• Hubungi Redaksi
  • Mengapa Tulisan Saya Belum Ditayangkan?
  • Login
  • Register
Siaran Berita
Leaderboard Puteri Anak dan Puteri Remaja Banten 2025
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
Siaran Berita
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
No Result
View All Result
Siaran Berita
No Result
View All Result
Home Opini

Salah Sapa Bisa Jadi Salah Paham: Etika Komunikasi Lintas Budaya di Dunia

Salsabila Salwa by Salsabila Salwa
29 June 2025
in Opini
A A
0
01jy8g7hxaf9aza62xwf4fk859
856
SHARES
1.2k
VIEWS
Banner Publikasi Press Release Gratis

 

Pernah ngga kamu nyapa orang baru dengan semangat 45, tapi dibalas datar atau malah dicuekin? Rasannya aneh, ya. Padahal niatnya ramah. Tapi bisa jadi, kamu sedang masuk ke “wilayah budaya” orang lain tanpa sadar. Dan tanpa etika yang pas, ucapan sederhana bisa jadi bencana komunikasi.
Di dunia yang makin “sempit” karena internet dan mobilitas tinggi, komunikasi lintas budaya bukan cuma terjadi saat traveling. Ini bisa terjadi waktu kamu meeting bareng tim dari India, ikut seminar bareng mahasiswa Jerman, atau sekadar ngobrol dengan teman satu kelas yang dari Papua.
Nah, di sinilah etika dalam komunikasi lintas budaya memainkan peran penting. Ini bukan lagi teori pelajaran kelas, tapi kunci supaya interaksi beda latar ngga jadi drama salah paham.

Apa Sih, Etika dalam Komunikasi Lintas Budaya?

Secara sederhana, etika adalah cara manusia menjaga agar komunikasi berjalan dengan saling hormat dan tidak menyakiti. Rushworth M. Kidder menyebut etika sebagai ilmu tentang karakter ideal manusia. Sementara menurut Kees Bertens, etika itu seperti rambu – rambu dalam bersikap terutama ketika kita berhadapan dengan perbedaan.
Nah, saat dua budaya bertemu, masing-masing membawa “rambu – rambu” sendiri. Tanpa kesadaran dan pengertian, kita bisa saja menabrak batas budaya$  orang lain. Komunikasi bisa gagal, bukan karena bahasanya salah, tapi karena cara dan nilai di balik kata – kata tidak cocok.

Studi Kasus: Mahasiswa Patani dan “Benturan Budaya Halus” di Indonesia

Fatimah, seorang mahasiswi asal Patani, Thailand Selatan$ , tiba di kampusnya di Jawa Tengah dengan penuh semangat. Tapi dalam seminggu, ia merasa janggal. Ia bingung kenapa teman – temannya bebas ngobrol akrab dengan lawan jenis. Di kampung halamannya, ini dianggap terlalu bebas dan melanggar norma Islami yang dijunjung tinggi.
Saat seorang teman laki-laki mengulurkan tangan untuk bersalaman, Fatimah menolak dengan sopan. Tapi temannya salah paham dan merasa “dipinggirkan.”
Itu bukan soal pribadi, tapi soal perbedaan nilai dan budaya. Kalau tidak disikapi dengan etika komunikasi yang baik, salah paham kecil ini bisa berkembang jadi sikap saling menjauh, bahkan diskriminasi $ halus. Untungnya, Fatimah akhirnya memilih untuk bercerita dan menjelaskan nilai-nilai yang dia pegang. Dari situ, teman-temannya jadi lebih paham dan malah penasaran belajar soal budaya Patani.
Kata Ahli, William Gudykunst dan Young Yun Kim mengatakan bahwa keberhasilan komunikasi lintas budaya sangat bergantung pada seberapa baik kita memahami nilai, norma, dan kebiasaan budaya lain, bukan cuma bahasanya.

Dampak dari Studi Kasus Mahasiswa Patani: Salah Paham yang Bisa Jadi Jarak Sosial

Dari kasus Fatimah, mahasiswa Patani yang kuliah di Indonesia kita bisa lihat bahwa salah paham karena beda budaya itu dampaknya ngga main – main. Awalnya memang cuma persoalan kecil, menolak salaman, gaya bicara yang berbeda, atau pakaian yang lebih tertutup. Tapi kalau tidak direspons dengan bijak, situasi ini bisa berkembang jadi jarak emosional, bahkan pengucilan sosial.
Fatimah merasa canggung, tidak dianggap, bahkan dicap “ngga mau gabung” oleh teman – temannya. Sementara teman lokal merasa Fatimah sok suci. Padahal, semua itu hanya soal beda budaya, bukan soal sikap pribadi.
Jika dibiarkan, dampaknya bisa membuat mahasiswa seperti Fatimah menarik diri, kehilangan semangat belajar, atau bahkan merasa tidak aman secara psikologis. Di sisi lain, mahasiswa lokal juga kehilangan kesempatan untuk belajar menghargai keragaman.

