LAMONGAN – Dibalik kehebatan seorang santri, tersimpan kekuatan besar untuk mengubah dunia. Itulah yang terpancar dari sosok Siti Mahmudah, perempuan muda asal Desa Rayunggumuk, Kecamatan Glagah, Lamongan, yang meniti jejaknya dari pesantren menuju kancah pembelajaran bahasa internasional. Ia adalah alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjarwati, Paciran, Lamongan, dan kini menjadi tutor profesional di Kampung Inggris, Pare, Kediri.
Sejak mondok di Banjarwati, Mahmudah telah menunjukkan ketertarikannya yang tinggi terhadap Bahasa Inggris. Di tengah kesibukan belajar kitab kuning dan mengikuti pengajian, ia konsisten menghidupi program-program bahasa, baik melalui English Club, percakapan harian, hingga menjadi mentor informal bagi teman-temannya.
Kecintaan itu tidak berhenti di bangku pesantren. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan, ia mengambil langkah besar: melanjutkan studi intensif Bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare. Kurangnya dedikasi dan kerja kerasnya terbukti, hingga akhirnya ia dipercaya menjadi tutor Bahasa Inggris di salah satu lembaga ternama di Pare.
Sebagai tutor, Mahmudah dikenal dengan pendekatannya yang unik: menggabungkan kehangatan santri, kedalaman nilai Islam, dan metode belajar yang menyenangkan dan komunikatif. Ia sering memadukan materi grammar dan speaking dengan motivasi, cerita inspiratif, dan latihan yang membangun kepercayaan diri.
“Saya tidak ingin Bahasa Inggris jadi momok. Saya ingin siswa menikmati proses, seperti saya menikmati belajar di pesantren dulu,” tuturnya.
Tak hanya mengajar di Pare, Mahmudah juga aktif kembali ke pesantren-pesantren sebagai tutor tamu. Ia mengisi pelatihan bahasa, kelas speaking, dan motivasi belajar Bahasa Inggris untuk santri. Baginya, Bahasa Inggris adalah bagian dari ikhtiar dakwah: membuka wawasan global tanpa kehilangan identitas.
Dalam pandangan Mahmudah, penguasaan Bahasa Inggris bagi santri bukan soal prestise, tapi bentuk kesadaran akan pentingnya membuka diri terhadap dunia luar. Ia melihat Bahasa Inggris sebagai jembatan untuk menyampaikan Islam rahmatan lil alamin kepada dunia internasional, sekaligus sebagai bekal santri menghadapi era globalisasi.
Siti Mahmudah adalah representasi santri masa kini: cerdas, membumi, dan adaptif. Ia tidak hanya mengajarkan kosa kata dan tenses, tapi juga membangun rasa percaya diri dan visi masa depan para pembelajar. Di kelasnya, belajar tidak lagi menakutkan—tetapi menjadi kegiatan yang menggembirakan dan penuh makna.
“Santri itu bukan hanya bisa ngaji. Santri juga bisa fasih berbahasa, berdialog dengan dunia, dan tetap menjaga akhlaknya” katanya mantap.
Dari Banjarwati ke Pare, dari santri menjadi penggerak. Siti Mahmudah telah membuktikan bahwa jalan santri tak pernah buntu, dan ilmu yang dipelajari dengan cinta akan menemukan jalan untuk memberi manfaat. Ia menjadi bukti bahwa santri bisa go internasional, tanpa harus kehilangan jati diri.
Redaksi: Artikel ini ditulis oleh sahabat seperjuangan, Ike Nurul Fitrotus Shoimah sebagai bentuk apresiasi atas kiprah Siti Mahmudah, alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjarwati Paciran, lulusan S1 MPI INSUD Lamongan, yang kini mengabdi sebagai tutor Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare. Ia adalah inspirasi bahwa santri bukan hanya pelestari tradisi, tapi juga pionir masa depan.