Siapa yang bisa terhindar dari media sosial saat ini? Begitu bangun, langsung cek hp dan lihat timeline. Saat ingin makan, pasti harus diabadikan dengan foto. Ketika berlibur, tak lupa untuk memperbarui cerita. Semua kejadian seolah harus diunggah, seakan-akan jika tidak diposting, itu tidak terjadi sama sekali.
Media sosial jelas membuat banyak hal menjadi lebih mudah. Kita dapat terhubung kembali dengan teman-teman lama, bertemu orang baru, bahkan mencari peluang kerja. Segala informasi yang dibutuhkan dapat dicari dengan cepat. Namun, di balik semua kenyamanan tersebut, ada sisi lain yang kadang membuat kita merasa… kesepian.
Dekat, Tapi Sebenarnya Jauh
Lucu memang. Kita memiliki banyak, bahkan mungkin ribuan teman di daftar, tetapi saat ingin berbagi cerita yang sebenarnya, kita justru bingung harus menghubungi siapa. Semua orang terlalu sibuk menjaga penampilan di media sosial, namun melupakan pentingnya menjalin hubungan di kehidupan nyata.
Terkadang kita juga terperangkap dalam perbandingan antara hidup kita dan ‘kehidupan orang lain’ yang muncul di layar. Tampaknya orang lain selalu bahagia, bepergian, membeli barang mahal, atau berpacaran dengan manis. Sedangkan kita? Hanya berbaring di tempat tidur, menonton acara sambil menggulir akun-akun orang yang sukses. Akhirnya, muncul perasaan kurang percaya diri, takut ketinggalan, merasa ‘tidak cukup’ tanpa sebab yang jelas.
Bukan Salah Media Sosial
Media sosial sejatinya hanyalah sarana. Kita adalah yang menentukan penggunaannya untuk tujuan apa. Namun, sering kali kita malah terjebak sendiri. Mengintip mantan, ingin tahu tentang akun selebriti, berdebat soal yang sepele di bagian komentar, hingga begadang hanya untuk membuat konten. Melelahkan, bukan?
Waktunya Kembali ke Dunia Nyata
Mungkin kita perlu sejenak berhenti. Tidak masalah jika kita offline selama beberapa jam, satu hari, atau bahkan seminggu. Utamakan kebersamaan dengan orang-orang terdekat di sekitar kita. Makan bersama tanpa harus memegang telepon. Berbicara secara langsung tanpa gangguan notifikasi yang tiba-tiba muncul.
Kenyataannya, yang membuat kita benar-benar merasa terhubung bukanlah like, komentar, atau jumlah tampilan. Namun, tawa yang dibagikan, cerita dengan kejujuran, pelukan yang hangat, atau sekadar berjalan sore bersama orang yang membuat kita nyaman.
Media sosial itu teman, tetapi jangan sampai kita melupakan keberadaan teman sejati. Kehidupan tidak hanya tentang pembaruan status. Terkadang, momen yang paling berharga adalah yang tidak kita bagikan.
Jika sesekali ingin menghilang dari beranda, boleh aja. Dunia nyata selalu ada, dengan mereka yang sungguh-sungguh peduli, tanpa penampilan yang dipoles.