Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya mendukung program asta cita memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dengan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, ekonomi kreatif dan ekonomi hijau. Kegiatan pengabdian difokuskan kepada pemberdayaan kelompok wanita non-produktif dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang terdapat di Desa Kemoning. Pangan lokal tersebut berupa ampas tahu atau disebut juga okara. Terdapat 3 pembuatan tahu di Desa Kemoning.
Oleh karena itu dipilihnya kelompok wanita di Desa Kemoning bertujuan meningkatkan perekonomian anggota kelompok wanita dengan menerapkan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan ampas tahu sebagai hasil samping pembuatan tahu untuk diolah menjadi inovasi produk yang bermanfaat bagi kesehatan. Tentunya kelompok wanita perlu diberikan pengetahuan tentang kandungan nutrisi ampas tahu, sehingga memahami bahwa ampas tahu dapat diolah menjadi pangan fungsional yaitu makanan yang apabila dikonsumsi dapat memberi manfaat kesehatan.
Kegiatan edukasi diberikan oleh Dosen Fakultas Kesehatan dan Sains, drh. Purwaningtyas Kusumaningsih, M.Biotech., dibantu oleh dua mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Dhyana Pura Bali.
Kelompok wanita berjumlah 15 orang mengikuti edukasi yang menekankan bahwa ampas tahu memiliki kandungan nutrisi protein nabati, serat, mineral dan vitamin yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan dan meningkatkan ketahanan tubuh. Selain itu, dijelaskan pula kepada peserta bahwa ampas tahu aman dikonsumsi oleh penderita alergi gluten dan penyakit autoimun celiac, karena kedelai termasuk golongan legume yang tidak mengandung gluten.
“Konsumsi serat sangat diperlukan bagi bakteri baik dalam usus sehingga meningkatkan penyerapan zat gizi dalam usus serta mencegah obesitas, sembelit, diare, maupun penyakit seperti kanker usus besar,” penjelasan oleh Purwaningtyas Kusumaningsih, Minggu (22/6/2025).
Pada kegiatan ini, peserta diberikan contoh pangan fungsional olahan fermentasi ampas tahu yaitu tempe ampas tahu. Tempe ampas tahu dapat diolah kembali menjadi menu tempe bacem yang empuk dan bergizi. Tempe bacem ampas tahu mengandung serat danprotein nabati yang bisa mencegah obesitas. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mencoba membuat tempe ampas tahu dirumah masing-masing supaya bisa diolah sesuai favorit makanan di keluarga peserta.

“Tempe ampas tahu bisa menjadi salah satu alternatif sumber protein nabati yang bisa dibuat sendiri termasuk dapat mengurangi pengeluaran pembelian lauk pauk. Bahan ampas mudah diperoleh dan murah. Satu tas plastik 20 kg dijual seharga 10 ribu. Paling tidak bisa dibuat lebih dari 12 bungkus tempe ampas tahu,” ujar Purwaningtyas.
Kegiatan berjalan baik dan lancar serta disambut antusias oleh peserta karena para Ibu mendapatkan pengetahuan baru tentang pemanfaatan ampas tahu. Tim Pengabdian khususnya Purwaningtyas berharap dengan edukasi tentang nutrisi ampas tahu akan mengubah paradigma bahwa ampas tahu tidak dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
Tidak lupa tim pengabdian mengucapkan terima kasih atas kehadiran para Ibu, dan edukasi yang diberikan dapat bermanfaat dan dibagikan kepada lingkungan sekitar. Sehingga semakin banyak yang mengetahui manfaat kesehatan dengan mengkonsumsi okara.
Pelaksanaan pengabdian ini menjadi tindakan nyata dari Universitas Dhyana Pura Bali, melalui Fakultas Kesehatan dan Sains, dan Program Studi Ilmu Gizi dalam mendukung program nasional ekonomi hijau dengan pemanfaatan okara bagi kesehatan pencernaan. Terkhusus kepada kelompok wanita di Desa Kemoning Klungkung Bali dimana terdapat usaha pembuatan tahu.