Jakarta, 6 Juli 2025. Karsa Seni Indonesia (KSI) kembali mencatatkan prestasi di panggung budaya internasional. Untuk kedua kalinya, pertunjukan bertajuk “Exquisite Indonesia” akan tampil dalam rangkaian International Folklore Festival di Eropa, meliputi, Serbia, North Macedonia, Rumania, dan Polandia. Sebagai pelepasan, KSI menggelar pertunjukan pamit spektakuler di Gedung Pertunjukan Bulungan, Jakarta Selatan, Sabtu malam (5/7) pukul 19.10 WIB.
Pertunjukan ini bukan sekadar pameran budaya,tetapi bukti kolaborasi lintas usia dan latar belakang, dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga, yang bahu-membahu menyajikan keindahan Nusantara dalam berbagai bentuk tarian tradisi dan kreasi. Salah satu yang paling menyedot perhatian adalah “Ngibit Si Hantu Cinta”, sebuahtari kreasi horor Betawi yang memadukan unsur tradisional, humor, dan kisah cinta anak muda zaman kini.
Dikoreografikan oleh Frank Adam Rorimpandey (Tobby), tarian ini menghadirkan kuntilanak dalam versi tak biasa diperankan oleh para penari pria dengan ekspresi jenaka dan gerak teatrikal, menggambarkan seorang pria yang menyamar menjadi hantu demi menguji kesetiaan kekasihnya. Bukannya takut, si kekasih justru mengajak ‘hantu’ tersebut bercanda. Penonton pun tertawa dan bersorak riang.
Di balik gerak tari, kekuatan musik menjadi elemen penting. Roebby Amung, penata musik pertunjukan ini, mengungkap bahwa seluruh pemusik adalah remaja SMP, SMA, dan SMK hasil seleksi dari ekstrakurikuler di berbagai sekolah. Mereka berlatih secara intensif selama lebih dari enam bulan untuk tampil dalam panggung berskala internasional ini.
“Kami ingin anak-anak Indonesia bukan hanya menikmati, tapi juga menghidupkan kembali musik tradisional. Di luar negeri, mereka akan jadi representasi langsung wajah budaya Indonesia,” ujar Roebby.
“Budaya Indonesia itu unik beragam suku, bahasa, agama, tapi bisa bersatu dalam karya seni. Itulah yang membuatnya tak tergantikan di dunia.”
Ketua KSI, Anita Bulan Bintang, turut menyampaikan kebanggaannya atas proses panjang yang dilalui para peserta. “Para penari kita bukan profesional, mereka adalah pelajar, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga. Namun karena latihan yang rutin dan disiplin selama enam bulan, mereka mampu menghadirkan pertunjukan berkualitas dunia.”
Tarian lain yang tak kalah menarik dalam pertunjukan ini meliputi: Nyonya Kebaya, Zapin Bahari, Topeng Jingga, Nandak Payung Jakarta, Tambeng, Hujan Gerimis, Kipas Mandati, Belian Canang, hingga Piring Batabuh dan Galuik Indang. Setiap tarian menggambarkan keragaman Indonesia dari barat hingga timur dalam satu panggung yang harmonis.
Sementara itu, Tobby, sang koreografer, menutup wawancara dengan sebuah pesan kuat:
“Saya percaya, melalui seni dan tari, dunia bisa disatukan. Budaya adalah bahasa universal yang melampaui batas negara.”
Dengan semangat yang menyala dan karya yang penuh warna, “Exquisite Indonesia” siap kembali menyuarakan keindahan budaya Indonesia ke mata dunia. Sebuah bentuk diplomasi budaya yang hidup lahir dari tanah air, dan menginspirasi dunia ujar Ninik L Karim sebagai Pembina KSI, yang tidak bisa hadir, namun menyampaikan pesan untuk semua yang hadir melalui dalam cupilkan video nya.(Budi Sumarno)