Apa yang Harus Dilakukan?

1. Buka ruang dialog informal, Ajak ngobrol santai untuk saling bertukar cerita budaya.
2. Fasilitasi sesi cultural sharing, Misalnya di kampus, buat agenda “Hari Budaya” agar mahasiswa dari berbagai daerah bisa menjelaskan nilai-nilai khasnya.
3. Latih empati lintas budaya, Belajar untuk tidak buru-buru menilai, tapi mendengarkan.
4. Berani bertanya dan menjelaskan, Seperti yang dilakukan Fatimah ketika akhirnya ia menjelaskan alasannya menolak salaman.
Intinya, ketika perbedaan muncul, jangan buru – buru menuduh. Langkah pertama adalah bertanya, bukan menghakimi. Karena dalam komunikasi lintas budaya, niat baik saja belum cukup, kita juga perlu cara yang baik.

Tantangan Nyata dalam Komunikasi Antarbudaya

1. Bahasa – Satu kata bisa beda makna. Contoh: “make” dalam Bahasa Patani artinya makan. Dalam Bahasa Indonesia? Artinya ‘memakai’. Bisa bikin bingung kan?
2. Gestur dan ekspresi – Lambaian tangan bisa sopan di satu budaya, tapi menyinggung di tempat lain.
3. Nilai sosial dan agama – Di satu budaya, menyebut agama itu wajar. Di budaya lain, itu dianggap terlalu pribadi.
4. Sikap terhadap waktu – Datang terlambat 10 menit di Indonesia mungkin biasa. Tapi di Jerman, bisa dianggap tidak menghargai waktu.
5. Humor – Sarkasme dan dark jokes bisa bikin orang luar negeri ngakak, tapi bisa juga bikin orang Asia merasa disindir.

Dampaknya Kalau Etika Diabaikan

  • Salah paham berkepanjangan
  • Gagal membangun kerja tim lintas negara
  • Merasa dikucilkan atau bahkan mengalami diskriminasi
  • Gagal dalam negosiasi, kerja sama, atau hubungan sosial

Tips & Trik: Biar Ngga Salah Ucap

1. Jangan pakai standar budaya sendiri untuk menilai orang lain.
Open your mind. Belum tentu “aneh” itu salah.
2. Pelajari budaya dasar sebelum berinteraksi.
Minimal tahu salam yang sopan, gestur yang dilarang, dan kata-kata sensitif.
3. Perhatikan ekspresi dan bahasa tubuh.
Diam belum tentu marah. Senyum belum tentu setuju.
4. Berani tanya.
“Aku boleh manggil kamu dengan nama panggilan ini ngga?” atau “Di sini biasanya bagaimana ya ngomong ke dosen?”
5. Pakai bahasa universal seperti senyum, hormat, dan empati.
Bahasa tubuh yang tulus akan melampaui perbedaan kata.

Dunia Makin Dekat, Tapi Kita Bisa Makin Jauh Kalau Tidak Mau Belajar

Globalisasi bikin batas negara memudar. Tapi batas budaya tetap ada. Bahkan dalam dunia digital, komentar kita bisa dibaca orang dari ratusan negara dengan sensitivitas berbeda. Tanpa etika lintas budaya, komunikasi bisa jadi senjata makan tuan.
Kalau Geert Hofstede bilang, budaya itu kayak bawang, punya lapisan luar dan dalam. Kita mungkin bisa memahami simbol atau bahasa luar, tapi yang bikin komunikasi nyambung justru nilai-nilai terdalamnya.
Kesimpulan: Tidakk Perlu Seragam, Tapi Perlu Saling Paham
Beda budaya itu bukan masalah. Justru keberagaman adalah warna. Tapi kalau kita saling tabrak tanpa tahu aturan mainnya, yang muncul bukan pelangi, tapi ledakan. Etika komunikasi lintas budaya adalah cara kita berjalan berdampingan tanpa saling menyakiti.
Jadi, kalau kamu merasa komunikasi kamu sering gagal sama orang beda budaya, bukan karena kamu ngga pintar ngomong, mungkin kamu belum cukup paham caranya bicara dengan hati.
Karena di dunia yang makin sempit, memahami itu jauh lebih penting dari sekadar menyampaikan.

