyawa saat tubuh kekurangan cairan, yang membuat banyak fungsi penting di dalam tubuh bisa terganggu. Mulai dari merasa lemas, pusing, sampai penurunan kesadaran bisa terjadi.
Terapi cairan adalah pemberian cairan ke dalam tubuh, biasanya melalui infus, untuk menggantikan cairan yang hilang atau tidak cukup. Cairan ini bisa berisi air, garam, gula, yang dibutuhkan tubuh terutama kepada pasien yang dehidrasi, mengalami diare berat, muntah terus-menerus, demam tinggi, atau luka berat yang menyebabkan banyak kehilangan darah.
Sekitar 60% tubuh kita terdiri dari air. Cairan ini membantu darah mengalir, membawa oksigen dan nutrisi, serta menjaga suhu tubuh tetap stabil. Saat tubuh kehilangan cairan terlalu banyak dan tidak diganti, organ-organ vital bisa berhenti bekerja secara normal.
Cairan infus akan masuk langsung ke pembuluh darah dan bekerja cepat, terutama dalam kondisi gawat darurat.
Namun, pemberian infus tidak boleh sembarangan. Terlalu banyak bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru- paru, sesak napas, atau bahkan kerusakan ginjal. Sebaliknya, jika terlalu sedikit, organ tubuh bisa kekurangan darah dan berujung pada kegagalan organ.
Contohnya, pada pasien dengan gejala diare terus menerus selama 2 hari, kemudian disertai lemas, pusing, mulut kering. Itu merupakan tanda dari dehidrasi maka dari itu perlu dilakukan terapi cairan seperti infus agar tubuhnya mampu beraktivitas kembali.
Maka dari itu, terapi cairan bukanlah tindakan sepele, penyesuaian cara dan jumlah infus menjadi hal yang harus diperhatikan. Pengetahuan, ketepatan, dana kehati-hatian tenaga medis dalam menangani menjadi hal yang patut diperhatikan seksama oleh keluarga pasien.
Disusun Oleh : Kelas A Kelompok 5
Mahasiswa Semester 4 Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya