Pada tanggal 18 Mei 2025, mahasiswa UBSI Prodi Sistem informasi akuntansi khususnya angkatan 2023 dengan bimbingan Ibu Silvia Nanda Putri Erito, M.Pd. Selaku dosen matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan melakukan kegiatan berupa pengabdian kepada masyarakat guna untuk memenuhi tugas semester 4.
Mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Peran ini tidak hanya sebatas dalam lingkungan akademik, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Salah satu bentuk nyata dari kontribusi mahasiswa kepada masyarakat yaitu melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kami telah melaksanakan kegiatan dengan tema “ Mari mengenal Permainan Tradisional” di Yayasan Panti Asuhan Nurul Iman yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman, Desa Dawuan Barat, Kec. Cikampek, Kab. Karawang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi nilai-nilai yang dipelajari dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) diantaranya:
Nilai persatuan dan kesatuan melalui permainan tim.
Kepedulian sosial dengan menyentuh langsung masyarakat yang membutuhkan.
Pelestarian budaya nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa.
Penerapan demokrasi dan musyawarah, saat membuat aturan main yang disepakati bersama.
Pembentukan karakter positif, seperti jujur, adil, dan tanggung jawab.
Dengan tujuan untuk memperkenalkan kembali kebudayaan bangsa dalam bentuk permainan tradisoinal kepada anak-anak khususnya yang tinggal di panti asuhan tersebut. Berikut beberapa tujuan dari kegiatan pengabdian yang kami laksanakan, yaitu:
· Melestarikan budaya lokal dengan memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi muda.
· Meningkatkan interaksi sosial dan semangat kebersamaan anak-anak melalui permainan kelompok.
· Membangun kesadaran mahasiswa akan pentingnya peran sosial mereka dalam kehidupan masyarakat.
· Menerapkan nilai-nilai Pancasila dan kewarganegaraan secara nyata, seperti gotong royong, empati, dan kepedulian sosial.
Di era globalisasi yang serba digital, anak-anak cenderung lebih tertarik dengan permainan modern berbasis teknologi. Hal ini berdampak pada menurunnya minat terhadap permainan tradisional yang sesungguhnya memiliki nilai-nilai edukatif dan kebudayaan yang tinggi. Permainan seperti gobak sodor, congklak, engklek, petak umpet, atau bentengan mulai jarang dikenal oleh generasi muda.
Melalui kegiatan pengabdian ini, mahasiswa berupaya untuk memperkenalkan kembali permainan-permainan tersebut, khususnya kepada anak-anak panti asuhan yang kurang mendapatkan akses terhadap pendidikan budaya non-formal. Dengan cara ini, mahasiswa tidak hanya menularkan semangat bermain, tetapi juga menyisipkan nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, kejujuran, dan cinta budaya bangsa.
Kegiatan pengabdian ini berlangsung selama 3 jam mulai dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 12.00 dan diikuti oleh 30 anak dari panti asuhan tersebut. Beberapa permainan tradisional yang diperkenalkan yaitu:
1. Congklak
2. Bola bekel
3. Lompat tali
4. Engklek
5. Lempar sendal
Sebelum permainan dimulai, mahasiswa memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah dan makna dari masing-masing permainan. Anak-anak terlihat antusias, terutama karena sebagian besar dari mereka belum pernah memainkan permainan-permainan tersebut sebelumnya. Kegiatan ini dikemas secara interaktif, dengan melibatkan anak-anak dalam kelompok kecil, sehingga mereka dapat belajar bekerja sama dan membangun rasa kebersamaan.
Bagi anak-anak, kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana hiburan dan edukasi, tetapi juga sebagai jendela untuk mengenal kekayaan budaya bangsa. Sementara itu, bagi mahasiswa, kegiatan ini merupakan wadah nyata dalam menerapkan ilmu, empati, dan kepedulian sosial kepada sesama
Kegiatan ini diakhiri dengan makan bersama dan pemberian hadiah kecil kepada peserta sebagai bentuk apresiasi. Mahasiswa berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak pihak untuk bersama-sama menjaga warisan budaya bangsa.