Baca Juga

Gold Modern And Minimalist For Law Firm Template 20250711 145858 0000

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

11 July 2025
ilustrasi Kode Etik sumber pelajaran.co .id

Etika Profesi: Pilar Utama Tanggung Jawab dan Integritas Moral

11 July 2025
IMG 20250708 134633

Membunuh Organisasi dengan Sinisme, Ironi Mahasiswa Zaman Nyaman

8 July 2025
gambar deepfake

Antara Asli dan Imitasi: Eksplorasi AI, Deepfake, dan Ectype Modern

8 July 2025
Share342Tweet214Share60Pin77SendShare
Leaderboard apa apa
Previous Post

Porprov 2026: Pemkot, KONI, dan Swasta Kompak Siapkan Fasilitas Olahraga

Next Post

Reuni Alumni ’89 SMP Negeri Inderapura di Pantai Family Pesisir Selatan

Salsabila Salwa

Salsabila Salwa

Related Posts

Gold Modern And Minimalist For Law Firm Template 20250711 145858 0000

Hasto Menelanjangi Kekuasaan dengan Pledoinya

11 July 2025
ilustrasi Kode Etik sumber pelajaran.co .id

Etika Profesi: Pilar Utama Tanggung Jawab dan Integritas Moral

11 July 2025
IMG 20250708 134633

Membunuh Organisasi dengan Sinisme, Ironi Mahasiswa Zaman Nyaman

8 July 2025
gambar deepfake

Antara Asli dan Imitasi: Eksplorasi AI, Deepfake, dan Ectype Modern

8 July 2025
Next Post
IMG 20250629 WA0034

Reuni Alumni ’89 SMP Negeri Inderapura di Pantai Family Pesisir Selatan

IMG 20250629 160310 1

Kwarran Pagerageung Resmi Lepas Peserta Jambore Daerah Jawa Barat Tahun 2025

IMG 6372

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM Tawarkan Terobosan Konsep Wisata Seru dan Edukatif di Petik Madu

ilustrasi perang iran israel

Konflik Iran-Israel, Ancaman yang Tak Kunjung Usai dan Implikasi Global

ai generated 9101758 1280

Antara Latte dan Macchiato: Penikmat Kopi Harus Tahu Ini

Please login to join discussion
Rumah Prabu Half Page
Siaran Berita

Siaran-Berita.com adalah portal media berita online yang terbuka untuk umum dan menerima kontribusi tulisan dari berbagai penulis. Tulisan yang dimuat dapat berupa berita, press release, opini, maupun bentuk tulisan lainnya.

Segala konten yang dipublikasikan di Siaran-Berita.com merupakan tanggung jawab penuh dari masing-masing penulis. Hak cipta atas isi tulisan, gambar, maupun video yang ditayangkan di situs ini sepenuhnya menjadi milik penulis atau pengunggah konten.

Follow Us

Siaran-Berita.com

Jika Anda merasa keberatan dengan adanya tulisan, gambar, atau video yang ditampilkan di situs ini karena alasan hak cipta atau alasan lainnya, silakan hubungi tim redaksi melalui email di:

📧 redaksi@siaran-berita.com

Kami akan segera meninjau dan menghapus konten yang dimaksud sesuai dengan kebijakan dan pertimbangan redaksi.

Penting! Klaim Tulisan Kamu

Sehubungan dengan serangan pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab mengakibatkan Redaksi mengalami kehilangan data dan terpaksa melakukan restore dari backup yang mengakibatkan beberapa tulisan dari penulis “berpindah” ke default “Redaksi”. Bagi yang ingin mengklaim tulisan nya silahkan tinggalkan pesan di kolom komen atau email ke : redaksi@siaran-berita.com

Square Media Wanita
  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Mengapa Tulisan Belum Ditayangkan?

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita

Welcome Back!

Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Ekonomi & Bisnis
  • Internasional
  • Nasional
  • Properti
  • SBTV
  • Lainnya
    • Gaya Hidup
    • Teknologi
    • Otomotif
    • English
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Pariwisata
    • Pendidikan
    • Product Review
    • Sorot
    • Sport
    • Event
    • Opini
    • Profil
  • Login
  • Sign Up

© 2023 SIaran Berita - Pres Rilis dan Berita